Suara.com - Warga Kelapa Gading, Jakarta Utara, menyatakan tak mau menerima paket bantuan sosial dalam masa pembatasan sosial berskala besar dari Pemprov DKI Jakarta. Pasalnya mereka merasa sudah mampu dan tidak lagi memerlukan bansos.
Hal tersebut diakui oleh Camat Kelapa Gading, M Harmawan. Iya menyebutkan setidaknya ada 22 paket yang dikembalikan oleh warganya.
"Ada 22 paket, yang dikembalikan," ujar Harmawan saat dihubungi, Jumat (17/4/2020).
Harmawan mengatakan, warganya tidak menolak bantuan itu. Namun, warga di komplek elite itu disebutnya menilai bantuan itu lebih baik dialihkan kepada yang lebih membutuhkan.
"Mereka menitipkan kembali bantuan sembako itu ke Pasar Jaya yang lebih membutuhkan," jelasnya.
Ia sendiri mengaku sudah memeriksanya langsung terkait tindakan warganya ini. Setelah dipastikan, ternyata benar mereka mengembalikannya ke pemprov.
"Kita konsultasi ke RW, benar enggak orang-orangnya nih, mereka sepakat mengembalikan lagi, untuk dialihkan ke warga yang membutuhkan," kata dia.
Sebelumnya, Fraksi PDI-P DKI Jakarta menilai penyaluran bansos masa PSBB dari pemprov salah sasaran.
Pasalnya masih banyak warga yang seharusnya tak mendapatkan bantuan malah terdaftar sebagai penerima.
Baca Juga: Bansos Anies di Kelapa Gading Salah Sasaran, Camat: Kami Cuma Membagikan
Anggota Fraksi PDIP DPRD DKI Jakarta Gilbert Simanjuntak mengatakan, satu RW di Kelapa Gading Jakarta Utara dikirim paket bantuan itu. Padahal, warga daerah itu tergolong kalangan mampu.
Bahkan, kata Gilbert, rata-rata rumah di daerah itu memiliki harga senilai Rp 7 miliar. Akhirnya, warga memilih untuk menolak dan mengembalikan bantuan itu.
"Kita merasa pemberian bansos belum tepat sasaran karena kejadian di Kelapa Gading membuktikan hal tersebut. Satu RW menolak, karena merasa mampu, kabarnya rumah termurah disitu Rp 7M," ujar Gilbert saat dihubungi, Kamis (16/4/2020).
Berita Terkait
-
Warganet Panas Bandingkan Bantuan Sembako dari Jabar dan DKI, Ini Faktanya
-
Bansos Anies di Kelapa Gading Salah Sasaran, Camat: Kami Cuma Membagikan
-
Pemprov Jabar Salurkan Paket Bansos Rp 500 Ribu, Ada Uang Tunai dan Sembako
-
Sri Mulyani Percepat Pencairan Bansos untuk Covid-19
-
Catat! Mulai 20 April Pemprov DKI Akan Salurkan Bantuan dari Pusat ke Warga
Terpopuler
- 4 Mobil Bekas 50 Jutaan Muat 7-9 Orang, Nyaman Angkut Rombongan
- Daftar Mobil Bekas yang Harganya Paling Stabil di Pasaran
- Pandji Pragiwaksono Dihukum Adat Toraja: 48 Kerbau, 48 Babi, dan Denda 2 Miliar
- 7 Parfum Wangi Bayi untuk Orang Dewasa: Segar Tahan Lama, Mulai Rp35 Ribuan Saja
- 3 Pelatih Kelas Dunia yang Tolak Pinangan Timnas Indonesia
Pilihan
-
Zahaby Gholy Starter! Ini Susunan Pemain Timnas Indonesia U-17 vs Honduras
-
Tinggal Klik! Ini Link Live Streaming Timnas Indonesia U-17 vs Honduras
-
Siapa Justen Kranthove? Eks Leicester City Keturunan Indonesia Rekan Marselino Ferdinan
-
Menko Airlangga Ungkap Dampak Rencana Purbaya Mau Ubah Rp1.000 Jadi Rp1
-
Modal Tambahan Garuda dari Danantara Dipangkas, Rencana Ekspansi Armada Kandas
Terkini
-
Setelah Gelar Pahlawan, Kisah Soeharto, Gus Dur, hingga Marsinah akan Dibukukan Pemerintah
-
Dari Kelapa Gading ke Senayan: Ledakan SMA 72 Jakarta Picu Perdebatan Pemblokiran Game Kekerasan
-
Terungkap! Terduga Pelaku Bom SMA 72 Jakarta Bertindak Sendiri, Polisi Dalami Latar Belakang
-
Skandal Terlupakan? Sepatu Kets asal Banten Terpapar Radioaktif Jauh Sebelum Kasus Udang Mencuat
-
Usai Soeharto dan Gus Dur, Giliran BJ Habibie Diusulkan Dapat Gelar Pahlawan Nasional
-
PN Jaksel Tolak Praperadilan PT Sanitarindo, KPK Lanjutkan Proses Sidang Korupsi JTTS
-
Dimotori Armand Maulana dan Ariel Noah, VISI Audiensi dengan Fraksi PDIP Soal Royalti Musik
-
Kondisi FN Membaik Pasca Operasi, Polisi Siap Korek Motif Ledakan Bom di SMA 72 Jakarta Besok
-
Wakil Ketua Komisi X DPR: Kemensos dan Kemendikbud Harus Jelaskan Soeharto Jadi Pahlawan
-
Tuan Rondahaim Saragih Dianugerahi Gelar Pahlawan Nasional, Bobby Nasution: Napoleon der Bataks