Suara.com - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dikabarkan frustrasi dengan sikap pemerintah China yang diklaim ogah-ogahan alias setengah hati dalam memberikan informasi terkait virus Corona Covid-19.
Menyadur CNBC, petinggi WHO pada awalnya memuji China atas apa yang mereka lakukan saat wabah virus Corona pertama kali 'meledak' di kota Wuhan.
Namun kekinian, WHO tampak jengah dengan sikap China yang justru terlihat lambat. China terkesan menutup-nutupi informasi yang seharusnya penting demi mengakhiri pandemi global tersebut.
"Kami mendapatkan informasi yang sangat minim," kata epidemiologi Amerika Serikat Maria Van Kerkhove yang kini memimpin teknis WHO untuk Covid-19, dikutip CNCB, Selasa (2/6/2020).
"Jelas itu tidak cukup bagi kita dalam melakukan perencanaan yang tepat."
Pejabat tinggi WHO di China, Dr. Gauden Galea mengakui bahwa pemerintah China kekinian lambat memberi informasi terkait Covid-19.
Bahkan pemerintah China dilaporkan AP, telah memperlambat pemberian informasi sekitar seminggu setelah laboratorium telah sepenuhnya memecahkan kode genetik Sars-CoV-2.
Laboratorium pemerintah China hanya merilis genom setelah lab lain mempublikasikannya di depan pihak berwenang di situs virolog pada 11 Januari.
Setelah itu, pemerintah China juga dikabarkan vakum memberikan pembaruan informasi selama dua pekan kepada WHO terkait jumlah pasien dan kasus di awal-awal munculnya wabah.
Baca Juga: Hati-hati, Makanan Tinggi Lemak Bisa Turunkan Konsentrasi
"Kami saat ini berada pada tahap di mana ya, mereka memberikan informasi kepada kami 15 menit sebelum muncul di CCTV--Televisi Pusat China," kata Dr. Gauden Galea.
Pada pekan kedua Januari, kepala kedaruratan WHO, Dr. Michael Ryan, mengatakan kepada rekan-rekannya bahwa sudah saatnya organisasi mempercepat tindakan terkait wabah virus Corona.
Kejadian saat wabah SARS pada 2002 yang menewaskan hampir 800 orang di seluruh dunia disebutnya tak boleh terulang, di mana saat itu pemerintah China juga tertutup terkait informasi virus.
"Ini persis skenario yang sama, tanpa henti mencoba mendapatkan pembaruan dari China tentang apa yang sedang terjadi," kata Ryan.
Meledaknya pandemi Covid-19 saat ini juga disebut-sebut terjadi karena lambatnya pemberian informasi pemerintah China ke WHO.
AP melaporkan, WHO baru mengumumkan keadaan darurat global pada 30 Januari 2020 di mana laboratorium pemerintah China sebenarnya sudah menerjemahkan genom Sars-CoV-2 secara penuh 22 hari sebelumnya.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Pilihan Produk Viva untuk Menghilangkan Flek Hitam, Harga Rp20 Ribuan
- 7 Mobil Bekas di Bawah Rp50 Juta untuk Anak Muda, Desain Timeless Anti Mati Gaya
- 7 Rekomendasi Mobil Matic Bekas di Bawah 50 Juta, Irit dan Bandel untuk Harian
- 5 Mobil Mungil 70 Jutaan untuk Libur Akhir Tahun: Cocok untuk Milenial, Gen-Z dan Keluarga Kecil
- 7 Sunscreen Mengandung Niacinamide untuk Mengurangi Flek Hitam, Semua di Bawah Rp60 Ribu
Pilihan
-
Harga Emas Turun Hari ini: Emas Galeri di Pegadaian Rp 2,3 Jutaan, Antam 'Kosong'
-
Trik Rahasia Belanja Kosmetik di 11.11, Biar Tetap Hemat dan Tetap Glowing
-
4 HP Memori 512 GB Paling Murah, Cocok untuk Gamer dan Konten Kreator
-
3 Rekomendasi HP Infinix 1 Jutaan, Speknya Setara Rp3 Jutaan
-
5 HP Layar AMOLED Paling Murah, Selalu Terang di Bawah Terik Matahari mulai Rp1 Jutaan
Terkini
-
5 Fakta dan Pihak-pihak yang Terlibat Perang Sudan
-
Mau Perkuat Partai yang Dipimpin Prabowo, Budi Arie Bicara Soal Kapan Masuk Gerindra
-
Dasco: Gerindra Siap Tampung Gelombang Relawan Projo!
-
PLN Electric Run 2025 Siap Start Besok, Ribuan Pelari Dukung Gerakan Transisi Energi Bersih
-
Merapat ke Prabowo, Budi Arie Bicara Kemungkinan Jokowi Tak Lagi Jadi Dewan Penasihat Projo!
-
Hujan Lebat Iringi Megawati Ziarah ke Makam Bung Karno di Blitar, Begini Momennya
-
Usai Budi Arie Kasih Sinyal Gabung Gerindra, Projo Siap Lepas Wajah Jokowi dari Logo!
-
Beri Sinyal Kuat Gabung ke Gerindra, Budi Arie: Saya Satu-satunya yang Diminta Presiden
-
Cuma Hadir di Kongres Projo Lewat Video, Budi Arie Ungkap Kondisi Jokowi: Sudah Pulih, tapi...
-
Dari Blitar, Megawati Inisiasi Gagasan 'KAA Plus', Bangun Blok Baru Negara Global Selatan