Suara.com - Presiden Joko Widodo (Jokowi) menginginkan jajarannya bergerak cepat dalam hal keselamatan rakyat Indonesia di tengah pandemi Covid-19. Sebab, menurutnya, hingga kini belum ada kepastian mengenai kapan wabah ini bisa berakhir.
"Kita butuh kecepatan untuk keselamatan seluruh rakyat Indonesia. Memang belum ada kepastian kapan ini akan berakhir. Setiap ahli memiliki hitungan beda mengenai pandemi Covid-19," ujar Jokowi saat peresmian Pembukaan Musyawarah Perencanaan Pembangunan Nasional (Musrenbangnas) Tahun 2020 secara virtual di Istana Merdeka, Jakarta, Kamis (30/4/2020).
Jokowi kemudian menyebut beberapa negara sudah menyatakan pulih dari wabah Corona, namun mengalami gelombang kedua wabah virus Corona.
"Beberapa negara maju yang awalnya bilang sudah pulih, justru mengalami gelombang yang kedua (wabah Corona)," ucap dia.
Karena itu, Jokowi meminta jajarannya menyiapkan skenario baik skenario ringan, sedang dan berat. Ia juga meyakini dengan kedisiplinan dan ketepataan, dan kecepatan Indonesia biss melalui situasi berat pandemi corona.
"Dengan berbagai skenario itu kita siapkan langkah mitigasi baik dampak kesehatan maupun mitigasi dampak ekonomi. Sekaligus menyiapkan langkah recovery jika penyebaran Covid-19 ini sudah bisa kita kendalikan," kata dia.
Lebih lanjut, Jokowi meyakini jika tahun 2021 merupakan tahun pemulihan wabah Covid-19. Menurutnya, negara yang menjadi pemenang bukan hanya cepat mengatasi corona, melainkan yang cepat melakukan pemulihan terhadap wabah Corona.
"Saya optimis tahun 2021 adalah tahun pemulihan, tahun recovery, dan tahun rebound. Untuk itu selain kecepatan dalam mengatasi Covid-19, kita juga perlu kecepatan pulih, kecepatan untuk recovery. Saya lihat negara yang akan menjadi pemenang bukan yang hanya cepat mengatasi Covid, tapi juga negara yang melakukan cepat recovery," kata Jokowi.
Lebih lanjut, mantan Gubenur DKI Jakarta itu menuturkan situasi pandemi menjadi momentum apa yang harus diperbaiki, direformasi dan apa yang harus segera dipulihkan.
Baca Juga: Pengacara Sebut Bahar Smith Menolak Bebas Asimilasi, Ini Kata Kalapas
"Dalam soal reformasi masa pandemi kita lihat seberapa kuat ketahanan sosial kita, seberapa kuat ketahanan ekonomi kita, dan seberapa kuat ketahanan pangan kita. Dan seberapa besar kebergantungan kita dengan negara lain. Dan dalam situasi seperti ini kita juga bisa lihat dan hitung lagi potensi dalam negeri yang kita miliki belum terkelola dengan maksimal, yang belum kita bangun dan manfaatkan secara baik," katanya.
Berita Terkait
-
Alhamdulillah, Penelitian Buktikan Anak Kecil Tidak Menularkan Covid-19
-
6.700 Kendaraan Dicegat Polisi Mau Keluar Jadetabek, Pemudik Putar Balik
-
Dua ASN Pegawai BKKBN Positif Corona, Dirawat di RS Pulau Galang
-
Bobol Toko Emas Seusai Tarawih, Aksi Bromocorah Berakhir Dibedil Polisi
-
Bansos Pakai Logo Presiden, Fadli Zon: Rakyat Lebih Butuh Isinya
Terpopuler
- Pecah Bisu Setelah Satu Dekade, Ayu Ting Ting Bongkar Hubungannya dengan Enji Baskoro
- Profil dan Rekam Jejak Alimin Ribut Sujono, Pernah Vonis Mati Sambo dan Kini Gagal Jadi Hakim Agung
- Core Indonesia Sebut Kebijakan Menkeu Purbaya Suntik Rp200 Triliun Dinilai Salah Diagnosis
- Ditunjuk Prabowo Reformasi Polri: Sosok Ahmad Dofiri Jenderal Rp7 Miliar Berani Pecat Ferdy Sambo!
- Sosok Kompol Anggraini, Polwan Diduga Jadi 'Badai' di Karier Irjen Krishna Murti, Siapa Dia?
Pilihan
-
Kata Media Prancis Soal Debut Calvin Verdonk: Agresivitas Berbuah Kartu
-
3 Catatan Menarik Liverpool Tumbangkan Everton: Start Sempurna The Reds
-
Dari Baper Sampai Teriak Bareng: 10+ Tontonan Netflix Buat Quality Time Makin Lengket
-
Menkeu Purbaya Janji Lindungi Industri Rokok Lokal, Mau Evaluasi Cukai Hingga Berantas Rokok China
-
Usai Dicopot dari Kepala PCO, Danantara Tunjuk Hasan Nasbi jadi Komisaris Pertamina
Terkini
-
Klaim Turunkan Kemacetan Jalan TB Simatupang, Pramono Pastikan GT Fatmawati 2 Gratis hingga Oktober
-
Mendagri Ajak KAHMI Jadi Motor Perubahan Menuju Indonesia Emas 2045
-
Fakta-fakta Yuda Prawira yang Ditemukan Tinggal Kerangka di Pohon Aren
-
Presiden Trump Patok Rp1,6 Miliar untuk Biaya Visa Pekerja Khusus, Ini Alasannya
-
Sebulan 3 Kali Kecelakaan, Pramono Bakal Evaluasi Transjakarta
-
Ratusan Siswa Keracunan MBG di Banggai Kepulauan, 34 Masih dalam Perawatan
-
Gubernur Bobby Nasution Harap Bisa Bangun Sport Tourism di Sumut Lewat Balap
-
Tim Penyelamat Freeport Temukan Dua Korban Longsor, Pencarian 5 Pekerja Masih Berlanjut
-
Momen Prabowo Subianto Disambut Hangat Diaspora di New York, Siap Sampaikan Pidato Penting di PBB!
-
Agus Suparmanto Dinilai Bisa Jadi Kunci Perubahan PPP, Dukungan Keluarga Mbah Moen Jadi Modal