"Dalam beberapa kasus mereka telah menemukan hasil yang mengerikan dengan ventilasi mekanik. Mungkin ada kerusakan paru-paru jika ventilasi tidak optimal - terutama ketika orang berpikir bahwa kegagalan pernapasan selalu dikaitkan dengan ARDS atau sindrom gangguan pernapasan akut," Jean-Louis Vincent, profesor obat perawatan intensif di Rumah Sakit Erasme Univ Belgia, mengatakan kepada BBC.
Selama Mukherjee menggunakan ventilator, ia juga menggunakan pelemas otot - obat yang melumpuhkan otot sehingga pasien tidak mencoba bernapas sendiri.
Pada suatu malam di bulan April, keadaannya semakin memburuk.
Demamnya melonjak, detak jantung menurun, dan tekanan darah turun drastis. Semua ini menunjukkan gejala infeksi baru.
Sambil dikejar waktu, dalam perjalanan kembali ke rumah sakit, Dr Sinha membacakan instruksi di telepon kepada timnya dalam perawatan kritis.
Ketika dia tiba, pertempuran untuk menyelamatkan Mukherjee sudah berlangsung.
Dr Sinha dan timnya memberikan antibiotik yang ampuh sebagai pilihan akhir untuk membunuh infeksi langsung ke pembuluh darahnya, bersama dengan pelemas otot tambahan dan obat-obatan untuk menstabilkan tekanan darah.
Butuh tiga jam bagi badai untuk berlalu.
"Ini adalah pengalaman yang paling menguras tenaga saya," kata Dr Sinha, yang telah menghabiskan 16 dari 21 tahun sebagai dokter sebagai konsultan perawatan intensif, kepada BBC.
Baca Juga: Restorasi Mobil Jadul Jaguar S1, Datang Berkarat Keluar Memikat
"Kami harus bergerak cepat dan mengerjakannya. Itu membutuhkan presisi. Kami berkeringat deras mengenakan alat pelindung kami [gaun ritsleting, sarung tangan ganda, pelindung kaki, kacamata, pelindung wajah] dan penglihatan kami kabur. Kami berempat bekerja tanpa henti selama tiga jam malam itu, "katanya.
"Kami melihat monitor setiap menit dan memeriksa apakah dia mengalami kemajuan. Saya mengatakan pada diri sendiri, kami ingin orang ini bertahan. Dia tidak sakit parah. Dia adalah satu-satunya pasien Covid-19 dalam perawatan intensif saat itu."
Ketika Mukherjee menjadi stabil, saat itu pukul 02:00 waktu setempat. Dr Sinha memeriksa teleponnya.
Ada 15 panggilan tak terjawab dari istri Mukherjee dan saudara iparnya, seorang peneliti penyakit pernapasan yang tinggal di New Jersey.
"Itu adalah malam paling mengerikan dalam hidup saya. Saya pikir saya telah kehilangan suami saya," Aparajita Mukherjee, seorang manajer sumber daya manusia, mengatakan kepada BBC.
Dia saat itu berada di rumah, ditengah lockdown dan dikarantina, bersama dengan ibu mertuanya yang bersusia 80 dan terbaring di tempat tidur, beserta seorang bibi yang difabel, tidak ada yang dinyatakan positif Covid-19.
Berita Terkait
Terpopuler
- 31 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 18 Desember: Ada Gems dan Paket Penutup 112-115
- Kebutuhan Mendesak? Atasi Saja dengan BRI Multiguna, Proses Cepat dan Mudah
- 5 Skincare untuk Usia 60 Tahun ke Atas, Lembut dan Efektif Rawat Kulit Matang
- 5 Mobil Keluarga Bekas Senyaman Innova, Pas untuk Perjalanan Liburan Panjang
- Kuasa Hukum Eks Bupati Sleman: Dana Hibah Pariwisata Terserap, Bukan Uang Negara Hilang
Pilihan
-
UMP Sumsel 2026 Hampir Rp 4 Juta, Pasar Tenaga Kerja Masuk Fase Penyesuaian
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
-
Samsung PD Pasar Tablet 2026 Tetap Tumbuh, Harga Dipastikan Aman
Terkini
-
Aktivitas Tambang Emas Ilegal di Gunung Guruh Bogor Kian Masif, Isu Dugaan Beking Aparat Mencuat
-
Sidang Ditunda! Nadiem Makarim Sakit Usai Operasi, Kuasa Hukum Bantah Tegas Dakwaan Cuan Rp809 M
-
Hujan Deras, Luapan Kali Krukut Rendam Jalan di Cilandak Barat
-
Pensiunan Guru di Sumbar Tewas Bersimbah Darah Usai Salat Subuh
-
Mendagri: 106 Ribu Pakaian Baru Akan Disalurkan ke Warga Terdampak Bencana di Sumatra
-
Angin Kencang Tumbangkan Pohon di Ragunan hingga Tutupi Jalan
-
Pohon Tumbang Timpa 4 Rumah Warga di Manggarai
-
Menteri Mukhtarudin Lepas 12 Pekerja Migran Terampil, Transfer Teknologi untuk Indonesia Emas 2045
-
Lagi Fokus Bantu Warga Terdampak Bencana, Ijeck Mendadak Dicopot dari Golkar Sumut, Ada Apa?
-
KPK Segel Rumah Kajari Bekasi Meski Tak Ditetapkan sebagai Tersangka