Suara.com - Melihat kerusuhan dan aksi protes yang masih terjadi selama enam hari berturut-turut ini, China mengeluarkan sebuah pernyataan. Pernyataan tersebut terlihat seperti 'balasan' atas komentar AS atas kerusuhan di Hong Kong.
Menyadur Channel News Asia, pada Senin (01/06) juru bicara Kementerian Luar Negeri China, Zhao Lijian mengatakan kerusuhan di Amerika Serikat memperlihatkan parahnya masalah rasisme dan kekerasan polisi yang terjadi.
"Orang kulit hitam juga berhak untuk hidup. Hak asasi manusia mereka juga harus dijamin," kata Zhao Lijian kepada wartawan di Beijing.
"Rasisme terhadap etnis minoritas di AS adalah penyakit kronis masyarakat Amerika. Situasi saat ini mencerminkan keparahan masalah rasisme dan kekerasan polisi di AS," tambah Zhao.
Para diplomat dan media pemerintah China memanfaatkan kerusuhan yang dipicu oleh kematian George Floyd untuk menuduh Amerika Serikat munafik dan membandingkan para pemrotes Amerika dengan para demonstran di Hong Kong.
Beijing telah lama geram oleh kritik dari negara Barat, terutama Washington, atas penanganannya terhadap protes yang mengguncang Hong Kong tahun lalu.
Zhao juga mengatakan tanggapan pemerintah AS terhadap protes yang terjadi di Hong Kong adalah contoh dari standar ganda AS yang sudah terkenal di dunia.
"Mengapa AS menyebut-nyebut kemerdekaan Hong Kong dan unsur-unsur kekerasan sebagai pahlawan dan aktivis, namun di sisi lain menyebut orang-orang yang memprotes rasisme 'perusuh'?" tanya Zhao.
China bersikeras bahwa "pasukan asing" yang harus disalahkan atas kekacauan yang terjadi di Hong Kong.
Baca Juga: SpaceX Kembali Coba Antar 2 Astronot Amerika Serikat ke ISS Pagi Nanti
Awal bulan ini, pihak Beijing berencana untuk memberlakukan undang-undang keamanan nasional di Hong Kong yang menurut mereka diperlukan untuk mengekang "terorisme".
Kebijakan tersebut kemudian dikutuk oleh para aktivis dan negara-negara Barat sebagai upaya untuk menggerogoti kebebasan di kota tersebut.
Juru bicara kementerian luar negeri lainnya yakni Hua Chunying juga ikut menyindir sikap AS melalui akun Twitternya.
"Saya tidak bisa bernapas," tulisnya di Twitter, sebagai balasan dari komentar juru bicara Departemen Luar Negeri AS, Morgan Ortagus yang mengkritik kebijakan China di Hong Kong.
Hua mengutip kata-kata yang didengar Floyd berulang kali sebelum ia meninggal akibat tidak bernapas setelah seorang petugas polisi berlutut di lehernya selama hampir sembilan menit.
Berita Terkait
Terpopuler
- 19 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 5 Oktober: Ada 20.000 Gems dan Pemain 110-113
- Rhenald Kasali di Sidang ASDP: Beli Perusahaan Rugi Itu Lazim, Hakim Punya Pandangan Berbeda?
- Beda Pajak Tahunan Mitsubishi Destinator dan Innova Reborn, Lebih Ringan Mana?
- 3 Shio Paling Beruntung Pekan Kedua 6-12 Oktober 2025
- Jadwal dan Lokasi Penukaran Uang Baru di Kota Makassar Bulan Oktober 2025
Pilihan
-
Pihak Israel Klaim Kantongi Janji Pejabat Kemenpora untuk Datang ke Jakarta
-
Siapa Artem Dolgopyat? Pemimpin Atlet Israel yang Bakal Geruduk Jakarta
-
Seruan Menggetarkan Patrick Kluivert Jelang Timnas Indonesia vs Arab Saudi
-
Perbandingan Spesifikasi vivo V60 Lite 4G vs vivo V60 Lite 5G, Kenali Apa Bedanya!
-
Dana Transfer Dipangkas, Gubernur Sumbar Minta Pusat Ambil Alih Gaji ASN Daerah Rp373 T!
Terkini
-
Anggaran Dipangkas Rp 15 Triliun, Gubernur DKI Siapkan Obligasi Daerah, Menkeu Beri Lampu Hijau
-
Dicecar KPK Soal Kuota Haji, Eks Petinggi Amphuri 'Lempar Bola' Panas ke Mantan Menag Yaqut
-
Hotman 'Skakmat' Kejagung: Ahli Hukum Ungkap Cacat Fatal Prosedur Penetapan Tersangka
-
4 Fakta Korupsi Haji: Kuota 'Haram' Petugas Hingga Jual Beli 'Tiket Eksekutif'
-
Teror Bom Dua Sekolah Internasional di Tangesel Hoaks, Polisi: Tak Ada Libur, Belajar Normal!
-
Hotman Paris Singgung Saksi Ahli Kubu Nadiem: 'Pantas Anda Pakai BMW Sekarang, ya'
-
Regulasi Terus Berubah, Penasihat Hukum Internal Dituntut Adaptif dan Inovatif
-
LMS 2025: Kolaborasi Global BBC Ungkap Kisah Pilu Adopsi Ilegal Indonesia-Belanda
-
Local Media Summit 2025: Inovasi Digital Mama dan Magdalene Perjuangkan Isu Perempuan
-
KPK Bongkar Modus 'Jalur Cepat' Korupsi Haji: Bayar Fee, Berangkat Tanpa Antre