Suara.com - Karena wabah virus corona, Indonesia masuk pada gaya Lebaran new normal. Lebaran tak biasa, penuh dengan pembatasan fisik.
Tidak ada lagi takbir keliling dan halal-bi-halal usai sholat Idul Fitri. Sebagian besar daerah bahkan meniadakan sholat Ied berjamaah. Namun tak menyurutkan upaya menyemarakkan Lebaran dengan beragam cara.
Suasana takbir keliling di kota Banda Aceh pada tahun lalu sangat meriah. Takbir yang dilakukan dengan parade mobil hias keliling kota, diikuti anak-anak yang berlarian mengikuti dengan kembang api. Kini hanya kerinduan yang dirasakan warga Aceh dan warga Muslim di Indonesia pada umumnya, yang tak lagi dapat merayakan tradisi-tradisi seperti ini karena merebaknya pandemi virus corona.
Pemerintah melarang takbir keliling, sholat Idul Fitri berjamaah di masjid dan lapagan, hingga halal-bi-halal yang kerap mewarnai lebaran setelah sebulan penuh berpuasa; untuk mencegah meluasnya perebakan virus corona.
“Sekarang kami hanya dapat membuat mobil hias untuk takbiran di masjid masing-masing dan mengumandangkan takbir dengan tetap memperhatikan jarak yang aman," kata Al Kautsar.
Sepanjang bulan Ramadan lalu Muhammad Al Kautsar bersama sekitar 50an anak muda secara bergantian membangunkan warga untuk sahur dari masjid kecil di kotanya.
Ia masih berharap besar dapat sholat Idul Fitri berjamaah di masjid bersama keluarga dan sahabat-sahabatnya, tetapi hingga dua hari sebelum lebaran, pandemi tak juga berakhir.
Meskipun Aceh termasuk provinsi dengan kasus corona yang kecil, tapi ia tak mau ambil risiko. Al Kautsar memilih mengikuti anjuran pemerintah untuk tidak berkumpul dalam jumlah besar dan hanya menggelar takbiran di masjidnya saja, tidak berkeliling kota lagi.
Hal senada dilakukan Gusti Aldi di Pangkalan Bun, Kalimantan Tengah.
Baca Juga: Cerita Foto Senyuman dan Kegetiran Tim Medis Virus Corona
“Kemeriahan hanya dirasakan dalam keluarga kecil saja. Kemeriahan lebaran tidak terasa bagi masyarakat luas karena pelaksanaan sholat Ied tidak dilakukan di masjid dan lapangan guna menangkal perebakan Covid-19. Tidak sedikit warga yang memutuskan tidak berkunjung ke kerabat mereka meski masih dalam satu kota," kata Aldi.
Evi Tampakatu, warga di Poso Kota, Kabupaten Poso, Sulawesi Tengah juga mengubah kebiasaannya membuat kue atau belanja lebaran karena Covid-19.
“Kalau tahun lalu sejak awal puasa kami sudah menyiapkan bahan-bahan untuk membuat kue lebaran, zakat untuk anak-anak; kali ini kami mengurangi. Kalau dulu kue sampai 10-15 toples, sekarang hanya lima toples. Kami juga memberi pengertian pada anak-anak kalau sekarang tidak bisa pergi belanja pakaian dulu," kata Evi.
Meskipun demikian, Aldi dan Evi mengatakan sangat bersyukur mereka sekeluarga tetap sehat wal'afiat di tengah pandemi ini.
Rasa syukur yang juga dipanjatkan Irfan, seorang pengungsi di kota Palu, Sulawesi Tengah. Sejak tahun 2018 ia terpaksa hidup di tenda pengungsian setelah rumahnya hancur dalam musibah gempa bumi dahsyat ketika itu.
Irfan yang tinggal bersama empat anak, termasuk dua yang masih berusia di bawah lima tahun, tetap merasa bersyukur keluarga kecilnya sehat waafiat dan masih bisa bersama-sama di hari penuh rahmat ini.
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Sepatu New Balance Diskon 70 Persen di Sports Station, Mulai Rp100 Ribuan
- Petugas Haji Dibayar Berapa? Ini Kisaran Gaji dan Jadwal Rekrutmen 2026
- Liverpool Pecat Arne Slot, Giovanni van Bronckhorst Latih Timnas Indonesia?
- 5 Mobil Bekas Selevel Innova Budget Rp60 Jutaan untuk Keluarga Besar
- 5 Shio Paling Beruntung Besok 25 November 2025, Cuan Mengalir Deras
Pilihan
-
Menkeu Purbaya Diminta Jangan Banyak Omon-omon, Janji Tak Tercapai Bisa Jadi Bumerang
-
Trofi Piala Dunia Hilang 7 Hari di Siang Bolong, Misteri 59 Tahun yang Tak Pernah Tuntas
-
16 Tahun Disimpan Rapat: Kisah Pilu RR Korban Pelecehan Seksual di Kantor PLN
-
Harga Pangan Nasional Hari Ini: Cabai Makin Pedas
-
FIFA Atur Ulang Undian Piala Dunia 2026: 4 Tim Unggulan Dipastikan Tak Segrup
Terkini
-
Kejagung Ungkap Alasan Suryo Utomo Diperiksa Terkait Kasus Korupsi Manipulasi Pajak
-
Sosok Kerry Adrianto Riza, Putra 'Raja Minyak' Bantah Korupsi Rp285 T: Ini Fitnah Keji!
-
Gus Tajul kepada Gus Yahya: Kalau Syuriah PBNU Salah, Tuntut Kami di Majelis Tahkim
-
DPRD DKI Coret Pasal Larangan Jual Rokok 200 Meter dari Sekolah, Kemendagri Jadi Penentu
-
Mendagri Terima Penghargaan dari Detikcom: Berhasil Dorong Pertumbuhan dan Stabilitas Ekonomi Daerah
-
Anggota DPRD Bekasi Diduga Keroyok Warga di Restoran, Korban Dipukul Botol hingga Dihajar Kursi!
-
Gus Tajul Tegaskan Surat Pemberhentian Gus Yahya Sah, Meski Tanpa Stempel Resmi PBNU
-
Pemerintah Usul Hapus Pidana Minimum Kasus Narkotika, Lapas Bisa 'Tumpah' Lagi?
-
Heboh SE Pencopotan Gus Yahya, Komando PBNU Diambil Alih KH Miftachul Akhyar
-
Rano Karno: Lewat LPDP Jakarta, Pemprov DKI Kejar Tambahan Tenaga Dokter Spesialis