Suara.com - Duta Besar Rusia untuk PBB, Vassily Nebenzia, Selasa (12/5/2020) mengecam Amerika Serikat yang dianggap konyol karena masih merasa menjadi anggota perjanjian nuklir Iran setelah di tahun 2018 lalu menyatakan keluar.
Langkah yang diambil pemerintahan Donald Trump agar semua sanksi PBB bisa kembali diberlakukan kepada Iran.
Sebagaimana diketahui, pada tahun 2015 Amerika Serikat, Rusia, China, Jerman, Inggris dan Prancis menyepakati perjanjian dengan Iran. Inti dari perjanjian tersebut adalah mencegah Iran mengembangkan senjata nuklir dengan imbalan pembebasan sanksi.
Dewan Keamanan PBB mengabadikan perjanjian tersebut dalam resolusi yang masih menyebut Amerika Serikat sebagai partisipan, meski sudah angkat kaki.
Namun, Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo bulan lalu mengatakan bahwa bahasa dalam resolusi itu "jelas" dan "hak-hak yang diperoleh partisipan dalam resolusi Dewan Keamanan PBB sepenuhnya tersedia untuk semua partisipan."
Dia mengacu pada kemampuan satu partisipan perjanjian nuklir, yang dikenal sebagai JCPOA, untuk memicu apa yang disebut kembalinya semua sanksi PBB terhadap Iran.
"Ini konyol," kata Vassily Nebenzia kepada wartawan.
"Mereka bukan anggota, mereka tak punya hak untuk memicu itu," sambungnya seperti dikutip Antara dari Reuters.
Nebenzia mengatakan Amerika Serikat harus mempertimbangkan apakah itu akan pantas.
Baca Juga: Rahmad Darmawan Ambil Sisi Positif Ramadan di Tengah Pandemi Covid-19
"Snapback pasti akan menjadi akhir dari JCPOA ... Inspeksi yang paling mengganggu dari satu negara oleh IAEA (Badan Energi Atom Internasional) akan dihentikan," katanya memperingatkan. "Apakah demi kepentingan AS itu terjadi?"
Amerika Serikat, bersama sekutunya di Eropa, meminta Dewan Keamanan PBB memperpanjang embargo senjata terhadap Iran. Embargo senjata terhadap Iran saat ini akan berakhir Oktober 2020.
Untuk memperpanjang embargo senjata terhadap Teheran, Dewan Keamanan PBB membutuhkan sembilan suara dukungan dari anggotanya dan tidak ada veto dari Rusia, China, Amerika Serikat, Prancis atau Inggris.
Ditanya apakah Rusia akan memveto resolusi semacam itu, Nebenzia mengatakan: "Saya tidak pernah menjawab pertanyaan sebelum waktu yang tepat datang, tetapi Anda dapat membuat tebakan liar ... Saya tidak melihat alasan apa pun mengapa embargo senjata harus diberlakukan terhadap Iran."
Berita Terkait
-
Kenapa Keputusan Trump Buka Suaka Margasatwa Arktik untuk Pengeboran Minyak Tuai Kontroversi?
-
Mengerikan! Pemain Zenit St Petersburg Hampir Diculik Geng Bertopeng di Rusia
-
Gelandang 14 Tahun Asal Cirebon Curi Perhatian di Amerika Serikat, Tertarik Bela Timnas Indonesia
-
Amerika Serikat dan Venezuela Memanas: Kapal Induk Dikerahkan ke Laut Karibia, Ini 5 Faktanya
-
Ditanya Standar Ganda soal Israel dan Rusia, Presiden FIFA Malah Bahas Konflik ASEAN
Terpopuler
- Penyerang Klub Belanda Siap Susul Miliano Bela Timnas Indonesia: Ibu Senang Tiap Pulang ke Depok
- 27 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 26 Oktober: Raih 18.500 Gems dan Pemain 111-113
- Gary Neville Akui Salah: Taktik Ruben Amorim di Manchester United Kini Berbuah Manis
- 5 Mobil Bekas 30 Jutaan untuk Harian, Cocok buat Mahasiswa dan Keluarga Baru
- Belanja Mainan Hemat! Diskon 90% di Kidz Station Kraziest Sale, Bayar Pakai BRI Makin Untung
Pilihan
-
Tak Mau Ceplas-ceplos Lagi! Menkeu Purbaya: Nanti Saya Dimarahin!
-
H-6 Kick Off: Ini Jadwal Lengkap Timnas Indonesia di Piala Dunia U-17 2025
-
Harga Emas Hari Ini Turun: Antam Belum Tersedia, Galeri 24 dan UBS Anjlok!
-
5 Fakta Wakil Ketua DPRD OKU Parwanto: Kader Gerindra, Tersangka KPK dan Punya Utang Rp1,5 Miliar
-
Menkeu Purbaya Tebar Surat Utang RI ke Investor China, Kantongi Pinjaman Rp14 Triliun
Terkini
-
Pakai Sarung Tangan, Prabowo Ikut Musnahkan Barang Bukti Narkoba 214,84 Ton Senilai Rp29,37 Triliun
-
Menkeu Purbaya Masuk Bursa Cawapres Terkuat Kalahkan Dedi Mulyadi, PAN Malah Ragu Ajak Gabung?
-
Geger Mamberamo! Polisi Diserang Massa Pakai Parang dan Linggis, Tokoh Masyarakat Jadi Dalang?
-
Leher Ditebas usai Nyabu Bareng, Kronologi Berdarah Asep Bunuh Rekan di Jatinegara Jaktim
-
Geger Kabar Pertalite Bikin Motor Brebet di Jatim, Bahlil Turun Tangan Kirim Tim Khusus
-
Papua Memanas! Mapolres Mamberamo Raya Diserang Massa, Banyak Polisi jadi Korban, Apa Pemicunya?
-
Setnov Bebas Bersyarat, Arukki dan LP3HI Ajukan Gugatan ke PTUN Jakarta: Kecewa!
-
Swedia Ingin Kurangi Emisi Lewat Pajak Makanan Tak Ramah Lingkungan, Bisakah Ditiru?
-
Siswi MTs Sukabumi Akhiri Hidup, Isi Surat Ungkap Keinginan Pindah Sekolah karena Perilaku Teman
-
Dugaan Korupsi Whoosh Diusut KPK, PDIP: Bu Mega Sudah Ingatkan Sejak 2015