Suara.com - Sejumlah lembaga swadaya masyarakat yang tergabung dalam Tim Advokasi Kasus Mira mendesak pemerintah menghentikan narasi propaganda kebencian dan kriminalisasi terhadap kelompok lesbian, gay, biseksual, transpuan, interseks dan queer atau LGBTIQ.
Mereka berharap kasus penganiayaan hingga pembakaran hidup-hidup seperti yang dialami transpuan bernama Mira (43) di Cilincing, Jakarta Utara tidak lantas terulang kembali.
Anggota Tim Advokasi kasus Mira, Kanzha Vinaa mengemukakan bahwa propaganda kebencian yang dibangun serta kurangnya penghormatan perlindungan dan pemenuhan terhadap kelompok LGBT di Indonesia dari pemerintah membuat legitimasi bagi masyarakat untuk dapat melakukan kekerasan terhadap kelompok LGBT.
Menurut Kanzha, setidaknya berdasarkan Catatan Kelam 12 Tahun Persekusi LGBT di Indonesia yang dilakukan oleh Yayasan Arus Pelangi, tercatat bahwa 88 persen korban tindak pidana adalah kelompok transpuan.
Kanzha menilai berkaitan dengan upaya kriminalisasi yang dilakukan oleh negara lantaran adanya 49 produk undang-undang dan kebijakan yang bersifat diskriminatif dan bertujuan untuk mengkriminalisasi komunitas LGBTIQ.
"Maka, Tim Advokasi Kasus Mira mendesak Pemerintah Indonesia untuk menghentikan narasi propaganda kebencian terhadap kelompok LGBT di Indonesia, serta menghentikan usaha untuk mengkriminalisasi kelompok LGBTIQ melalui Rancangan Kitab Undang-Undang Hukum Pidana, Rancangan Undang-Undang Ketahanan Keluarga, dan Rancangan Undang Undang Anti Propaganda Penyimpangan Seksual," kata Kanzha dalam keterengan tertulis yang diterima suara.com, Jumat (10/4/2020).
Selain itu, Kanzha menyampaikan Tim Advokasi Kasus Mira juga mendesak pemerintah untuk dapat memastikan penghormatan perlindungan dan pemenuhan hak asasi manusia dari kelompok LGBT. Sehingga, kata dia, kasus-kasus kekerasan terhadap LGBT seperti yang dialami Mira dapat berakhir.
"Tim Advokasi Kasus Mira juga meminta kepada seluruh masyarakat Indonesia untuk turut bersama menghentikan kekerasan, stigma dan diskriminasi terhadap kelompok LGBT atas dasar keragaman dan kesetaraan sesama manusia," ujarnya.
Sebelumnya, seorang transgender perempuan alias transpuan bernama Mira (43) dianiaya hingga dibakar hidup-hidup lantaran diduga mencuri dompet dan telepon genggam milik sopir truk berinisial KM di Cilincing, Jakarta Utara pada Sabtu (4/4) dini hari.
Baca Juga: Dikubur Cuma Setengah Badan, Aksi Sadis Teman Sebaya Bunuh Bocah SMP
Mira sendiri pada dasarnya sempat mengakui perbuatannya itu setelah dianiaya oleh enam petugas keamanan sekitar yang menganiayanya itu.
Kapolres Metro Jakarta Utara Kombes Budhi Herdi Susianto menuturkan keenam tersangka tersebut mulanya mengintrogasi Mira setelah mendengar cerita dari KM telah kehilangan dompet dan telepon genggam seusia bertemu dengan transpuan tersebut. Namun, Mira awalnya tidak mengakui bahwa dirinya telah mencuri.
Keenam tersangka tersebut pun emosi, terlebih mereka kerap mendapat cerita serupa dari sopir truk lainnya yang mengaku kerap kehilangan barang sesuai bertemu dengan Mira. Sampai pada akhirnya, mereka menganiaya Mira hingga yang bersangkutan mengakui telah mencuri dompet dan telepon genggam milik KM.
