Suara.com - Bea cukai Amerika Serikat menyita kiriman produk-produk dari China yang diyakini dibuat oleh umat Islam Uighur di kamp-kamp kerja paksa di provinsi Xinjiang.
Menyadur Channel News Asia, Kamis (2/7/2020) produk tersebut berupa 11 ton wig yang diimpor oleh Lop County Meixin Hair Product senilai 800.000 dolar (sekitar Rp 11,5 miliar).
Perlindungan Pabean dan Perbatasan AS (CBP) memerintahkan pada 17 Juni untuk menahan barang tersebut karena menggunakan menggunakan sistem kerja paksa dalam pembuatannya, termasuk dari anak-anak.
"Produksi barang-barang ini merupakan pelanggaran hak asasi manusia yang sangat serius," kata Brenda Smith, asisten komisaris eksekutif untuk perdagangan di CBP.
"Perintah penahanan dimaksudkan untuk mengirim pesan yang jelas dan langsung ke semua entitas yang ingin melakukan bisnis dengan Amerika Serikat bahwa praktik ilegal dan tidak manusiawi tidak akan ditoleransi." jelasnya.
Lop County Meixin adalah pengekspor rambut ketiga dari Xinjiang - biasanya digunakan untuk membuat rambut palsu - dimasukkan ke black list dalam beberapa bulan terakhir karena menggunakan kerja paksa.
Pengumuman tersebut dikeluarkan ketika Departemen Keamanan Negara, Perdagangan, Perbendaharaan, dan Keamanan Dalam Negeri AS memperingatkan bisnis AS untuk berhati-hati mengimpor barang melalui rantai pasokan yang melibatkan kerja paksa di Xinjiang dan di tempat lain di China.
Pemerintah AS juga memperingatkan perusahaan-perusahaan agar tidak memasok alat-alat pengawasan untuk digunakan oleh pihak berwenang Xinjiang, atau membantu pembangunan fasilitas yang digunakan untuk menahan Muslim dan minoritas di provinsi tersebut.
"Pemerintah China terus melakukan kampanye penindasan di Xinjiang, dengan targetkan warga Uighur, etnik Kazakh, etnik Kyrgyzstan, dan anggota kelompok minoritas Muslim lainnya," kata Departemen Luar Negeri.
Baca Juga: AS Borong 90 Persen Stok Remdesivir Dunia, Dipercaya Mampu Atasi Covid-19
Berita Terkait
Terpopuler
- Penampakan Rumah Denada yang Mau Dijual, Lokasi Strategis tapi Kondisinya Jadi Perbincangan
- Belajar dari Tragedi Bulan Madu Berujung Maut, Kenali 6 Penyebab Water Heater Rusak dan Bocor
- Prabowo Disebut Ogah Pasang Badan untuk Jokowi Soal Ijazah Palsu, Benarkah?
- 3 Shio Paling Beruntung Pekan Ketiga 13-19 Oktober 2025
- 4 Mobil Listrik Termurah di Indonesia per Oktober 2025: Mulai Rp180 Jutaan
Pilihan
-
Harga Emas Antam Hari Ini Cetak Rekor Tertinggi Pegadaian, Tembus Rp 2.565.000
-
Warisan Utang Proyek Jokowi Bikin Menkeu Purbaya Pusing: Untungnya ke Mereka, Susahnya ke Kita!
-
Tokoh Nasional dan Kader Partai Lain Dikabarkan Gabung PSI, Jokowi: Melihat Masa Depan
-
Proyek Rp65 Triliun Aguan Mendadak Kehilangan Status Strategis, Saham PANI Anjlok 1.100 Poin
-
Pundit Belanda: Patrick Kluivert, Alex Pastoor Cs Gagal Total
Terkini
-
Peneliti BRIN Ungkap Demokrasi Sejati Adalah Saat Suara Rakyat Didengar, Bukan Hanya Dipilih
-
Irine Gayatri BRIN Bedah 'Pasang Surut' Gerakan Rakyat
-
Skandal Rp 285 Triliun: Anak Riza Chalid Diduga Kantongi Rp3,07 T dari Korupsi Minyak
-
Jurnalis Myanmar Dorong Pembentukan Dewan Pers ASEAN, Perkuat Solidaritas Kebebasan Pers
-
Kabinet Prabowo Copy Paste Era Bung Karno, Ikrar Nusa Bhakti: Pemborosan di Tengah Ekonomi Sulit
-
Seleksi Pejabat BPJS Tak Sekadar Rotasi Jabatan, Pansel Cari Pemimpin yang Bisa Reformasi JKN
-
Ikon Baru Jakarta! 'Jembatan Donat' Dukuh Atas Dibangun Tanpa Duit APBD, Kapan Jadinya?
-
Proyek Galian Bikin Koridor 13 'Lumpuh', Transjakarta Kerahkan Puluhan Bus Tambahan
-
Larang Perdagangan Daging Anjing dan Kucing, Gubernur Pramono Siapkan Pergub dalam Sebulan
-
BNI Dukung BPJS Ketenagakerjaan Tingkatkan Layanan Jaminan Sosial lewat BNIdirect Cash