Suara.com - Pattipan Boonyee adalah satu diantaranya banyaknya perias jenazah yang ada di Thailand. Namun, ada hal yang membuat pria ini jadi primadona di antara yang lain, yakni teknik pulasan realistis yang membuat jenazah terlihat masih bernyawa.
Kekhasan teknik rias yang membuatnya selalu sibuk ini ternyata ia dapatkan dari pengalaman masa lampau. Tepatnya saat ibunda Pattipan Boonyee meninggal.
Melansir dari South China Morning Post, Pattipan Boonyee merupakan seorang relawan ahli kosmetologi kamar mayat di Chonburi, Bangkok. Dirinya, menawarkan jasa rias jenazah gratis bagi keluarga tak mampu.
Lewat hal yang ia lakoni ini, Pattipan Boonyee berharap dapat memberikan membuat para jenazah 'tampil' baik di waktu terakhirnya, sebelum dikremasi.
"Sebelum proses kremasi, peti mati akan dibuka supaya keluarga bisa melihat jenazah untuk terakhir kalinya. Aku ingin memastikan jenazah tersebut terlihat seperti manusia, yang hidup," kata dia.
Melihat teknik riasan jenazah di lingkungannya yang acapkali malah membuat orang yang telah meninggal itu terlihat seperti pemeran opera tradisional Thailand lantaran penggunaan make up berlebihan, membuat Pattipan Boonyee gelisah.
"Mereka memulas lipstik dan blush on terlalu banyak, serta menggambar alis yang kelewat tegas. Alih-alih bertujuan agar terlihat anggun, namun yang ada malah seperti membuat patung lilin terlihat seperti manusia," imbuhnya.
Berkaca pada hal ini, Pattipan Boonyee pun memilih untuk merias dengan teknik membuat wajah jenazah terlihat masih hidup, salah satunya menggunakan alas bedak yang diracik sedemikia rupa supaya menimbulkan efek warna kulit yang realistis. Dan tak ketinggalan, tidak memakaian riasan make up yang tebal dan berlebihan.
Pattipan Boonyee mengenang, bahwa keputusannya untuk menjadi perias jenazah ia ambil setelah melihat pemakaman ibunya. Kala itu, penampilan terakhir sang ibu, menurut Pattipan Boonyee sungguh pucat dan membuatnya sedih.
Baca Juga: Banjir Permintaan Pelanggan, Produksi Nintendo Switch Ditingkatkan
"Saat pemakaman ibuku terlihat sangat pucat. Mereka cuma memerias wajahnya dengan bedak seadanya di rumah sakit. Itu membuatku sangat sedih. Karenanya, aku pun berpikir bahwa aku harus melakukan seuatu untuk orang meninggal, sesuatu yang tak bisa aku lakukan untuk ibuku," kenangnya.
Hal ini lah kemudian yang menjadi pendorong utama dirinya melakukan kegiatan sukarelawan ahli kosmetologi dan meninggalkan profesi sebagai supir taksi motor.
Profesi rias jenazah ini telah ia lakoni selama 10 tahun dan berhasil memoles setidaknya 10 ribu wajah membuatnya merasa memiliki ikatan spesial dengan orang meninggal.
"Aku selalu merasa para jenazah itu menuntunku. Saat aku merias, aku merasa mereka sedang melihatku. Orang mungkin berpikir aku gila," katanya sambil terkekeh.
Kepopuleran Pattipan Boonyee membuat ayah dari satu anak kini banyak dicari oleh keluarga yang berkabung. dalam sehari, dirinya bisa merias hingga 8 jenazah.
Seorang donatur tetap Pattipan Boonyee, Suntara Moopayak, mengaku punya kesan baik terhadap perias yang kini punya banyak pengikut di media sosial ini.
Berita Terkait
Terpopuler
- 4 Model Honda Jazz Bekas Paling Murah untuk Anak Kuliah, Performa Juara
- 7 Rekomendasi HP RAM 12GB Rp2 Jutaan untuk Multitasking dan Streaming
- 4 Motor Matic Terbaik 2025 Kategori Rp 20-30 Jutaan: Irit BBM dan Nyaman Dipakai Harian
- BRI Market Outlook 2026: Disiplin Valuasi dan Rotasi Sektor Menjadi Kunci
- Pilihan Sunscreen Wardah yang Tepat untuk Umur 40 Tahun ke Atas
Pilihan
-
Timnas Indonesia U-22 Gagal di SEA Games 2025, Zainudin Amali Diminta Tanggung Jawab
-
BBYB vs SUPA: Adu Prospek Saham, Valuasi, Kinerja, dan Dividen
-
6 HP Memori 512 GB Paling Murah untuk Simpan Foto dan Video Tanpa Khawatir
-
Pemerintah Bakal Hapus Utang KUR Debitur Terdampak Banjir Sumatera, Total Bakinya Rp7,8 T
-
50 Harta Taipan RI Tembus Rp 4.980 Triliun, APBN Menkeu Purbaya Kalah Telak!
Terkini
-
Toko Plastik Simpan Karbit Diduga Sumber Api Kebakaran Pasar Induk Kramat Jati
-
Kemenbud Resmikan Buku Sejarah Indonesia, Fadli Zon Ungkap Isinya
-
Respons Imbauan Mensos Donasi Bencana Harus Izin, Legislator Nasdem: Jangan Hambat Solidaritas Warga
-
Pagi Mencekam di Pasar Kramat Jati, 350 Kios Pedagang Ludes Jadi Arang Dalam Satu Jam
-
Antisipasi Bencana Ekologis, Rajiv Desak Evaluasi Total Izin Wisata hingga Tambang di Bandung Raya
-
Ketua Komisi III DPR: Perpol 10 Tahun 2025 Konstitusional dan Sejalan dengan Putusan MK
-
Kuasa Hukum Jokowi Singgung Narasi Sesat Jelang Gelar Perkara Ijazah Palsu
-
350 Kios Hangus, Pemprov DKI Bentuk Tim Investigasi Kebakaran Pasar Induk Kramat Jati
-
Temuan Awal KPK: Dana Suap Proyek Dipakai Bupati Lampung Tengah untuk Lunasi Utang Kampanye
-
BNI Dukung Sean Gelael Awali Musim Balap 2026 Lewat Asian Le Mans Series