Suara.com - Seorang petani di Kabupaten Musi Rawas Utara Sumatra Selatan tewas mengenaskan akibat terinjak gajah liar yang mengamuk saat hendak dihalau warga area perkebunan sawit plasma C2 Desa Bumi Makmur Kecamatan Nibung.
Kepala Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Sumsel Genman Suhefti Hasibuan, Selasa, mengatakan petani bernama Din Pedas (50) tersebut meninggal di lokasi kejadian pukul 11.00 WIB setelah diinjak gajah dengan tinggi tiga meter.
"Informasi yang kami peroleh bahwa korban bersama warga lain mendatangi kebun sawit plasma C2 Desa Bumi Makmur sebab sejak pagi terdapat seekor gajah liar masuk ke perkebunan," ujar Genman seperti ditulis Antara.
Warga yang datang beramai-ramai diduga membuat gajah terkejut dan sontak berlari ke arah korban hingga korban terjatuh lalu bagian kepalanya terinjak oleh gajah tersebut.
"Gajah diduga mengamuk lantaran stres menjadi tontonan warga, kata dia.
Akhirnya warga mengevakuasi korban dan membawanya ke rumah duka untuk dimakamkan, sementara gajah masih berada di sekitar area perkebunan.
Warga mengaku belum pernah melihat adanya gajah selama 30 tahun tinggal di Desa Bumi Makmur, BKSDA sendiri telah meminta warga setempat menjauh dari lokasi kejadian dan berhati-hati.
"Tim BKSDA sedang menuju lokasi untuk menganalisa kejadian itu," tambahnya.
Sementara Kepala KSDA Wilayah II Lahat, Martialis Puspito, memperkirakan gajah tersebut berasal dari lanskap hutan harapan Jambi yang berjarak delapan kilometer dari lokasi kejadian.
Baca Juga: Geger Pria Pingsan Dekat Pemakaman, Ngamuk-ngamuk saat Sadar di Rumah Sakit
"Gajah-gajah di hutan harapan Jambi selama ini terpantau pergerakannya dengan GPS Colar, namun sejak Januari 2020 alat itu lepas sehingga petugas hanya bisa memantau lewat pergerakan jalur," kata Tito menjelaskan.
Ia menduga gajah yang menewaskan petani itu bernama Lanang yang sebelumnya sempat terpantau masuk ke area Desa Belani Kecamatan Rawas Ilir, Muratara.
BKSDA akan menghalau gajah agar kembali ke jalur jelajahnya dan mengedukasi masyarakat setempat terkait pola hidup gajah yang harus dipahami demi kejadian naas itu tidak terulang kembali.
Berita Terkait
-
Foto Gajah Mabuk yang Viral Rupanya Hoaks! Begini Kisah Sebenarnya
-
Menganggur dan Kekurangan Pakan Karena COVID-19, Gajah Thailand Mudik
-
Dikembalikan ke Alam, Gajah-Gajah di Thailand Gembira
-
Seekor Gajah Sumatera Ditemukan Sudah Menjadi Bangkai di Aceh Timur
-
Bangkai Anak Gajah Ditemukan di Hutan Produksi Kawasan Aceh Timur
Terpopuler
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Bukan Denpasar, Kota Ini Sebenarnya Yang Disiapkan Jadi Ibu Kota Provinsi Bali
- Profil Djamari Chaniago: Jenderal yang Dulu Pecat Prabowo, Kini Jadi Kandidat Kuat Menko Polkam
- Tinggi Badan Mauro Zijlstra, Pemain Keturunan Baru Timnas Indonesia Disorot Aneh Media Eropa
Pilihan
-
6 Stadion Paling Angker: Tempat Eksekusi, Sosok Neti hingga Suara Misterius
-
Shell, Vivo Hingga AKR Bungkam Usai 'Dipaksa' Beli BBM dari Pertamina
-
Drama Stok BBM SPBU Swasta Teratasi! Shell, Vivo & BP Sepakat 'Titip' Impor ke Pertamina
-
Gelombang Keracunan MBG, Negara ke Mana?
-
BUMN Tekstil SBAT Pasrah Menuju Kebangkrutan, Padahal Baru IPO 4 Tahun Lalu
Terkini
-
Tak Ada Tawar Menawar! Analis Sebut Reformasi Polri Mustahil Tanpa Ganti Kapolri
-
Menjelajahi Jantung Maluku: "Buru Expedition" Wanadri Ungkap Kekayaan Tersembunyi Pulau Buru
-
Polemik Ijazah Gibran Tak Substansial tapi Jadi Gaduh Politik
-
Klarifikasi Ijazah Gibran Penting agar Tidak Ulangi Kasus Jokowi
-
Menkeu Purbaya Ultimatum ke Pengelolaan Program Makan Gratis: Nggak Jalan, Kita Ambil Duitnya!
-
Eks Kapolri Tegaskan Polri di Bawah Presiden: Perspektif Historis dan Konstitusional
-
J Trust Bank Desak Crowde Lebih Kooperatif dan Selesaikan Kewajiban
-
KPK: Penyidikan Korupsi Haji Tidak Mengarah ke PBNU
-
Ancol Rencanakan Reklamasi 65 Hektare, Pastikan Tak Gunakan Dana APBD
-
Dirut PAM Jaya Jamin Investor Tak Bisa Paksa Naikkan Tarif Air Pasca-IPO