Suara.com - Seperlima jumlah anak-anak di Britania Raya dikabarkan mengalami kelaparan selama Negeri Ratu Elizabeth itu memberlakukan lockdwon virus Corona, sebagaimana laporan Mirror, Senin (4/5/2020).
Britania Raya telah memberlakukan kebijakan lockdown untuk memutus rantai penyebaran virus Corona sejak 23 Maret dan akan tetap berlangsung setidaknya hingga 7 Mei mendatang.
Data dari yayasan amal Food Foundation mengatakan beberapa rumah tangga yang memiliki anak-anak tetap mendapatkan akses makanan selama lima minggu terakhir.
Namun, laporan dari The Guardian mengungkapkan banyak anak-anak yang harus melewatkan sarapan dan tak cukup mendapat makanan dalam masa lockdown.
Survei menunjukan 46 persen orang tua dari anak-anak difabel dan 30 persen orang tua tunggal tengah dihadapkan dengan kerawanan pangan di Britania Raya.
Salah satu faktor yang menyebabkan fenomena tersebut adalah penutupan sekolah-sekolah akiabt lockdown. di Inggris, sekolah adalah salah satu tempat penyedia makanan siang gratis.
Dari 612 ribu anak-anak yang mendapatkan fasilitas makan gratis, kini hanya 130 ribu diantaranya yang mendapat alternatif makanan selama lockdown berlangsung, sebagaimana laporan Food Foundation.
Demi menyelesaikan masalah tersebut, pemerintah Inggris telah menekan kebijakan membagikan voucher makan gratis kepada anak-anak yang memenuhi syarat.
Sekolah-sekolah di Britania pun telah diberi tahu untuk tetap menyediakan makanan selama lockdown. Apabila tak memungkinkan, makanan bisa didistribusikan menggunakan voucher.
Baca Juga: Kambing dan Pepaya Positif Covid-19, Tanzania Salahkan Tes Kit Abal-abal
Sayangnya, voucher senilai 4 juta poundsterling yang telah dikucurkan Departemen Pendidikan tak secara efektif masalah krisis makanan.
Edenred, perusahaan milik Perancis, yang menjalankan skema penukaran voucher, mengatakan tak sanggup memenuhi semua pemesanan makanan lewat website.
"(Skema) itu gagal. Saya telah melawti satu dari tiga batch sejak memesan (makanan) pada 2 April," kata kepala Sekolah rachel Purvis dilansir Mirror, Senin (4/5/2020).
"Kami terus mengatakan kepada para orang tua bahwa 'Mereka (makanan) nantinya akan datang'. Anda tak akan percaya berapa banyak waktu yang kami habiskan soal ini. Ini konyol," tandasnya.
Melansir Worldometers, Senin (4/5/2020), Britania Raya telah mencatatkan 186.599 kasus positif virus Corona dengan total kematian mencapai 28.446 orang.
Tag
Terpopuler
- 5 Sepatu Running Lokal Paling Juara: Harga Murah, Performa Berani Diadu Produk Luar
- 7 Bedak Padat yang Awet untuk Kondangan, Berkeringat Tetap Flawless
- 8 Mobil Bekas Sekelas Alphard dengan Harga Lebih Murah, Pilihan Keluarga Besar
- 5 Rekomendasi Tablet dengan Slot SIM Card, Cocok untuk Pekerja Remote
- 7 Rekomendasi HP Murah Memori Besar dan Kamera Bagus untuk Orang Tua, Harga 1 Jutaan
Pilihan
-
Permintaan Pertamax Turbo Meningkat, Pertamina Lakukan Impor
-
Pertemuan Mendadak Jusuf Kalla dan Andi Sudirman di Tengah Memanasnya Konflik Lahan
-
Cerita Pemain Keturunan Indonesia Han Willhoft-King Jenuh Dilatih Guardiola: Kami seperti Anjing
-
Mengejutkan! Pemain Keturunan Indonesia Han Willhoft-King Resmi Pensiun Dini
-
Kerugian Scam Tembus Rp7,3 Triliun: OJK Ingatkan Anak Muda Makin Rawan Jadi Korban!
Terkini
-
Terkuak Dalam Rekonstruksi: Tiga TNI Terlibat Kasus Penculikan Kacab Bank, Siapa Saja?
-
Dari Tanah Merah Menjadi Kampung Tanah Harapan, Pramono Janjikan Pembangunan Total dan Banjir Bansos
-
Prabowo Mau Manfaatkan Uang Sitaan Koruptor, Ini Pos-pos yang Bakal Kecipratan
-
Diduga karena Masalah Asmara, Seorang Pria Tewas Ditusuk di Condet
-
Mau Kirim 500 Ribu Pekerja ke Luar Negeri, Pemerintah Siapkan Anggaran hingga Rp25 T, Buat Apa Saja?
-
Sidang Perdana Kasus TPPU Eks Sekretaris MA Nurhadi Digelar Hari Ini
-
Masih Lemas Usai Selang Makan Dilepas, Pelaku Ledakan SMAN 72 Jakarta Kapan Diperiksa?
-
KUHAP Baru Disahkan! Gantikan Aturan Warisan Orde Baru
-
Mencekam! Detik-detik Kecelakaan Beruntun di Tol Cipali Tewaskan 5 Orang, Bus Agra Mas yang Mulai?
-
Dilaporkan ke MKD, Komisi III Bantah Catut Nama LSM dalam Pembahasan RKUHAP