Suara.com - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menegaskan bahwa musim kemarau tidak akan berpengaruh besar terhadap perkembangan dan penyebaran wabah Covid-19. Sehingga iklim tropis seperti Indonesia pada saat kemarau tidak dapat melemahkan atau menurunkan penyebaran Virus Corona jenis baru, penyebab Coronavirus Disease atau Covid-19.
Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati dalam diskusi daring yang digelar Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Jakarta bertajuk "Benarkah Iklim Berpengaruh pada Penyebaran Covid-19" menyatakan bahwa meski di musim kemarau, orang harus tetap mematuhi physical distancing atau jaga jarak.
"Dalam surat rekomendasi yang telah kami sampaikan kepada Presiden pun ditekankan bahwa harus tetap dilakukan physical distancing, karena inilah yang bisa membuat pengurangan wabah Covid-19 berhasil," kata Dwikorita Karnawati, Selasa (7/4/2020) malam.
Ia menyarankan bahwa di musim kemarau, bagus dimanfaatkan dengan menjaga lebih ketat pergerakan orang. Karena transmisi Virus Corona saat ini paling besar melalui manusia.
"Membatasi jarak dan intervensi kesehatan masyarakat, agar pengaruh temperatur suhu udara terhadap penyebaran Covid-19 menjadi lebih efektif (mengadang). Jadi demikian poinnya," tandasnya.
Dwikorita Karnawati menjelaskan, berdasarkan kajian dari beberapa penelitian sebelumnya menyebut bahwa lingkungan suhu udara tinggi dan kelembapan tinggi membuat Virus Corona menjadi tak stabil. Namun yang mengontrol penyebaran wabah tidak hanya faktor suhu dan kelembapan udara, akan tetapi faktor demografi, mobilitas orang, dan interaksi sosial serta intervensi kesehatan masyarakat.
"Jadi apabila upaya pembatasan sosial diterapkan dengan ketat dan efektif, diperkirakan datangnya musim kemarau bisa mendukung upaya mitigasi wabah ini," lanjutnya.
Ia juga menyampaikan alasan penggunaan beberapa literatur yang berstatus belum final atau peer-reviewed dalam kajian BMKG yang berjudul "Pengaruh Cuaca dan Iklim Terhadap Penyebaran Covid-19".
Dwikorita Karnawati berdalih, dalam kondisi darurat Covid-19 pihaknya tidak mungkin sepenuhnya menggunakan literatur yang berstatus peer-reviewed.
Baca Juga: Viral, Gubernur Jateng Ganjar Pranowo Tinjau Sosialisasi Covid-19
Dalam kajian, pihaknya juga menggunakan literatur yang telah berstatus peer-reviewed pada 2011 terkait wabah SARS Covid yang terjadi sebelumnya. Dalam literatur penelitian itu disebutkan, bahwa penyebaran virus dikontrol oleh lintang tinggi atau suhu yang rendah dan kelembapan yang rendah.
Sementara itu, Dwikorita Karnawati mengemukakan bahwa sebagian besar literatur yang dikumpulkan dalam kajian BMKG berjudul "Pengaruh Cuaca dan Iklim Terhadap Penyebaran Covid-19" itu adalah hasil kajian baru antara Januari hingga Maret 2020.
Literatur ini pun telah dimasukkan untuk dilakukan review agar berstatus peer-reviewed. Hanya, menurut Dwikorita Karnawati, pihaknya tidak mungkin menunggu beberapa literatur hingga berstatus peer-reviewed di dalam kondisi darurat lantaran bisa memakan waktu lama.
"Jadi sangat tidak mungkin kalau dalam kondisi darurat, emergensi, kita harus menunggu tiga bulan enam bulan lagi. Saat ini adalah kondisinya darurat," pungkas Dwikorita Karnawati.
Catatan dari Redaksi: Jika merasakan gejala batuk, sakit tenggorokan dan demam, informasi seputar Coronavirus Disease (Covid-19) bisa diperoleh di Hotline Kemenkes 021-5210411 atau kontak ke nomor 081-2121-23119. Terapkan imbauan tetap tinggal di rumah, dan jaga jarak atau physical distancing, minimal dua meter persegi. Selalu gunakan masker setiap keluar rumah.
Berita Terkait
Terpopuler
- 19 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 5 Oktober: Ada 20.000 Gems dan Pemain 110-113
- Rhenald Kasali di Sidang ASDP: Beli Perusahaan Rugi Itu Lazim, Hakim Punya Pandangan Berbeda?
- Beda Pajak Tahunan Mitsubishi Destinator dan Innova Reborn, Lebih Ringan Mana?
- 3 Shio Paling Beruntung Pekan Kedua 6-12 Oktober 2025
- Jadwal dan Lokasi Penukaran Uang Baru di Kota Makassar Bulan Oktober 2025
Pilihan
-
Pihak Israel Klaim Kantongi Janji Pejabat Kemenpora untuk Datang ke Jakarta
-
Siapa Artem Dolgopyat? Pemimpin Atlet Israel yang Bakal Geruduk Jakarta
-
Seruan Menggetarkan Patrick Kluivert Jelang Timnas Indonesia vs Arab Saudi
-
Perbandingan Spesifikasi vivo V60 Lite 4G vs vivo V60 Lite 5G, Kenali Apa Bedanya!
-
Dana Transfer Dipangkas, Gubernur Sumbar Minta Pusat Ambil Alih Gaji ASN Daerah Rp373 T!
Terkini
-
Anggaran Dipangkas Rp 15 Triliun, Gubernur DKI Siapkan Obligasi Daerah, Menkeu Beri Lampu Hijau
-
Dicecar KPK Soal Kuota Haji, Eks Petinggi Amphuri 'Lempar Bola' Panas ke Mantan Menag Yaqut
-
Hotman 'Skakmat' Kejagung: Ahli Hukum Ungkap Cacat Fatal Prosedur Penetapan Tersangka
-
4 Fakta Korupsi Haji: Kuota 'Haram' Petugas Hingga Jual Beli 'Tiket Eksekutif'
-
Teror Bom Dua Sekolah Internasional di Tangesel Hoaks, Polisi: Tak Ada Libur, Belajar Normal!
-
Hotman Paris Singgung Saksi Ahli Kubu Nadiem: 'Pantas Anda Pakai BMW Sekarang, ya'
-
Regulasi Terus Berubah, Penasihat Hukum Internal Dituntut Adaptif dan Inovatif
-
LMS 2025: Kolaborasi Global BBC Ungkap Kisah Pilu Adopsi Ilegal Indonesia-Belanda
-
Local Media Summit 2025: Inovasi Digital Mama dan Magdalene Perjuangkan Isu Perempuan
-
KPK Bongkar Modus 'Jalur Cepat' Korupsi Haji: Bayar Fee, Berangkat Tanpa Antre