Suara.com - Di sudut kota Santiago, geliat kehidupan masih terasa meski dunia sedang dihadang pandemi. Virus corona tak menghentikan langkah mereka untuk mengais kepingan rejeki. Warganya melakukan rutinitas layaknya kehidupan normal.
"Kami adalah pekerja konstruksi, orang yang menjual barang, orang yang keluar setiap hari. Jika dikarantina, segalanya menjadi runyam bagi kami," ujar Oscar Gonzalez, 43, pada AFP yang disadur kembali oleh Gulfnews.
Seperti kebanyakan warga yang kehilangan pekerjaan karena pandemi, Gonzalez juga mengalaminya. Bengkel las tempatnya bekerja tutup sebulan terakhir. Ia tak punya pemasukan dan kini hari-harinya disibukkan dengan turun ke jalan, minta bantuan negara.
Gonzalez tak sendiri, Amerika Latin yang masih didominasi kawasan kumuh menampakkan potret suram yang sama di beberapa sudutnya.
Bagi beberapa orang, bekerja di luar rumah saat pandemi adalah keharusan. Mereka bukan tak takut corona, tapi ada perut yang harus diisi untuk menyambung nyawa.
Ekonom Brasil, Dalia Maimon dari Universitas Federal Rio de Janeiro mengungkapkan istilah yang umum terdengar, yaitu 'daripada mati kelaparan karena tidak bekerja, lebih baik kami tetap mencari pemasukan sambil berusaha tidak terinfeksi'.
Potret ini jelas berbanding terbalik dengan suasana kota megapolitan di kawasan kelas atas Amerika. Mereka yang mampu bertahan dalam kuncian bisa mendekam dengan nyaman sambil rutin mencuci tangan untuk mematikan virus corona.
Beberapa kalangan sanggup membeli masker mewah dengan harga tak masuk akal sementara di sudut lainnya, ada orang yang bahkan tak mampu mengatur jarak aman karena berdempetan di pemukiman kumuh.
Lupakan tentang cuci tangan dengan sabun di air bersih yang mengalir. Di sudut kota Meksiko, warganya bahkan tak punya layanan sanitasi paling dasar untuk menjamin kebersihan.
Baca Juga: Dalam 24 Jam, Lebih dari 1.000 Orang Meninggal karena Covid-19 di Brasil
Di Peru, hampir sepertiga dari 10 juta penduduk kota Lima menghadapi masalah pasokan air yang serius.
Sementara itu, di kota San Cristobal perbatasan Kolombia warganya mengumpulkan air dalam ember dari pipa di jalan dan menggunakannya untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Keluarga Reinaldo Vega bahkan masih memasak dengn kayu bakar.
Tak bisa dipungkiri, selain perawat dan dokter yang berjuang di rumah sakit, mereka yang hidup di sudut kumuh adalah potret nyata kaum paling terdampak pandemi corona.
Berita Terkait
Terpopuler
- Media Belanda Heran Mauro Zijlstra Masuk Skuad Utama Timnas Indonesia: Padahal Cadangan di Volendam
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Anak Wali Kota Prabumulih Bawa Mobil ke Sekolah, Padahal di LHKPN Hanya Ada Truk dan Buldoser
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Harta Kekayaan Wali Kota Prabumulih, Disorot usai Viral Pencopotan Kepala Sekolah
Pilihan
-
Kemiskinan dan Ketimpangan Ekonomi RI Seperti Lingkaran Setan
-
Core Indonesia Sebut Kebijakan Menkeu Purbaya Suntik Rp200 Triliun Dinilai Salah Diagnosis
-
When Botanies Meets Buddies: Sporadies Meramban Bunga Jadi Cerita
-
Ternyata Ini Rahasia Kulit Cerah dan Sehat Gelia Linda
-
Kontras! Mulan Jameela Pede Tenteng Tas Ratusan Juta Saat Ahmad Dhani Usulkan UU Anti Flexing
Terkini
-
Periksa Dirjen PHU Hampir 12 Jam, KPK Curiga Ada Aliran Uang Panas dari Kasus Korupsi Kuota Haji
-
Mardiono Tanggapi Munculnya Calon Ketum Eksternal: PPP Punya Mekanisme dan Konstitusi Baku
-
Dirut BPR Jepara Artha Dkk Dapat Duit hingga Biaya Umrah dalam Kasus Kredit Fiktif
-
Muncul ke Publik Usai Dikira Hilang saat Demo Ricuh, Eko Purnomo: Maaf Bikin Khawatir
-
KPK Wanti-wanti Kemenkeu soal Potensi Korupsi dalam Pencairan Rp 200 Triliun ke 5 Bank
-
Mendagri Jelaskan Pentingnya Keseimbangan APBD dan Peran Swasta Dalam Pembangunan Daerah
-
Dukungan Mengalir Maju Calon Ketum PPP, Mardiono: Saya Siap Berjuang Lagi! Kembali PPP ke Parlemen!
-
KPK Beberkan Konstruksi Perkara Kredit Fiktif yang Seret Dirut BPR Jepara Artha
-
Peran Satpol PP dan Satlinmas Dukung Ketertiban Umum dan Kebersihan Lingkungan Diharapkan Mendagri
-
Jadilah Satpol PP yang Humanis, Mendagri Ingatkan Pentingnya Membangun Kepercayaan Publik