Suara.com - Anggota DPR dari Fraksi PKS, Mardani Ali Sera, menyoroti sikap Presiden Jokowi ketika marah di depan menteri hingga mengancam adanya reshuffle Kabinet Indonesia Maju.
Menurut Mardani, dalam kondisi krisis diperlukan keputusan dan tindakan cepat dari seorang pemimpin, bukan sekadar berpidato dan mengeluh di depan menteri serta rakyat.
"Pak Presiden Joko Widodo @jokowi, dalam kondisi krisis diperlukan keputusan dan tindakan (action) cepat dari seorang pemimpin, bukan sekadar pidato dan mengeluh di depan menteri dan rakyat. #leadership," cuit Mardani seperti dikutip Suara.com dari akun jejaring sosial Twitter @MardaniAliSera, Senin (29/6/2020).
Mardani menyerukan agar Jokowi segera bertindak jika ada menteri, pejabat atau aturan yang perlu diganti guna mempercepat eksekusi program penanganan krisis. Otoritas sepenuhnya di tangan Jokowi.
"Bila ada menteri, pejabat, atau aturan yang perlu diganti utk mempercepat ekskusi program penanganan krisis, segera lakukan. Otoritas dan tanggung jawab sepenuhnya di tangan Anda selaku Presiden RI. #leadership," kicau Mardani Ali Sera.
Pun Mardani Ali Sera menyoroti pidato Jokowi tersebut yang ternyata sudah sejak 10 hari lalu namun baru diunggah Minggu 28 Juni 2020. Mardani mempertanyakan tindakan dan putusan Jokowi sejak pidato itu dilontarkan 10 hari lalu.
"Pidato ini ternyata pidato 10 hari yang lalu, baru diunggah kemarin oleh Biro Pers Istana setelah 10 hari. Dan dalam 10 hari ini belum ada keputusan dan tindakan apapun dari Pak Jokowi setelah pidato marah-marah dan mengeluh. #leadership," tulis Mardani.
Dengan tegas, Mardani menuliskan Indonesia membutuhkan kepemimpinan yang jelas, bukan sekadar mengeluh dan marah-marah seolah-seolah pencitraan.
"Indonesia butuh kepemimpinan yang jelas, bukan sekadar mengeluh dan marah-marah seakan pencitraan #leadership," cuit Mardani.
Baca Juga: Jokowi: Insentif Tenaga Medis Segera Dibayar, Kemenkes Jangan Bertele-tele!
Ancaman reshuffle
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo a.k.a Jokowi memperingatkan para menteri Kabinet Indonesia Maju yang masih bekerja biasa-biasa saja saat pandemi covid-19, untuk mengubah cara kerjanya.
"Perasaan ini harus sama. Kita harus mengerti ini. Jangan biasa-biasa saja, jangan linear, jangan menganggap ini normal. Bahaya sekali kita, saya lihat masih banyak kita yang menganggap ini normal," kata Presiden Jokowi dengan nada tinggi, saat menyampaikan arahan dalam sidang kabinet paripurna, di Istana Negara pada 18 Juni 2020.
Video arahan Presiden Jokowi tersebut baru dikeluarkan oleh Biro Pers, Media dan Informasi Sekretariat Presiden pada "channel" Youtube Sekretariat Presiden pada Minggu.
Dalam arahan tersebut, Presiden Jokowi bahkan membuka opsi "reshuffle" menteri atau pembubaran lembaga yang masih bekerja biasa-biasa saja.
"Bisa saja, membubarkan lembaga, bisa saja 'reshuffle'. Sudah kepikiran ke mana-mana saya, entah buat perppu (peraturan pemerintah pengganti undang-undang) yang lebih penting lagi. Kalau memang diperlukan. Karena memang suasana ini harus ada, kalau bapak ibu tidak merasakan itu sudah," kata Presiden Jokowi sambil mengangkat kedua tangannya.
Berita Terkait
-
Jokowi: Insentif Tenaga Medis Segera Dibayar, Kemenkes Jangan Bertele-tele!
-
Tengku Zul Komentari Jengkelnya Jokowi ke Kemenkes: Pak Presiden Heran?
-
Dulu Disanjung, Kini Terawan Disentil Jokowi, sampai Jadi Trending Topic
-
Jokowi Larang Warga Jemput Paksa Pasien COVID-19
-
Jokowi: Jangan Terjadi Lagi Keluarga Rebut Paksa Jenazah Covid-19!
Terpopuler
- 5 Sepatu Running Lokal Paling Juara: Harga Murah, Performa Berani Diadu Produk Luar
- 7 Bedak Padat yang Awet untuk Kondangan, Berkeringat Tetap Flawless
- 8 Mobil Bekas Sekelas Alphard dengan Harga Lebih Murah, Pilihan Keluarga Besar
- 5 Rekomendasi Tablet dengan Slot SIM Card, Cocok untuk Pekerja Remote
- 7 Rekomendasi HP Murah Memori Besar dan Kamera Bagus untuk Orang Tua, Harga 1 Jutaan
Pilihan
-
Pertemuan Mendadak Jusuf Kalla dan Andi Sudirman di Tengah Memanasnya Konflik Lahan
-
Cerita Pemain Keturunan Indonesia Han Willhoft-King Jenuh Dilatih Guardiola: Kami seperti Anjing
-
Mengejutkan! Pemain Keturunan Indonesia Han Willhoft-King Resmi Pensiun Dini
-
Kerugian Scam Tembus Rp7,3 Triliun: OJK Ingatkan Anak Muda Makin Rawan Jadi Korban!
-
Ketika Serambi Mekkah Menangis: Mengingat Kembali Era DOM di Aceh
Terkini
-
Kondisi Terkini Pelaku Ledakan SMAN 72 Jakarta: Masih Lemas, Polisi Tunggu Lampu Hijau Dokter
-
Duka Longsor Cilacap: 16 Nyawa Melayang, BNPB Akui Peringatan Dini Bencana Masih Rapuh
-
Misteri Kematian Brigadir Esco: Istri Jadi Tersangka, Benarkah Ada Perwira 'W' Terlibat?
-
Semangat Hari Pahlawan, PLN Hadirkan Cahaya Bagi Masyarakat di Konawe Sulawesi Tenggara
-
Diduga Rusak Segel KPK, 3 Pramusaji Rumah Dinas Gubernur Riau Diperiksa
-
Stafsus BGN Tak Khawatir Anaknya Keracunan karena Ikut Dapat MBG: Alhamdulillah Aman
-
Heboh Tuduhan Ijazah Palsu Hakim MK Arsul Sani, MKD DPR Disebut Bakal Turun Tangan
-
Pemkab Jember Kebut Perbaikan Jalan di Ratusan Titik, Target Rampung Akhir 2025
-
Kejagung Geledah Sejumlah Rumah Petinggi Ditjen Pajak, Usut Dugaan Suap Tax Amnesty
-
Kepala BGN Soal Pernyataan Waka DPR: Program MBG Haram Tanpa Tenaga Paham Gizi