Suara.com - Pengamat politik Hendri Satrio menilai ultimatum Presiden Jokowi mengenai reshuffle kabinet tidak akan menyasar Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto.
Pasalnya, ia menyebut Jokowi kini lebih menitikberatkan pada penanganan non-medis yakni pemulihan sektor ekonomi yang mengalami krisis akibat pandemi Covid-19.
"Kemungkinan besar (reshuffle kabinet) di kesehatan dan ekonomi. Tapi tidak untuk menteri kesehatan," ucap Hendri Satrio Apa seperti dikutip Suara.com dari kanal YouTube Apa Kabar Indonesia tvOne, Selasa (30/6/2020).
Hendri menuturkan, ketika Jokowi membentuk kabinet pada 2019 untuk membantu tugasnya, Indonesia tengah berada dalam situasi normal tanpa mengetahui akan adanya pandemi Covid-19 yang memberikan dampak signifikan sehingga presiden belum memiliki inisiatif reshuffle.
"Begitu sekarang ada Covid-19, kalau presiden mau ganti menteri kesehatan dari dulu-dulu. Tapi sekarang dia lebih fokus ke penanganan non-medisnya, supaya ekonomi di Indonesia dan bangsa ini maju lebih cepat lagi," imbuhnya.
Menurut Hendri, wajar kalau Jokowi wajar mengganti jajarannya dengan orang yang mumpuni dalam menangani krisis ekonomi di tengah pandemi. Ia mencontohkan dengan sikap Perdana Menteri Inggris Winston Churchill.
"Berkali-kali saya katakan. Dulu Churchill juga begitu.Begitu perang, ganti semua menterinya dengan menteri yang paham bagaimana menangani perang," ucap Hendri.
Ia menambahkan, "Harusnya Pak Jokowi ikutin aja. Sekarang ganti menterinya yang bisa menangani pandemi dan krisis supaya bisa naik lebih cepat".
Terlebih kata Hendri, Jokowi kini lebih berat menghadapi dampak akibat pandemi Covid-19 dibandingkan penyebabnya yang secara bertahap sudah bisa ditangani oleh masyarakat.
Baca Juga: Alasan Video Jokowi Marah Baru Diunggah Setelah 10 Hari
"Penyebanya kan Covid-19, perlahan tapi pasti negara ini sudah terbiasa menangani penyebab. Nah kelihatannya, Pak Jokowi justru lebih berat menghadapi akibatnya," imbuh Hendri.
Lebih lanjut, Hendri lantas menyinggung pernyataan Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko yang mengakui adanya sejumlah masalah dalam penyerapan anggaran di Kementerian Kesehatan.
Bagi Hendri, klaim yang disampaikan Moeldoko merupakan persoalan lama yang tak kunjung tuntas, sehingga wajar apabila Presiden menunjukkan kemarahannya dengan menyentil Kemenkes.
"Apa yang disampaikan Pak Moeldoko termasuk penyerapan, itu cerita lama banget gitu. Jadi wajar pak Jokowi marah-marah, karena gak ada hal yang diperbaiki, masalah sinergi BPJS dan menteri kesehatan itu kuno karena direksi BPJS tidak diganti," ucap Hendri.
Ia pun mengatakan publik sebenarnya sering melihat Jokowi menampilkan kekesalannya terhadap situasi rumit yang terjadi di Indonesia.
Namun kemarahan yang ditunjukkan dalam sidang paripurna di Istana Negara pada 18 Juni 2020 lalu berbeda dari sebelumnya.
Berita Terkait
Terpopuler
- 6 Sepatu Adidas Diskon 60 Persen di Sports Station, Ada Adidas Stan Smith
- Kronologi Lengkap Petugas KAI Diduga Dipecat Gara-Gara Tumbler Penumpang Hilang
- 5 Moisturizer dengan Alpha Arbutin untuk Memudarkan Flek Hitam, Cocok Dipakai Usia 40-an
- 15 Merek Ban Mobil Terbaik 2025 Sesuai Kategori Dompet Karyawan hingga Pejabat
- 10 Mobil Terbaik untuk Pemula yang Paling Irit dan Mudah Dikendalikan
Pilihan
-
Viral Tumbler Tuku di Jagat Maya, Berapa Sebenarnya Harganya? Ini Daftar Lengkapnya
-
Tidak Ada Nasi di Rumah, Ibu di Makassar Mau Lempar Anak ke Kanal
-
Cuaca Semarang Hari Ini: Waspada Hujan Ringan, BMKG Ingatkan Puncak Musim Hujan Makin Dekat
-
Menkeu Purbaya Mau Bekukan Peran Bea Cukai dan Ganti dengan Perusahaan Asal Swiss
-
4 HP dengan Kamera Selfie Beresolusi Tinggi Paling Murah, Cocok untuk Kantong Pelajar dan Mahasiswa
Terkini
-
Rapat Harian PBNU Putuskan Rotasi Besar, Gus Ipul Dicopot dari Jabatan Sekjen!
-
Bocoran Baleg DPR: Kenapa RUU Danantara dan RUU Kejaksaan Dihapus dari Prolegnas 2026?
-
Bupati Mojokerto Ajak Karang Taruna dan Sentra Komunikasi Sosialisasi Ketentuan Cukai Ilegal
-
Dana Rp90 Miliar Raib di Akun Sekuritas, Korban Laporkan Mirae Asset ke Bareskrim
-
Jerat Impor Tembakau: Saat Petani Lokal Merugi dan Rokok Murah Mengancam Remaja
-
Banjir Kepung Sumatera: Puan Minta Pemerintah Gercep Evakuasi, Perintahkan Anggota DPR Turun
-
Bencana Ekologis Mengepung Indonesia, Wakil Ketua MPR Desak Pemerintah Percepat Aksi Iklim
-
Tegaskan Belum Hentikan Kasus Arya Daru, Polisi Buru 'Dalang' Medsos dan Dalami Sidik Jari Misterius
-
Fisik Mulai Pulih, Psikis Belum Stabil: Pemeriksaan F Pelaku Ledakan SMAN 72 Masih Tertunda
-
Babak Baru Kasus Alvaro Kiano: Polisi Dalami Keterlibatan Pihak Lain, Siapa Komplotan Alex?