Suara.com - Presiden Jokowi meminta kementerian dan lembaga terkait untuk memperbaiki sistem pembelajaran, agar persentase siswa berprestasi rendah dapat diturunkan secara drastis.
Presiden dalam rapat terbatas melalui telekonferensi dari Istana Merdeka, Jakarta, Jumat, memaparkan berdasarkan hasil Program Penilaian Pelajar Internasional (Programme for International Student Assessment/PISA) yang terakhir dilakukan pada 2018.
Terdapat tiga masalah utama pendidikan di Indonesia, yang salah satunya adalah tingginya persentasi siswa berprestasi rendah di Indonesia.
“Besarnya presentasi siswa berprestasi rendah, meskipun kita tahu Indonesia berhasil meningkatkan akses anak usia 15 tahun terhadap sistem sekolah,” ujar Jokowi.
Dia meminta upaya lebih keras lagi dari jajarannya untuk mengatasi permasalahan rendahnya prestasi siswa.
Jokowi menginginkan agar persentase siswa berprestasi rendah dapat turun setidaknya menjadi 15 persen di 2030.
“Masih perlu upaya lebih besar, agar target anak berprestasi rendah berada di kisaran 15-20 persen di 2030,” ujarnya.
Untuk memperbaiki prestasi siswa, Kepala Negara meminta perbaikan proses belajar, terutama dengan mengoptimalkan layanan teknologi komunikasi dan informatika.
Selain itu, Presiden juga meminta perbaikan lingkungan belajar siswa, termasuk upaya-upaya untuk meningkatkan motivasi belajar siswa. Hal-hal yang dapat mengganggu iklim belajar siswa seperti perundungan harus ditekan.
Baca Juga: Revisi UU Pendidikan Kedokteran Dinilai akan Benahi Sistem Pendidikan
“Dari hasil survei PISA dan evaluasi Ujian Nasional juga menyebutkan ada dukungan yang kuat antara kondisi ekonomi siswa dengan capaian hasil UN atau skor hasil PISA,” ujar dia.
Presiden meminta hasil survei PISA dan ditiadakannya UN pada tahun ini dapat menjadi momentum untuk merumuskan ulang sistem evaluasi, standar pendidikan dasar dan menengah secara nasional.
“Apakah dalam pengendalian mutu pendidikan secara nasional, apakah hanya menggunakan UN atau bisa menggunakan standar yang dipakai secara internasional seperti PISA,” ujarnya.
Indonesia telah mengikuti survei PISA sebanyak tujuh putaran sejak 2000 sampai 2018. Survei PISA menunjukkan sistem pendidikan Indonesia sudah berubah menjadi inklusif, terbuka dan meluas dalam 18 tahun terakhir.
Berita Terkait
-
Mendikbud Nadiem Makarim Akan Ubah Isi Buku Pelajaran Sekolah
-
CEK FAKTA: Benarkah Jokowi Tiadakan Salat Jumat di Masjid?
-
Bahas RKUHP saat Corona, Jokowi dan DPR Tambah Rakyat Menderita
-
Diminta Jokowi Aliri Listrik 433 Desa, PLN: Sebelum Akhir 2020 Selesai
-
Pemerintah Didesak Berikan Internet Gratis ke Publik selama Wabah Corona
Terpopuler
- Dana Operasional Gubernur Jabar Rp28,8 Miliar Jadi Sorotan
- Viral Video 7 Menit Ahmad Sahroni dan Nafa Urbach, Praktisi Hukum Minta Publik Berhati-hati
- Prabowo Dikabarkan Kirim Surat ke DPR untuk Ganti Kapolri Listyo Sigit
- Prabowo Incar Budi Gunawan Sejak Lama? Analis Ungkap Manuver Politik di Balik Reshuffle Kabinet
- Tutorial Bikin Foto di Lift Jadi Realistis Pakai Gemini AI yang Viral, Prompt Siap Pakai
Pilihan
-
Ketika Politik dan Ekonomi Turut Membakar Rivalitas Juventus vs Inter Milan
-
Adu Kekayaan Komjen Suyudi Ario Seto dan Komjen Dedi Prasetyo, 2 Calon Kapolri Baru Pilihan Prabowo
-
5 Transfer Pemain yang Tak Pernah Diduga Tapi Terjadi di Indonesia
-
Foto AI Tak Senonoh Punggawa Timnas Indonesia Bikin Gerah: Fans Kreatif Atau Pelecehan Digital?
-
Derby Manchester Dalam 3 Menit: Sejarah, Drama, dan Persaingan Abadi di Premier League
Terkini
-
Yakin Ganti Kapolri Cukup? KontraS Sebut Masalah Polri Jauh Lebih Dalam dari Sekadar Pimpinan
-
Komisi III soal Isu Calon Kapolri: Wakapolri atau Suyudi, Kami...
-
Tiga Mahasiswa Masih Hilang Sejak Unjuk Rasa Akhir Agustus, KontraS: Diduga Penghilangan Paksa
-
Pakar Ingatkan Tim Reformasi Polri Jangan Cuma Jadi 'Angin Surga' Copot Kapolri
-
Reformasi Kepolisian Tak Cukup Ganti Kapolri, Butuh Political Will dari Presiden
-
Tewas usai Dicabuli, Jejak Pembunuh Mayat Bocah dalam Karung Terungkap Berkat Anjing Pelacak!
-
Harus Ada TPA Terpadu di PIK usai Ada Sanksi dari KLHK
-
Ganti Kapolri Tak Cukup! Presiden Prabowo Didesak Rombak Total UU Kepolisian
-
Langit Madinah Mencekam, Diduga Rudal Houthi Dicegat Pertahanan Arab Saudi
-
Aktivis 98 Gagas 'Warga Peduli Warga', Bagikan Ribuan Sembako ke Ojol dan Warga Rentan Jakarta