Suara.com - Penerapan kebijakan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) yang diiringi dengan anjuran social distancing serta physical distancing atau jaga jarak aman di tengah pandemi Covid-19, dinilai mempengaruhi pola prilaku sosial masyarakat.
Pola hubungan sosial antarorang yang biasanya hangat dan akrab berubah menjadi interaksi sosial melalui dunia digital yang semu.
"Di antaranya berdampak pada menurunnya kehangatan sosial atau harmoni sosial antar warga. Interaksi sosial polanya bergeser dari pola konvensional ke pola digital, kata Sosiolog Universitas Negeri Jakarta (UNJ) Ubedilah Badrun kepada Suara.com, Jumat (24/4/2020).
Dia menjelaskan, pola hubungan sosial melalui digital sangat minim kehangatan, interaksinya hampa perasaan yang natural. Meski melalui media digital itu ada simbol ekspresi perasaan, tetapi itu tetap tidak bisa mewakili perasaan atau kehangatan yang natural dalam berinteraksi.
Namun di sisi lain, kehangatan sosial warga bergeser ke kehangatan sosial keluarga. Karena intensitas interaksi langsung di dalam rumah lebih tinggi dibanding interaksi dengan sesama warga masyarakat.
"Meskipun jaga jarak dalam satu keluarga juga tetap diperlukan, tetapi tidak seketat dengan di luar rumah," ujarnya.
Pola kehidupan sosial juga bisa berubah, terutama ketika kehidupan ekonomi seseorang mengalami penurunan secara drastis. Ketegangan psikologis tentu terjadi karena beban hidup yang berat, hal ini tentu memicu tingginya tingkat stres masyarakat.
"Jika hal ini tidak bisa diatasi, bisa mengakibatkan ketegangan sosial yang dapat memicu tindakan kekerasan," tuturnya.
Situasi interaksi sosial juga bisa terganggu seperti fenomena orang yang diam dan enggan berinteraksi antarsesama.
Baca Juga: Anies Perpanjang PSBB Jakarta 28 Hari, Sopir Ojol Makin Menjerit
Hal itu terjadi karena dua hal, pertama, karena beban hidup yang makin berat membuat individu manusia malas untuk berinteraksi, apalagi sekedar berinteraksi yang bersifat bercanda, tanpa keuntungan finansial.
Kedua, itu terjadi karena situasi Covid-19 ini membuka ruang kemungkinan munculnya prasangka pada orang lain, yaitu prasangka pembawa Virus Corona. Karena individu tersebut tidak punya keyakinan, bahwa orang lain itu aman dan bukan pembawa virus.
Implikasi dari dua hal itu membuat manusia saat ini enggan berinteraksi dengan orang lain.
"Situasi seperti ini, jika berlangsung lama akan membuat warga menjadi sangat tertutup dan individualistik," tandasnya.
"Tentu ini ada semacam erosi kultural masyarakat Indonesia dari kebiasaan sosial yang hangat menjadi dingin. Situasi ini perlu diantisipasi secara psikologis dengan berbagai cara untuk merawat kehangatan sosial warga negara," tambahnya.
Berita Terkait
-
Pemkot Depok: Mau Dekat atau Jauh, Keluar Rumah Wajib Pakai Masker!
-
Pemotor Tak Pakai Helm dan Masker Saat PSBB, Wawalkot Depok: Prihatin Saya
-
Viral Warga Makassar Berkerumun Salat Tarawih di Masjid Padahal PSBB
-
Bonceng Pacar Keliling Bogor Saat PSBB, Pemotor Disuruh Putar Balik Petugas
-
Suasana PSBB Hari Pertama di Kota Banjarmasin
Terpopuler
- 7 Rekomendasi Motor Bekas di Bawah 10 Juta Buat Anak Sekolah: Pilih yang Irit atau Keren?
- Dua Rekrutan Anyar Chelsea Muak dengan Enzo Maresca, Stamford Bridge Memanas
- Harga Mepet Agya, Intip Mobil Bekas Ignis Matic: City Car Irit dan Stylish untuk Penggunaan Harian
- 5 Mobil Bekas 3 Baris Harga 50 Jutaan, Angkutan Keluarga yang Nyaman dan Efisien
- 5 Sepatu Lokal Senyaman Hoka Ori, Cushion Empuk Harga Jauh Lebih Miring
Pilihan
-
6 HP Memori 512 GB Paling Murah untuk Simpan Foto dan Video Tanpa Khawatir
-
Pemerintah Bakal Hapus Utang KUR Debitur Terdampak Banjir Sumatera, Total Bakinya Rp7,8 T
-
50 Harta Taipan RI Tembus Rp 4.980 Triliun, APBN Menkeu Purbaya Kalah Telak!
-
Agensi Benarkan Hubungan Tiffany Young dan Byun Yo Han, Pernikahan di Depan Mata?
-
6 Smartwatch Layar AMOLED Murah untuk Mahasiswa dan Pekerja, Harga di Bawah Rp 1 Juta
Terkini
-
Hadiri Final Soekarno Cup 2025 di Bali, Megawati Sampaikan Pesan Anak Muda Harus Dibina
-
Polisi Bongkar Perusak Kebun Teh Pangalengan Bandung, Anggota DPR Acungi Jempol: Harus Diusut Tuntas
-
Tragedi Kalibata Jadi Alarm: Polisi Ingatkan Penagihan Paksa Kendaraan di Jalan Tak Dibenarkan!
-
Bicara Soal Pencopotan Gus Yahya, Cholil Nafis: Bukan Soal Tambang, Tapi Indikasi Penetrasi Zionis
-
Tinjau Lokasi Pengungsian Langkat, Prabowo Pastikan Terus Pantau Pemulihan Bencana di Sumut
-
Trauma Usai Jadi Korban Amukan Matel! Kapolda Bantu Modal hingga Jamin Keamanan Pedagang Kalibata
-
Rapat Harian Gabungan Syuriyah-Tanfidziyah NU Putuskan Reposisi Pengurus, M Nuh Jadi Katib Aam
-
Pakar UIKA Dukung Anies Desak Status Bencana Nasional untuk Aceh dan Sumatera
-
BNI Raih Apresiasi Kementerian UMKM Dorong Pelaku Usaha Tembus Pasar Global
-
BNI Dorong Digitalisasi dan Transparansi Rantai Pasok FMCG