Suara.com - Anggota DPR RI Fadli Zon membandingkan anggaran bantuan untuk para petani yang berada jauh di bawah anggaran untuk program kartu Prakerja. Menurutnya pembagian anggaran seperti itu tidak adil dan tidak pantas.
Saat pandemi corona, sebanyak 2,4 juta petani miskin mendapatkan BLT sebesar RP 600 ribu. Namun, uang tunai yang diterima hanya sebesar Rp 300 ribu karena sisanya diberikan dalam bentuk sarana produksi pertanian (Saprotan).
Jika ditotal, anggaran untuk BLT petani hanya sebesar Rp 1,4 triliun. Sementara anggaran yang dialokasikan untuk kartu Prakerja mencapai Rp 5,6 triliun.
"Menurut saya, jumlah tersebut sangat tak memadai dan juga tidak adil, tidak pantas," kata Fadli melalui akun Twitter miliknya, Senin (8/6/2020).
Padahal, ketersediaan pangan nasional saat ini disokong oleh 26,125 juta rumah tangga petani. Seharusnya mereka pantas diprioritaskan mendapatkan bantuan dan stimulus ekonomi dibandingkan industri start up dan sektor tersier lainnya.
Fadli Zon mengingatkan pemerintah adanya ancaman krisis pangan global akibat pandemi Covid-19 yang harus ditangani dengan serius. Meski para petani telah menerima BLT, pemerintah harus menyiapkan subsidi tersendiri untuk membantu mendorong produksi pangan dalam negeri.
"Untuk mengatasi krisis pangan dan kelaparan, Indonesia seharusnya mendorong peningkatan investasi dalam bidang ketahanan pangan dan perdesaan," ungkap Fadli Zon.
Fadli meminta pemerintah menggelontorkan dana untuk fokus membangun kekuatan pangan. Dengan adanya stimulus dan insentif ekonomi, diharapkan dapat menambah gairah petani dalam berproduksi dan menyelamatkan Indonesia dari ancaman krisis pangan.
Baca Juga: Kembali Mangkal Tarik Penumpang, Pengemudi Ojol: Alhamdulillah
Berita Terkait
-
Hadapi Krisis Pangan Global, Fadli Zon Minta Pemerintah Subsidi Petani
-
Petani di Papua Ditembaki dan Dimutilasi, Mayatnya Dibungkus Pakai Karung
-
Nostalgia, Fadli Zon Kenang Masa SMA, Lulus dengan Nilai Tertinggi
-
Seram! Orang-orangan Sawah Ini Mirip Dementor
-
Pilkada Saat Pandemi, KPU Pandeglang Butuh Tambahan Anggaran Rp 22 Miliar
Terpopuler
- Media Belanda Heran Mauro Zijlstra Masuk Skuad Utama Timnas Indonesia: Padahal Cadangan di Volendam
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Anak Wali Kota Prabumulih Bawa Mobil ke Sekolah, Padahal di LHKPN Hanya Ada Truk dan Buldoser
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Harta Kekayaan Wali Kota Prabumulih, Disorot usai Viral Pencopotan Kepala Sekolah
Pilihan
-
Gelombang Keracunan MBG, Negara ke Mana?
-
BUMN Tekstil SBAT Pasrah Menuju Kebangkrutan, Padahal Baru IPO 4 Tahun Lalu
-
Kemiskinan dan Ketimpangan Ekonomi RI Seperti Lingkaran Setan
-
Core Indonesia Sebut Kebijakan Menkeu Purbaya Suntik Rp200 Triliun Dinilai Salah Diagnosis
-
When Botanies Meets Buddies: Sporadies Meramban Bunga Jadi Cerita
Terkini
-
Riwayat Pendidikan Gibran di KPU Jadi Sorotan, Masa SMA Ditempuh 5 Tahun
-
Korupsi Kuota Haji: KPK Endus Aliran Duit Haram Sampai ke Meja Dirjen, Hilman Latief Dicecar 11 Jam
-
Siswi MTS Cipayung Gantung Diri Akibat Bullying, Menteri PPPA: Anak Butuh Ruang Aman untuk Curhat
-
5 Fakta Dugaan Skandal Panas Irjen Krishna Murti dan Kompol Anggraini Berujung Mutasi Jabatan
-
Ribuan Siswa Keracunan MBG, Warganet Usul Tim BGN Berisi Purnawirawan TNI Diganti Alumni MasterChef
-
Detik-detik Mengerikan Transjakarta Hantam Deretan Kios di Jaktim: Sejumlah Pemotor Ikut Terseret!
-
Serukan Green Policy Lawan Krisis Ekologi, Rocky Gerung: Sejarah Selalu Berpihak ke Kaum Muda
-
Kunto Aji Soroti Kualitas Makanan Bergizi Gratis dari 2 Tempat Berbeda: Kok Timpang Gini?
-
Rekam Jejak Sri Mulyani Keras Kritik BJ Habibie, Kinerjanya Jadi Menteri Tak Sesuai Omongan?
-
Pajak Kendaraan di RI Lebih Mahal dari Malaysia, DPRD DKI Janji Evaluasi Aturan Progresif di Jakarta