Suara.com - Protes dari kelompok mahasiswa yang tergabung dalam Aliansi BEM Jakarta Bersuara menjadi perbincangan publik.
Aliansi tersebut mengkritik kebijakan Pemerintah Provinsi DKI dalam menanggulangi pandemi virus corona atau Covid-19.
Mulai dari rencana lockdown yang dinilai tergesa-gesa hingga strategi yang diterapkan Anies Baswedan cenderung politis, seperti soal pemberian fasilitas hotel bintang 5 kepada tenaga medis yang menangani virus corona.
Aliansi BEM Jakarta Bersuara mengklaim fasilitas mewah yang diberikan kepada tenaga medis berlebihan karena tidak menjamin pencegahan virus corona tersebar merata.
Kritik yang disampaikan Aliansi BEM Jakarta Bersuara pun mendapat sambutan dari sejumlah kampus yang disebut-sebut anggotanya terlibat dalam aksi.
Salah satunya BEM Universitas Muhammadiyah Jakarta yang merilis pernyataan sikap melalui akun Instagram @bem.umj.
Dalam surat yang ditandatangani oleh Mujiono Kusnadar itu, BEM UMJ mengklarifikasi bahwa aksi tersebut terselenggara tanpa koordinasi dari anggota BEM yang masih aktif.
"Tidak adanya bentuk koordinasi terhadap kampus yang bersangkutan dengan Aliansi BEM DKI Jakarta tersebut," ujar Mujiono.
Pihak BEM UMJ saat dihubungi Suara.com juga menerangkan, pihaknya tidak terlibat dalam aksi tersebut.
Baca Juga: Kepala BNPB Ungkap Rahasia Menteri Basuki Tak Tertular Corona dari Menhub
"Oknum yang ikut dalam aliansi itu sudah tidak lagi menjabat di kampus," demikian pernyataan BEM UMJ.
Klarifikasi serupa juga dilayangkan oleh BEM Universitas Esa Unggul melalui surat yang diunggah di akun Instagram @bemueu_offisial.
BEM Universitas Esa Unggul menolak tegas narasi yang dikeluarkan oleh Aliansi BEM Jakarta Bersuara. Mereka menegaskan, pihaknya tidak terlibat dalam aksi tersebut.
"Oknum yang mengaku mewakili BEM Universitas Esa Unggul bukan merupakan bagian dari BEM Universitas Esa Unggul," ungkap Presiden BEM Esa Unggul Rachmat Efendi dalam keterangannya.
Adapun pernyataan sikap ketiga disampaikan oleh BEM Universitas Trilogi sama seperti BEM UMJ dan BEM Esa Unggul.
Dalam pernyataan yang diterbitkan Kabinet Abhinaya Dhakara, BEM Trilogi 2020 mengklaim Aliansi BEM Jakarta Bersuara tidak menjalin koordinasi untuk melakukan aksi.
Berita Terkait
-
Imbas Corona, PNS Terancam Tak Dapat THR dan Gaji Ke-13 Lebaran Tahun Ini
-
Sehari, Pasien Positif Covid-19 Kota Bandung Melonjak Hampir 2 Kali Lipat
-
Kepala BNPB Ungkap Rahasia Menteri Basuki Tak Tertular Corona dari Menhub
-
Warga Tolak Makamkan Jenazah Pasien Corona, Yuni Shara: Sangat Tersiksa
-
Perusahaan Korea Kasih 50.000 Alat Tes PCR Corona ke Indonesia
Terpopuler
- 4 Link DANA Kaget Khusus Jumat Berkah: Klaim Saldo Gratis Langsung Cuan Rp 345 Ribu
- 7 Rekomendasi Parfum Terbaik untuk Pelari, Semakin Berkeringat Semakin Wangi
- Unggahan Putri Anne di Tengah Momen Pernikahan Amanda Manopo-Kenny Austin Curi Perhatian
- 8 Moisturizer Lokal Terbaik untuk Usia 50 Tahun ke Atas, Solusi Flek Hitam
- 15 Kode Redeem FC Mobile Aktif 10 Oktober 2025: Segera Dapatkan Golden Goals & Asian Qualifier!
Pilihan
-
Tekstil RI Suram, Pengusaha Minta Tolong ke Menkeu Purbaya
-
Grand Mall Bekasi Tutup, Netizen Cerita Kenangan Lawas: dari Beli Mainan Sampai Main di Aladdin
-
Jay Idzes Ngeluh, Kok Bisa-bisanya Diajak Podcast Jelang Timnas Indonesia vs Irak?
-
278 Hari Berlalu, Peringatan Media Asing Soal Borok Patrick Kluivert Mulai Jadi Kenyataan
-
10 HP dengan Kamera Terbaik Oktober 2025, Nomor Satu Bukan iPhone 17 Pro
Terkini
-
Minim Penerangan, Ragunan Janji Evaluasi Wisata Malam Tanpa Ganggu Satwa
-
Malam Perdana, Night at Ragunan Zoo Diserbu 3.713 Pengunjung: Kebanyakan Datang untuk Piknik
-
Polda Metro Jaya Mangkir, Sidang Praperadilan Aktivis Khariq Anhar Ditunda
-
Di Balik Janji Hijau, Dunia Didesak Bersihkan Tata Kelola Tambang
-
Survei Kepuasan Tinggi, Profesor LIPI Soroti Geng Solo dan Menteri 'Nilai Merah' di Kabinet Prabowo
-
Polisi Ungkap Alasan Tak Mau Gegabah Usut Tragedi Ponpes Al Khoziny, Keluarga Korban Jadi Prioritas
-
Keracunan MBG Masih Terjadi, JPPI Catat Ribuan Orang Jadi Korban dalam Sepekan
-
Geger Kematian Siswa SMP di Grobogan, Diduga Dibully di Sekolah, Polisi Periksa 9 Saksi
-
Usut Kasus Korupsi Kuota Haji, KPK Panggil Anggota DPRD Mojokerto
-
Fakta Baru Kematian Siswa SMP Grobogan: Di-bully Lalu Diadu Duel, Tulang Tengkuk Patah