Suara.com - Wakil Ketua DPR RI Sufmi Dasco Ahmad mempertanyakan rencana Presiden Joko Widodo yang ingin membubarkan 18 lembaga dengan dalih efisiensi anggaran.
Meski mengapreasi langkah tersebut, Dasco meminta agar Jokowi bisa membeberkan kepada publik lembaga mana yang mau dibubarkan.
"Saya rasa presiden semangatnya adalah untuk memangkas birokrasi dan mengefektifkan kerja-kerja yang ada, itu patut kita apresiasi. Namun memang perlu didetailkan, dibahas, nanti mana saja lembaga-lembaga yang perlu dibubarkan. Karena kita harus lihat nanti apa terhadap tatanan negara san efek-efek lain yang akan terjadi," kata Dasco di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Selasa (14/7/2020).
Sementara itu soal pemangkasan lembaga, Dasco memandang memang ada lembaga-lembaga yang keberadaannya tidak diperlukan. Namun, ia tidak menyebutkan lembaga mana yang dimaksud.
"Ya memang kalau kita lihat ada sih lembaga negara yang kerjanya lambat dan peninggalan lalu-lalu, lembaga negara yang tidak perlu. Untuk objektivitas saya pikir tidak akan sebutkan di sini lembaga mana yang kita anggap perlu dan tidak perlu," kata Dasco.
"Nanti akan ada tim yang ahli tentunya akan memberikan masukan kepada presiden mana-mana saja yang perlu dan tidak perlu," tandasnya.
Diketahui, Jokowi bakal merampingkan 18 lembaga negara dan komisi. Langkah yang akan diambil Jokowi ini seakan menjadi realisasinya setelah mengancam pembubaran lembaga saat Sidang Kabinet Paripurna pada 18 Juni 2020 lalu.
"Sudah ada, dalam waktu dekat ini. Berapa? 18," ujar Jokowi di Istana Merdeka, Jakarta, Senin (13/6/2020).
Meski demikian Jokowi belum mau membeberkan 18 lembaga negara yang akan dirampingkan tersebut. Jokowi menjelaskan, alasan merampingkan sejumlah lembaga karena dalam rangka penghematan anggaran. Semakin ramping sebuah organisasi, anggaran biaya kegiatan atau program disebut dapat semakin dikendalikan.
Baca Juga: Parlemen Rasis, Anggota DPR Etnis India Diminta Pakai Bedak Agar Terlihat
"Semakin ramping organisasi ya cost nya kan semakin bisa kita kembalikan anggaran, biaya. Kalau pun bisa kembalikan ke menteri kementerian, ke dirjen, direktorat, direktur, kenapa kita harus pakai badan-badan itu lagi, ke komisi-komisi itu lagi," ucap dia.
Tak hanya itu, Jokowi pun mengibaratkan sebuah organisasi pemerintahan seperti kapal yang harus bergerak cepat. Pasalnya kata dia, negara yang cepat akan mengalahkan negara yang lambat.
"Saya ingin kapal itu sesimple mungkin sehingga bergeraknya semakin cepat. Organisasi ke depan kira-kira seperti itu. Negara yang cepat akan mengalahkan yang lambat, bukan negara gede mengalahkan negara kecil," tutur Jokowi.
Di kesempatan yang sama, Sekretaris Negara Pratikno membenarkan rencana perampingan sejumlah lembaga negara tersebut. Namun ia juga tak merinci 18 lembaga negara yang akan dirampingkan.
"Komite, Komisi dan badan," kata Pratikno.
Berita Terkait
-
DPR Sebut Revisi UU P2SK Bisa Lindungi Nasabah Kripto
-
Diplomasi Tanpa Sekat 2025: Bagaimana Dasco Jadi 'Jembatan' Megawati hingga Abu Bakar Baasyir
-
Dasco Ketuk Palu Sahkan Pansus RUU Desain Industri, Ini Urgensinya
-
Perubahan Skema Pupuk Subsidi Dinilai Dorong Transparansi
-
Komisi X DPR Respons Kabar 700 Ribu Anak Papua Tak Sekolah: Masalah Serius, Tapi Perlu Cross Check
Terpopuler
- 5 Mobil Kencang, Murah 80 Jutaan dan Anti Limbung, Cocok untuk Satset di Tol
- 7 Rekomendasi Lipstik untuk Usia 40 Tahun ke Atas, Cocok Jadi Hadiah Hari Ibu
- 8 Promo Makanan Spesial Hari Ibu 2025, dari Hidangan Jepang hingga Kue
- Media Swiss Sebut PSSI Salah Pilih John Herdman, Dianggap Setipe dengan Patrick Kluivert
- PSSI Tunjuk John Herdman Jadi Pelatih, Kapten Timnas Indonesia Berikan Komentar Tegas
Pilihan
-
Cek Fakta: Viral Klaim Pigai soal Papua Biarkan Mereka Merdeka, Benarkah?
-
Ranking FIFA Terbaru: Timnas Indonesia Makin Pepet Malaysia Usai Kena Sanksi
-
Sriwijaya FC Selamat! Hakim Tolak Gugatan PKPU, Asa Bangkit Terbuka
-
Akbar Faizal Soal Sengketa Lahan Tanjung Bunga Makassar: JK Tak Akan Mundur
-
Luar Biasa! Jay Idzes Tembus 50 Laga Serie A, 4.478 Menit Bermain dan Minim Cedera
Terkini
-
Wagub Babel Hellyana Resmi Jadi Tersangka Ijazah Palsu
-
Eksklusif! Jejak Mafia Tambang Emas Cigudeg: Dari Rayuan Hingga Dugaan Setoran ke Oknum Aparat
-
Gibran Bagi-bagi Kado Natal di Bitung, Ratusan Anak Riuh
-
Si Jago Merah Ngamuk di Grogol Petamburan, 100 Petugas Damkar Berjibaku Padamkan Api
-
Modus 'Orang Dalam' Korupsi BPJS, Komisi 25 Persen dari 340 Pasien Hantu
-
WFA Akhir Tahun, Jurus Sakti Urai Macet atau Kebijakan Salah Sasaran?
-
Kejati Jakarta Tetapkan 2 Pegawai BPJS Ketenagakerjaan Jadi Tersangka Tindak Pidana Klaim Fiktif JKK
-
Sempat Kabur dan Nyaris Celakai Petugas KPK, Kasi Datun HSU Kini Pakai Rompi Oranye
-
Jadi Pemasok MBG, Perajin Tempe di Madiun Raup Omzet Jutaan Rupiah per Hari
-
Cegah Kematian Gajah Sumatera Akibat EEHV, Kemenhut Gandeng Vantara dari India