Suara.com - Kasus pelecehan seksual anak secara online di Thailand meningkat di tengah pandemi Covid-19 yang juga menyerang negara gajah putih tersebut.
Menyadur Asia One, Sabtu (20/6/2020), kasus pelecehan anak secara online mencapai rekor tertinggi tahun ini. Menurut polisi Thailand, predator cybersex mengeksploitasi krisis virus corona.
Gugus tugas Internet Crime Against Children (TICAC) yang dipimpin polisi telah menyelamatkan lebih dari 100 anak dalam dua bulan terakhir. Jumlah tersebut hampir dua kali lipat dari 53 korban yang ada pada tahun 2018, yang merupakan angka tahunan tertinggi sejak tahun 2016.
"Anak-anak tidak bersekolah dan penjahat memanfaatkan ini untuk mencari penghasilan selama menganggur," kata kolonel polisi Thakoon Nimsomboon, kepala TICAC.
Internet berkecepatan tinggi yang murah dan meningkatnya jumlah anak yang memiliki ponsel pintar juga menjadi pememicu kejahatan cybersex dalam beberapa tahun terakhir. Anak-anak dari Thailand hingga Filipina dieksploitasi melalui streaming langsung untuk membayar klien di seluruh dunia.
Pejabat dan aktivis melihat pelecehan cybersex anak memburuk saat pandemi virus corona karena keluarga berjuang untuk mencari nafkah sementara anak-anak di rumah dan online.
Sejak pertengahan April, satuan tugas kepolisian telah memulihkan lebih dari 150.000 file materi pelecehan seksual anak dan membuka 53 kasus. Pada 2019, terdapat 72 kasus yang melibatkan 46 korban.
"Ada kemungkinan besar bahwa angka tahun ini akan mencapai rekor tertinggi, terutama karena petugas memiliki waktu untuk melakukan investigasi karena berkurangnya kejahatan di jalanan," kata Thakoon, yang juga wakil komandan unit anti-perdagangan manusia.
Thailand tengah meningkatkan upaya untuk mengatasi pelecehan seks anak dalam beberapa tahun terakhir, dengan peluncuran TICAC oleh Polisi Thailand pada tahun 2016. Satuan tersebut bekerja sama dengan organisasi non-pemerintah setempat untuk melacak pelanggar dan korban.
Baca Juga: Bulan Depan, Perjalanan Bisnis ke Thailand akan Kembali Dibuka
TICAC sudah menyelidiki lebih dari 280 kasus eksploitasi seksual anak secara online sejak 2016, yang 81 di antaranya terkait dengan perdagangan manusia. Sisanya terkait dengan pelecehan seksual dan pornografi.
Wirawan Mosby, direktur Proyek HUG, badan amal yang membantu anak-anak yang diperdagangkan, mengatakan pemerintah harus meningkatkan kebijakan keamanan internet sekolah, terutama ketika anak-anak belajar dari rumah.
"Memiliki fitur tinggi seperti itu bukanlah sesuatu yang bisa dibanggakan, dan penegakan hukum tidak menyelesaikan masalah pada akar penyebabnya," katanya.
Para ahli hak-hak anak mendesak Thailand untuk membuat undang-undang yang akan mengkriminalisasi pelecehan seksual terhadap anak, yang akan membantu melindungi mereka dari perdagangan seks.
"Karena kami belum memiliki undang-undang ini, anak-anak perlu menjadi korban terlebih dahulu untuk mengajukan tuntutan [terhadap pelaku],” kata Wirawan.
"Inilah mengapa kita perlu fokus pada pencegahan dan mendidik anak-anak." tutupnya.
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Rekomendasi Motor Bekas di Bawah 10 Juta Buat Anak Sekolah: Pilih yang Irit atau Keren?
- Dua Rekrutan Anyar Chelsea Muak dengan Enzo Maresca, Stamford Bridge Memanas
- 5 Mobil Bekas 3 Baris Harga 50 Jutaan, Angkutan Keluarga yang Nyaman dan Efisien
- Harga Mepet Agya, Intip Mobil Bekas Ignis Matic: City Car Irit dan Stylish untuk Penggunaan Harian
- 10 Mobil Bekas Rp75 Jutaan yang Serba Bisa untuk Harian, Kerja, dan Perjalanan Jauh
Pilihan
-
Timnas Indonesia U-22 Gagal di SEA Games 2025, Zainudin Amali Diminta Tanggung Jawab
-
BBYB vs SUPA: Adu Prospek Saham, Valuasi, Kinerja, dan Dividen
-
6 HP Memori 512 GB Paling Murah untuk Simpan Foto dan Video Tanpa Khawatir
-
Pemerintah Bakal Hapus Utang KUR Debitur Terdampak Banjir Sumatera, Total Bakinya Rp7,8 T
-
50 Harta Taipan RI Tembus Rp 4.980 Triliun, APBN Menkeu Purbaya Kalah Telak!
Terkini
-
Bantuan Tahap III Kementan Peduli Siap Diberangkatkan untuk Korban Bencana Sumatra
-
Kasus Bupati Lampung Tengah, KPK: Bukti Lemahnya Rekrutmen Parpol
-
Era Baru Pengiriman MBG: Mobil Wajib di Luar Pagar, Sopir Tak Boleh Sembarangan
-
BGN Atur Ulang Jam Kerja Pengawasan MBG, Mobil Logistik Dilarang Masuk Halaman Sekolah
-
BGN Memperketat Syarat Sopir MBG Pasca Insiden Cilincing, SPPG Tak Patuh Bisa Diberhentikan
-
Bupati Kini Jadi 'Dirigen' Program MBG, Punya Kuasa Tutup Dapur Nakal
-
Program MBG Bikin Ibu di Lumajang Kantongi Ratusan Ribu, Ekonomi Lokal Melesat
-
Babak Penentuan Kasus Ijazah Palsu Jokowi, Polisi Gelar Perkara Khusus Senin Depan
-
Kebahagiaan Orangtua Siswa SMK di Nabire Berkat Program Pendidikan Gratis
-
Sosialisasi Program Pendidikan Gratis, SMK Negeri 2 Nabire Hadirkan Wali Murid