Suara.com - Ketua Aliansi Telemedik Indonesia Prof. dr. Pumawan, M.Ph., P.Hd menyebut masker yang terbuat dari kain bisa digunakan sebagai alat pelindung diri (APD) dari wabah virus corona atau Covid-19. Masker kain menurutnya bisa digunakan berkali-kali asalkan telah dicuci dengan bersih.
Hal itu dikatakan Pumawan dalam acara bincang-bincang secara live dengan tajuk "Mengatasi Kebosasan dan Mengelola Stress di Saat Physical Distancing dan Isolasi Mandiri" di akun Instagram Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Minggu (29/3/2020). Pumawan menilai masyarakat bisa menproduksi masker kain secara mandiri, sekaligus menjadikannya sebagai peluang usaha.
"Ini kesempatan juga untuk usaha online bikin masker dari kain, itu sebenarnya cukup karena covid ini kan menular bukan dari udara ya, dari droplet," kata Pumawan.
Pumawan mengungkapkan, bahwa masker kain bisa digunakan berkali-kali. Asalkan, setelah dipakai langsung dicuci secara bersih untuk kemudian nantinya digunakan kembali.
"Jadi sebenarnya masker kain sampai di rumah kita cuci, ya kan besok ganti lagi pakai yang sudah bersih tidak masalah itu. Jadi itu kan aktif-produktif," katanya.
Sebagaimana diketahui, angka kasus positif corona Covid-19 di Indonesia terus melonjak. Data terbaru pada Sabtu (28/3/2020) kemarin, pasien positif corona mencapai 102 orang. Dengan demikian, total pasien corona menjadi 1.155 kasus.
Adapun data sebelumnya pada Jumat (27/3), total pasien positif corona mencapai 1.046 orang.
"Kasus positif bertamba 109 kasus, sehingga total pasien positif 1.155 kasus," kata Jubir Pemerintah untuk Penganaan virus Corona alias COVID-19, Achmad Yurianto lewat live streaming BNPB, Sabtu (28/3/2020).
Dari data per Sabtu (28/3) kemarin, kata Yurianto, pasien yang meninggal dunia juga meningkat sebanyak 15 orang. Sehingga total angka kematian tembus menjadi 102 kasus.
Baca Juga: Menperin Minta Industri Tekstil dan Otomotif Ikut Produksi APD Serta Masker
Selain itu, jumlah pasien yang sembuh ada sebanyak 13 orang.
"Kemudian pasien yang sembuh bertambah 13 orang, sehingga pasien sembuh ada 59," kata dia.
Berita Terkait
-
Lawan Corona, Warga Banteng Baru Sleman Semprot Disinfektan Mandiri
-
Adhi: Seperti Tim Medis, Ojol Juga Pahlawan Ditengah Wabah Corona
-
Hotman Paris Uji Coba Basmi Virus Corona Pakai Uap Air Panas, Yakin Bisa?
-
Selain Pangeran Charles, Ini 3 Anggota Kerajaan Lain yang Positif Corona
-
Siap-siap, Kota Bandung Kemungkinan Bakal Kena Lockdown
Terpopuler
- Breaking News! PSSI Resmi Umumkan Pelatih Timnas Indonesia
- 8 City Car yang Kuat Nanjak dan Tak Manja Dibawa Perjalanan Jauh
- 5 Rekomendasi Cushion Mengandung Skincare Anti-Aging Untuk Usia 40 Ke Atas
- Djarum Buka Suara soal Pencekalan Victor Hartono dalam Kasus Dugaan Korupsi Tax Amnesty
- 5 Smartwatch Terbaik untuk Olahraga dan Pantau Detak Jantung, Harga Mulai Rp300 Ribuan
Pilihan
-
Timnas Indonesia: U-17 Dilatih Timur Kapadze, Nova Arianto Tukangi U-20, Bojan Hodak Pegang Senior?
-
Harga Minyak Dunia Melemah, di Tengah Upaya Trump Tekan Ukraina Terima Damai dengan Rusia
-
Indonesia jadi Raja Sasaran Penipuan Lowongan Kerja di Asia Pasifik
-
Kisah Kematian Dosen Untag yang Penuh Misteri: Hubungan Gelap dengan Polisi Jadi Sorotan
-
Kisi-Kisi Pelatih Timnas Indonesia Akhirnya Dibocorkan Sumardji
Terkini
-
Sadis! Pembunuh Guru di OKU Ternyata Mantan Penjaga Kos, Jerat Leher Korban Demi Ponsel
-
Gebrakan Menhan-Panglima di Tambang Ilegal Babel Dikritik Imparsial: Pelanggaran Hukum, Tanda Bahaya
-
Otak Pembakar Rumah Hakim PN Medan Ternyata Mantan Karyawan, Dendam Pribadi Jadi Pemicu
-
Dari IPB hingga UGM, Pakar Pangan dan Gizi Siap Dukung BGN untuk Kemajuan Program MBG
-
Menhaj Rombak Skema Kuota Haji: yang Daftar Duluan, Berangkat Lebih Dulu
-
Isu Yahya Cholil Staquf 'Dimakzulkan' Syuriyah PBNU, Masalah Zionisme Jadi Sebab?
-
Siap-siap! KPK akan Panggil Ridwan Kamil Usai Periksa Pihak Internal BJB
-
Bukan Tax Amnesty, Kejagung Cekal Eks Dirjen dan Bos Djarum Terkait Skandal Pengurangan Pajak
-
Menhaj Irfan Siapkan Kanwil Se-Indonesia: Tak Ada Ruang Main-main Jelang Haji 2026
-
Tembus Rp204 Triliun, Pramono Klaim Jakarta Masih Jadi Primadona Investasi Nasional