Suara.com - Dinas Rahasia dan Departemen Luar Negeri AS menawarkan hadiah USD 2 juta atau setara Rp 29 miliar bagi orang yang menangkap dua hacker internasional yang jadi target buruan mereka.
Agen menawarkan masing-masing USD 1 juta atau Rp 14,5 miliar bagi setiap orang yang menemukan keduanya. Mereka adalah Artem Radchenko dan Oleksandr Ieremenko yang sama-sama berasal dari Ukraina.
Mereka diduga meretas sistem SEC dan menjual informasi penting dari Komisi Sekuritas dan Bursa pada tahun 2016.
Sistem yang diretas adalah yang digunakan perusahaan untuk membuat pengarsipan atau yang dikenal sebagai Electronic Data Gathering, Analysis, and Retrieval system atau EDGAR.
Pemerintah menuduh dua hacker itu mengambil pengajuan uji coba dari perusahaan publik. Menurut SEC, tambalan pengujian memungkinkan perusahaan melihat kinerja mereka sambil meningkatkan modal.
Keduanya didakwa dalam sejumlah dakwaan karena mencuri dan mengekstrak Pengajuan Uji yang mengandung informasi bisnis rahasia, termasuk informasi material non-publik, dari jaringan SEC ke server yang mereka kuasai, termasuk sebuah server di Lithuania.
"Dari atau sekitar Mei 2016 hingga atau 7 Oktober 2016, para terdakwa mengeksploitasi akses tidak sah yang telah mereka peroleh ke SEC dan sistem EDGAR oleh mengekstraksi ribuan Test Testings dari server EDGAR ke Server Lithuania," bunyi dakwaan.
Mike Pompeo mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa tidak ada tempat di dunia untuk jenis penjahat cyber seperti ini. Ia juga mengatakan warga negara yang tidak bersalah di seluruh dunia harus dilindungi dari kejahatan mereka.
"Penjahat dunia maya tidak mematuhi atau menghormati aturan hukum di negara mana pun. Karena jangkauan kriminal mereka ada di seluruh dunia, kami menyambut kerja sama dan koordinasi semua pemerintah untuk membawa para penjahat ini ke pengadilan," jelasnya.
Baca Juga: Pegawai Yahoo Retas 6000 Email, Curi Foto dan Video Seksi Pengguna
"Amerika Serikat berkomitmen untuk upaya itu sebagian melalui Program Imbalan Kejahatan Terorganisir Transnasional yang diselenggarakan oleh Departemen Luar Negeri AS."
Berita Terkait
Terpopuler
- 6 Ramalan Shio Paling Beruntung di Akhir Pekan 4-5 Oktober 2025
- DANA Kaget Jumat Berkah: Klaim Saldo Gratis Langsung Cair Rp 255 Ribu
- Fakta-Fakta Korupsi Bupati HSS Kalsel, Diduga Minta Dana Proyek Puluhan Miliar
- 20 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 4 Oktober 2025, Klaim Ballon d'Or dan 16.000 Gems
- 18 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 3 Oktober: Klaim Ballon d'Or 112 dan Gems
Pilihan
-
Formasi Bocor! Begini Susunan Pemain Arab Saudi Lawan Timnas Indonesia
-
Getol Jualan Genteng Plastik, Pria Ini Masuk 10 Besar Orang Terkaya RI
-
BREAKING NEWS! Maverick Vinales Mundur dari MotoGP Indonesia, Ini Penyebabnya
-
Harga Emas Terus Meroket, Kini 50 Gram Dihargai Rp109 Juta
-
Bursa Saham 'Pestapora" di Awal Oktober: IHSG Naik, Transaksi Pecahkan Rekor
Terkini
-
Malaysia Ikut Buru Riza Chalid, Benarkah Buronan Kakap Ini Benar Jadi Menantu Keluarga Sultan?
-
Tragedi Ponpes Al Khoziny Telan Puluhan Nyawa Santri, Ini Perintah Tegas Prabowo ke Menteri-Gubernur
-
Terjatuh Saat Terjun Payung di Rangkaian HUT TNI, Praka Marinir Zaenal Mutaqim Meninggal Dunia
-
BNPB Ungkap Kendala Evakuasi Santri Al Khoziny: Satu Beton 'Jebakan' Ancam Runtuhkan Sisa Gedung
-
Paspor Dicabut, Riza Chalid dan Jurist Tan Kini Berstatus Tanpa Negara, Bisa Lolos dari Jerat Hukum?
-
Kronologi Gugurnya Prajurit Elite Marinir Praka Zaenal, Parasut Mengembang Namun Takdir Berkata Lain
-
Tragedi Jelang HUT TNI, Prajurit Intai Amfibi Praka Zaenal Gugur Dalam Insiden Terjun Payung
-
Prabowo Perbarui Aturan Seleksi Pemimpin TNI, Utamakan Kompetensi Ketimbang Senioritas
-
Update Tragedi Ponpes Al Khoziny: 23 Jasad Ditemukan dalam 24 Jam, Total Korban Tewas Jadi 39 Orang
-
Bangunan Ponpes Al Khoziny Ambruk, Prabowo Minta Cek Semua Infrastruktur Pesantren!