"Korban dipukuli kemudian dianiaya dan sebagainya yang pada akhirnya korban mengakui, membenarkan bahwa korban yang telah mengambil (dompet dan telepon genggam) milik saksi (sopir truk KM)," kata Budhi kepada wartawan, Rabu (8/4/2020).
Mira lantas mengaku telah menjual barang hasil curian itu kepada seseorang. Kemudian, keenam tersangka tersebut pun mendesak Mira untuk mengungkapkan kepada siapa barang curian itu dijual. Namun, Mira enggan menyebutkan, hingga akhirnya satu dari keenam tersangka yakni AP (27) membeli satu liter bensin eceran untuk menakut-nakuti akan membakar Mira.
Kemudian, tersangka lainnya yakni PD memainkan korek api dengan maksud menakut-nakuti Mira agar mau mengakui telah mencuri dompet milik KM. Nahasnya, api tersebut justru menyambar tubuh Mira yang telah disiram bensin hingga tubuhnya terbakar.
Berita Terkait
-
Sopir Truk Cuma Mengadu, Motif 6 Preman di Cilincing Bakar Waria Mira
-
Waria Dibakar Hidup-hidup, 6 Preman di Cilincing Bersih Kasus di Polisi
-
Tiada Kata Ampun! Mira Tetap Dibakar 6 Preman Meski Sudah Akui Mencuri
-
Babak Belur Diinjak-injak, Waria Mira Disiram Bensin 1 Liter Lalu Dibakar
-
Sebelum Dibakar Hidup-hidup, Mira Akui Curi HP saat Diinterogasi 6 Preman
Terpopuler
- 7 Serum Vitamin C yang Bisa Hilangkan Flek Hitam, Cocok untuk Usia 40 Tahun
- 5 Mobil Diesel Bekas Mulai 50 Jutaan Selain Isuzu Panther, Keren dan Tangguh!
- Sunscreen untuk Usia 50-an Sebaiknya SPF Berapa? Cek 5 Rekomendasi yang Layak Dicoba
- Harta Kekayaan Abdul Wahid, Gubernur Riau yang Ikut Ditangkap KPK
- 5 Mobil Eropa Bekas Mulai 50 Jutaan, Warisan Mewah dan Berkelas
Pilihan
-
Jusuf Kalla Peringatkan Lippo: Jangan Main-Main di Makassar!
-
Korban PHK Masih Sumbang Ratusan Ribu Pengangguran! Industri Pengolahan Paling Parah
-
Cuma Mampu Kurangi Pengangguran 4.000 Orang, BPS Rilis Data yang Bikin Kening Prabowo Berkerut
-
Rugi Triliunan! Emiten Grup Djarum, Blibli PHK 270 Karyawan
-
Angka Pengangguran Indonesia Tembus 7,46 Juta, Cuma Turun 4.000 Orang Setahun!
Terkini
-
Profil dan Pendidikan Rismon Sianipar yang Menduga Prabowo Tahu Ijazah Palsu Wapres Gibran
-
Pemprov Riau Diperingatkan KPK: Sudah 4 Gubernur Kena OTT! Ada Masalah Serius di PBJ?
-
Sidang Sengketa Tambang Nikel Halmahera Timur: Saksi Kunci Kembali Mangkir
-
ASN DKI Dapat Transportasi Umum Gratis, Gubernur Pramono: Tak Semua Gajinya Besar
-
Digelar Perdana Besok, Adam Damiri Siap Hadiri Sidang PK di PN Jakpus
-
Jakarta Utara Siaga Banjir Rob! Supermoon Ancam Pesisir November Ini
-
Ironi! Pejabat Riau Sampai Ngutang Bank Demi Setor 'Jatah Preman' ke Gubernur
-
Koalisi Sipil Sebut Usulan Pahlawan Upaya Cuci Dosa Soeharto: Cuma Orang Gila Maafkan Diri Sendiri
-
Gubernur Riau Telah Terima Uang Pemerasan Rp4,05 Miliar, Ada yang Mengalir ke PKB?
-
Rumah Hakim Kasus Korupsi Anak Buah Bobby Terbakar, Begini Kata Polisi usai 2 Kali TKP