Suara.com - Komika sekaligus sutradara Ernest Prakasa turut berkomentar soal video presiden yang memarahi menterinya saat sidang kabinet paripurna di Istana Negara. Ernest mengaku sudah mati rasa dengan aksi marah-marah presiden tersebut.
Sutradara yang kerap bersuara soal kondisi politik Indonesia ini berpendapat bahwa aksi kemarahan presiden tersebut justru terkesan seperti sebuah publicity stunt alias aksi yang telah direncanakan untuk menarik perhatian publik.
"Jujur gue udah mati rasa lihat presiden marah-marahin menteri. Lebih terkesan kayak publicity stunt. Mending nunggu sesuatu yang riil, baru kasih apresiasi," tulis Ernest melalui Twitter, Senin (29/6/2020).
Pendapat Ernest ini ternyata banyak disetujui oleh warganet. Beberapa diantaranya menganggap bahwa aksi kemarahan sejumlah tokoh politik di depan publik adalah hal yang kuno.
"Setuju. Strategi publikasi marah-marah itu basi. Dari Bu Risma, Zumi Zola, sampai Pasha Ungu," komentar warganet.
"Bahkan ospek kuliah udah enggak ada marah-marah," imbuh warganet lain.
"Marah tak akan menghasilkan apapun, kecuali action plan-nya memang enggak pernah dieksekusi, tapi enggak perlu marah juga, toh tinggal pecat ganti yang baru, set target baru," usul warganet lain.
Seperti yang telah diberitakan, video Presiden Jokowi yang memarahi menterinya tengah menjadi perhatian publik.
Dalam video sidang kabinet yang berdurasi lebih dari 10 menit yang diunggah oleh kanal YouTube Sekretariat Presiden itu terlihat, Jokowi memberikan arahan yang tegas kepada para menterinya.
Baca Juga: Jokowi ke Menteri-menteri: Saya Jengkel, Apa Enggak Punya Perasaan?
Presiden bahkan sempat menyatakan kejengkelannya karena sampai saat ini disebutnya belum ada progres yang signifikan dari kerja jajarannya dalam tiga bulan terakhir.
Padahal, situasi yang berkembang saat ini memerlukan langkah luar biasa karena dunia, termasuk Indonesia, sudah diambang krisis.
Jokowi bahkan mengatakan akan melakukan langkah-langkah extraordinary apa pun demi menyelamatkan 267 juta rakyat Indonesia, termasuk reshuffle.
"Bisa saja membubarkan lembaga. Bisa saja reshuffle. Sudah kepikiran ke mana-mana saya. Entah buat perppu yang lebih penting lagi. Kalau memang diperlukan," ucap Jokowi.
Berita Terkait
-
Fahri Sentil Jokowi: Marah 18 Juni, Terdengar Marah 28 Juni, Follow-up?
-
Amarah Jokowi Sudah Level 9, Pakar: 'Bahaya' Dikatakan Berkali-kali
-
Tengku Zul Komentari Jengkelnya Jokowi ke Kemenkes: Pak Presiden Heran?
-
Rilis Video Jokowi Ancam Reshuffle, Istana Ungkap Alasannya
-
Menteri Kerja Lamban, Jokowi Ancam Reshuffle dan Bubarkan Lembaga
Terpopuler
- 7 Rekomendasi Sepatu New Balance Diskon 70% Jelang Natal di Sports Station
- Analisis Roy Suryo Soal Ijazah Jokowi: Pasfoto Terlalu Baru dan Logo UGM Tidak Lazim
- Ingin Miliki Rumah Baru di Tahun Baru? Yuk, Cek BRI dengan KPR Suku Bunga Spesial 1,30%
- Meskipun Pensiun, Bisa Tetap Cuan dan Tenang Bersama BRIFINE
- Kebutuhan Mendesak? Atasi Saja dengan BRI Multiguna, Proses Cepat dan Mudah
Pilihan
-
UMP Sumsel 2026 Hampir Rp 4 Juta, Pasar Tenaga Kerja Masuk Fase Penyesuaian
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
-
Samsung PD Pasar Tablet 2026 Tetap Tumbuh, Harga Dipastikan Aman
Terkini
-
Jelang Nataru, Penumpang Terminal Pulo Gebang Diprediksi Naik Hingga 100 Persen
-
KPK Beberkan Peran Ayah Bupati Bekasi dalam Kasus Suap Ijon Proyek
-
Usai Jadi Tersangka Kasus Suap Ijon Proyek, Bupati Bekasi Minta Maaf kepada Warganya
-
KPK Tahan Bupati Bekasi dan Ayahnya, Suap Ijon Proyek Tembus Rp 14,2 Miliar
-
Kasidatun Kejari HSU Kabur Saat OTT, KPK Ultimatum Segera Menyerahkan Diri
-
Pengalihan Rute Transjakarta Lebak Bulus - Pasar Baru Dampak Penebangan Pohon
-
Diduga Lakukan Pemerasan hingga Ratusan Juta, Kajari dan Kasi Intel Kejaksaan Negeri HSU Ditahan KPK
-
Boni Hargens: 5 Logical Fallacies di Argumentasi Komite Reformasi Polri Terkait Perpol 10/2025
-
Gak Perlu Mahal, Megawati Usul Pemda Gunakan Kentongan untuk Alarm Bencana
-
5 Ton Pakaian Bakal Disalurkan untuk Korban Banjir dan Longsor Aceh-Sumatra