Suara.com - Petisi setop kawin tangkap muncul setelah sebuah video perempuan menangis serta berteriak saat diangkat sekelompok pria viral di media sosial. Kejadian dalam rekaman itu diduga merupakan praktik kawin tangkap.
Gubernur Nusa Tenggara Timur Viktor Laiskodat dituntut untuk menandatangani petisi berjudul "Terbitkan Perda Larangan Kawin Tangkap di Sumba". Petisi itu dimuat dalam laman Change.org.
Badan Pengurus Nasional Persekutuan Perempuan Berpendidikan Teologi di Indonesia (BPN PERUATI) adalah penggagas petisi tersebut.
Hingga berita ini diterbitkan, terdapat 4.684 orang yang menandatangani dari targer lima ribu.
Menurut Darwita Purba dari PERUATI, praktik kawin tangkap menyebabkan penderitaan, ketakutan, rasa tidak aman dan trauma yang mendalam bagi perempuan.
"Praktik kawin tangkap adalah sebuah tindakan kekerasan terhadap perempuan karena tubuh perempuan dikontrol dan dijadikan objek seksual laki-laki dan hal ini jelas melanggar Hak Asasi Perempuan seperti tercantum dalam CEDAW (The Convention on the Elimination of all Forms of Discrimination Against Women) yang telah diratifikasi melalui UU RI No.7 tahun 1984," dikutip Suara.com dari petisi tersebut, Rabu (7/2/2020).
Darwita juga menyebutkan beberapa kasus kawin tangkap yang pernah terjadi di tahun 2017, 2019 dan 2020. Bahkan salah satunya sampai menyekap seorang perempuan selama 6 hari di rumah keluarga laki-laki.
PERUATI meminta kepada Viktor Laiskodat untuk menerbitkan Peraturan Daerah larangan praktik kawin tangkap di 4 kabupaten di Pulau Sumba. Petisinya bisa diakses di www.change.org/StopKawinTangkap.
Dengan adanya payung hukum yang jelas, korban kawin tangkap diharapkan akan mendapat perlindungan. Sementara pelakunya dapat diproses secara hukum sehingga menimbulkan efek jera.
Baca Juga: Viral Perempuan Menangis Diangkat Paksa Sejumlah Pria, Diduga Kawin Tangkap
Untuk diketahui, tradisi kawin tangkap menuai penolakan setelah rekaman perempuan menangis serta berteriak saat diangkat oleh sekelompok pria beredar luas.
Rekaman itu diunggah oleh akun Instagram @fakta.indo pada Senin (29/6/2020).
Video berdurasi 24 detik tersebut merekam seorang perempuan diangkat dengan paksa oleh beberapa pria. Awalnya, tangan wanita itu ditarik oleh seorang pria.
Si wanita berusaha bertahan dan duduk di sebuah bangku.
Akan tetapi, usaha si wanita sia-sia saja. Itu karena sejumlah pria datang dan langsung menggotong wanita tersebut.
Beberapa pria memakai ikat kepala warna putih. Sementara laki-laki lain tampak mengenakan ikat kepala warna merah.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Mobil Kencang, Murah 80 Jutaan dan Anti Limbung, Cocok untuk Satset di Tol
- 7 Rekomendasi Lipstik untuk Usia 40 Tahun ke Atas, Cocok Jadi Hadiah Hari Ibu
- 8 Promo Makanan Spesial Hari Ibu 2025, dari Hidangan Jepang hingga Kue
- Media Swiss Sebut PSSI Salah Pilih John Herdman, Dianggap Setipe dengan Patrick Kluivert
- PSSI Tunjuk John Herdman Jadi Pelatih, Kapten Timnas Indonesia Berikan Komentar Tegas
Pilihan
-
Rupiah Bangkit Perlahan, Dolar AS Mulai Terpojok ke Level Rp16.760
-
2 Profesi Ini Paling Banyak Jadi Korban Penipuan di Industri Keuangan
-
Cek Fakta: Viral Klaim Pigai soal Papua Biarkan Mereka Merdeka, Benarkah?
-
Ranking FIFA Terbaru: Timnas Indonesia Makin Pepet Malaysia Usai Kena Sanksi
-
Sriwijaya FC Selamat! Hakim Tolak Gugatan PKPU, Asa Bangkit Terbuka
Terkini
-
Gatot Nurmantyo: Ancaman Terbesar Prabowo Bukan dari Luar, tapi Pembusukan dari Dalam
-
Jakarta Diprediksi Berawan Hingga Hujan Ringan Hari Ini, Cek Titik Lokasinya
-
Pangan Ilegal dan Ancaman Kesehatan Jelang Nataru, Apa yang Harus Kita Ketahui?
-
Waka BGN: Tidak Ada Paksaan Anak Libur Ambil MBG di Sekolah
-
10 Jalan Tol Paling Rawan Kecelakaan, Belajar dari Tragedi Maut di Tol Krapyak
-
Arief Rosyid Dukung Penuh Bahlil: Era Senior Atur Golkar Sudah Berakhir
-
Wagub Babel Hellyana Resmi Jadi Tersangka Ijazah Palsu
-
Eksklusif! Jejak Mafia Tambang Emas Cigudeg: Dari Rayuan Hingga Dugaan Setoran ke Oknum Aparat
-
Gibran Bagi-bagi Kado Natal di Bitung, Ratusan Anak Riuh
-
BNI Salurkan Bantuan Pendidikan dan Trauma Healing bagi Anak-Anak Terdampak Bencana di Aceh