Suara.com - Politikus dari Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Mardani Ali Sera menyindir pencalonan Gibran Rakabuming Raka yang akan maju dalam Pemilihan Walikota (Pilwalkot) Solo pada tahun ini.
Menurut Mardani, politikus muda seharusnya mau meniti karier politik dari bawah, tidak langsung berada di posisi atas agar kelak lebih tangguh dalam memimpin.
"Anak muda memang perlu diberi kesempatan dalam politik, tetapi perlu merintis karier politiknya dari bawah," tulis @MardaniAliSera via Twitter.
Di mata Mardani, tanpa proses yang alami maka keterampilan memimpin yang dimiliki politisi muda tak bisa terasah dengan maksimal. Ia menilai hal ini penting untuk diperhatikan, terutama sebagai upaya kaderisasi.
"Tanpa proses yang alami, kapasitas dan keterampilan memimpin tidak terasah dengan tajam. Fenomena ini sekaligus menunjukkan pentingnya kaderisasi di dalam partai politik," lanjutnya.
Gibran disebut-sebut akan maju dalam Pilwalkot Solo 2020 setelah dipinang oleh Partai PDIP. Ia mendapat undangan untuk menghadiri pengumuman rekomendasi PDIP di Pilkada Serentak 2020. Ia diprediksi akan maju sebagai kandidat calon Walikota Solo bersama Teguh Prakosa.
Kabar ini pun sempat menuai kontroversi di berbagai kalangan termasuk warganet. Mereka pun menuliskan beragam komentar terkait pencalonan Gibran dalam Pilwalkot 2020.
"Sepakat. Tanpa mengurangi rasa hormat pada First Family of Indonesia, kebiasaan maju politik berbekal popularitas (siapapun mereka) seperti tidak menghargai orang lain yang merintis dari bawah, yang pelan-pelan memupuk pengalaman organisasi, mental juang dan relasi dengan masyarakat," kata @rezanorman membalas cuitan @mardaniAliSera.
"Sementara ini memang tak ada aturan yang ditabrak, oke-oke saja. Dalam banyak hal, yang sering kita lupakan adalah masalah etika. Etika berpolitik juga amat penting. Etika jauh di atas hal-hal yang orang-orang gaungkan. Pendidikan politik yang mahal dan sulit diterapkan," kata @Agust_ara.
Baca Juga: Gibran Sebut Punya Chemistry dengan Teguh Prakosa
Berita Terkait
-
Terpilih Jadi Calon Wali Kota Solo, Gibran: Jangan Mikir Politik Saja
-
Gibran Maju Jadi Cawalkot, Ernest Prakasa: Ikut Pilkada itu Hak, Tapi...
-
Gibran Sebut Punya Chemistry dengan Teguh Prakosa
-
Anak Presiden Dapat Rekom Maju Cawali, Pengamat Sebut Pilkada Solo Selesai
-
Jadi Cawalkot Solo, PDIP Minta Gibran Sekolah Lagi
Terpopuler
- Cara Edit Foto Pernikahan Pakai Gemini AI agar Terlihat Natural, Lengkap dengan Prompt
- KPU Tak Bisa Buka Ijazah Capres-Cawapres ke Publik, DPR Pertanyakan: Orang Lamar Kerja Saja Pakai CV
- Anak Jusuf Hamka Diperiksa Kejagung Terkait Dugaan Korupsi Tol, Ada Apa dengan Proyek Cawang-Pluit?
- Dedi Mulyadi 'Sentil' Tata Kota Karawang: Interchange Kumuh Jadi Sorotan
- Ditunjuk Jadi Ahli, Roy Suryo Siapkan Data Akun Fufufafa Dukung Pemakzulan Gibran
Pilihan
-
Belajar dari Cinta Kuya: 5 Cara Atasi Anxiety Attack Saat Dunia Terasa Runtuh
-
Kritik Menkeu Purbaya: Bank Untung Gede Dengan Kasih Kredit di Tempat yang Aman
-
PSSI Diam-diam Kirim Tim ke Arab Saudi: Cegah Trik Licik Jelang Ronde 4 Kualifikasi Piala Dunia 2026
-
Pemain Eropa Telat Gabung, Persiapan Timnas Indonesia Terancam Kacau Jelang Hadapi Arab Saudi
-
STY Sudah Peringati Kluivert, Timnas Indonesia Bisa 'Dihukum' Arab Saudi karena Ini
Terkini
-
KPK Beberkan Peran Rudy Tanoesoedibjo di Dugaan Korupsi Bansos, Kuasa Hukum Justru Bersikap Begini!
-
Kasus Korupsi Sritex Resmi Masuk Meja Hijau, Iwan Lukminto Segera Diadili
-
Pesan Mendalam Jelang Putusan Gugatan UU TNI: Apakah MK Bersedia Berdiri Bersama Rakyat?
-
Pemerintah Finalisasi Program Magang Nasional Gaji Setara UMP Ditanggung Negara
-
Korupsi Bansos Beras: Kubu Rudy Tanoesoedibjo Klaim Sebagai Transporter, KPK Beberkan Bukti Baru
-
Polisi Ringkus 53 Tersangka Rusuh Demo Sulsel, Termasuk 11 Anak di Bawah Umur
-
DPR Acungi Jempol, Sebut KPU Bijak Usai Batalkan Aturan Kontroversial
-
Manuver Comeback dari Daerah: PPP Solok 'Sodorkan' Epyardi Asda untuk Kursi Ketua Umum
-
Mengapa Penculik Kacab Bank BUMN Tak Dijerat Pasal Pembunuhan Berencana? Ini Logika Hukum Polisi
-
PT Gag Nikel di Raja Ampat Kembali Beroperasi, Komisi XII DPR: Tutup Sebelum Cemari Geopark Dunia!