Suara.com - Laporcovid19.org menilai pemerintah tidak teransparan dalam menentukan zona daerah risiko penyebaran Virus Corona. Sebab, Gugus Tugas Nasional Percepatan Penanganan Covid-19 tidak pernah terbuka mengenai jumlah tes Polymerase Chain Reaction (PCR) untuk mengonfirmasi orang yang terinfeksi kepada publik.
"Untuk mendefinisikan risiko suatu wilayah, maka harus dibuka jumlah tesnya. Karena, risiko satu wilayah tidak dapat diandalkan apabila tidak diketahui jumlah tes PCR-nya," kata Iqbal Elyazar, Kolaborator LaporCovid-19 dalam konfrensi pers, Kamis (18/6/2020).
Epidemiolog tersebut menjelaskan, tes PCR menjadi standar baku dalam pemeriksaan terdahap orang yang terinfeksi Virus Corona. Oleh karena itu, LaporCovid-19 mendorong pemerintah memperbanyak laboratorium yang terlibat dalam pemeriksaan Virus Corona.
"Dan perlu ditambah lebih bangak lagi SDM yang dilatih untuk membantu pemeriksaan Virus Corona," ujarnya.
Ketimpangan Jumlah Lab Covid-19
Iqbal mengatakan masalah lain yang krusial adalah sebaran laboratorium Covid-19 yang tak merata di Indonesia. Sebanyak 60 persen laboratorium Covid-19 di Indonesia berada di Provinsi pulai Jawa-Bali dan 40 persen melayani provinsi di luar Pulau Jawa-Bali.
"Jadi ada ketimpangan di sana," terangnya.
Selain itu, sebagian besar, 30-40 persen pemeriksaan Covid-19 melalui tes PCR terkonsentrasi di DKI Jakarta. Sisanya di luar Jakarta. Pemeriksaan PCR itu dianggap sangat timpang, sehingga penanganan penyebaran wabah tersebut juga tak merata.
"Maka kami menyarankan semua informasi terkait dengan tes PCR harus dibuka, sesuai dengan komitmen pemerintah pada saat awal untuk membuka data yang berkaitan dengan bencana ini," tandasnya.
Baca Juga: Laporcovid-19 Nilai Pemerintah Tak Transparan Soal Data Zona Risiko
Berita Terkait
Terpopuler
- 10 Sunscreen untuk Flek Hitam Terlaris di Shopee yang Bisa Kamu Coba
- Penyerang Klub Belanda Siap Susul Miliano Bela Timnas Indonesia: Ibu Senang Tiap Pulang ke Depok
- Lebih Murah dari Innova Zenix: 5 Mobil 7 Seater Kabin Lega Cocok untuk Liburan Keluarga Akhir Tahun
- 27 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 26 Oktober: Raih 18.500 Gems dan Pemain 111-113
- 7 Mobil 8 Seater Termurah untuk Keluarga, MPV hingga SUV Super Nyaman
Pilihan
-
3 Rekomendasi HP Xiaomi 1 Jutaan Chipset Gahar dan RAM Besar, Lancar untuk Multitasking Harian
-
Tukin Anak Buah Bahlil Naik 100 Persen, Menkeu Purbaya: Saya Nggak Tahu!
-
Menkeu Purbaya Mau Tangkap Pelaku Bisnis Thrifting
-
4 HP Memori 256 GB Paling Murah, Cocok untuk Gamer yang Ingin Install Banyak Game
-
Disebut Menteri Berbahaya, Menkeu Purbaya Langsung Skakmat Hasan Nasbi
Terkini
-
Sandra Dewi Cabut Gugatan: Awalnya Ngotot, Kini Pasrah Barang-barang Disita Kejagung, Mengapa?
-
Geger Utang Whoosh, Bunga Pinjaman China Disebut 20 Kali Lipat Lebih Ganas dari Jepang
-
Luhut Sebut Whoosh 'Busuk' Sejak Awal, Said Didu Heran: Kenapa Kebusukan Itu Tidak Dihentikan?
-
Akhir Pelarian Dugi Telenggen Anggota OPM Penembak Brigpol Joan, Ditangkap saat Asyik Main HP
-
Kekerasan hingga Penipuan Daring, KemenPPPA Soroti Kerentanan Perempuan di Dunia Nyata dan Digital
-
Wakili Indonesia, Kader PSI Soroti Masalah Ini di Konferensi Dunia di Shanghai
-
Bukan Cari Cuan, Jokowi Beberkan Alasan Bangun Whoosh Meski Diterpa Isu Korupsi
-
Politikus Nasdem Rajiv Mangkir dari Pemeriksaan Kasus CSR, KPK Pastikan Bakal Panggil Ulang
-
Di Hari Sumpah Pemuda, Puan Ajak Generasi Muda Kawal Demokrasi dengan Etika dan Akal Sehat
-
Penyelidikan Perkara Whoosh Masih Fokus Cari Tindak Pidana, KPK Enggan Bahas Calon Tersangka