Kondisi seperti ini kata Kasim, justru malah membuatnya mengantuk.
Justru ketika warung nya ramai, kasim malah bersemangat untuk melayani para pelanggan yang datang.
"Ngantuk lah kalau gini, soalnya sepi nggak ada buat paling nunggu pembeli yang singgah-singgah aja,kalau tutup awal rugi lah," ucap Kasim.
Hal itu juga dirasakan Salim, pemilik motor tambang di sungai kapuas yang tak jauh dari lokasi pelabuhan Dwikora Pontianak.
Sepinya penumpang yang datang maupun keluar Kalbar mempengaruhi aktivitas pekerjaannya. Karena setiap penumpang yang datang, kadang menyewa jasa angkutan transportasi air ini untuk menyebrangi sungai kapuas ke tempat tujuan.
"Biasa ada 3 sampai 5 orang, bawa barang sekarang sepi, ya betunggu tunggu gini lah sampai sore pulang ke rumah," ungkapnya.
Salim bercerita, satu penumpang dihargai Rp 10 ribu. Kadang kata Salim sehari, dia bisa mendapatkan Rp 150 ribu jika dirinya menunggu penumpang menggunakan jasanya dari pagi hingga sore.
"Biasa adalah dapat Rp 150 ribu, karena berbagi penumpang juga sama kawan yang punya tambang lain. Kalau sekarang kadang nunggu warga umum saja yang mau nyebrang, tapi tidak sebanyak seperti biasanya, sepi sekarang," keluhnya.
Mereka berharap, agar pemerintah juga dapat mencarikan jalan solusi supaya tidak berkelamaan untuk menutup pintu masuk pelabuhan itu. Sepinya penumpang justru mempengaruhi perekonomian para pemilik usaha untuk menopang hidup sehari-hari.
Baca Juga: Warga Jatim Positif Covid Kabur di Pontianak, Terdeteksi Virus Lebih Bahaya
Kontributor : Eko Susanto
Berita Terkait
-
Warga Jatim Positif Covid Kabur di Pontianak, Terdeteksi Virus Lebih Bahaya
-
Warga Jombang Positif Corona Kabur di Pontianak, Dinkes: Dia Mungkin Takut
-
Tak Ada Penerbangan ke Pontianak, Penumpang Citilink Terlantar di Juanda
-
Penerbangan Lion Air dan Citilink Rute Surabaya-Pontianak Setop Sementara
-
Polisi Pontianak Memburu Warga Surabaya Positif Corona Kabur dari Hotel
Terpopuler
- Media Belanda Heran Mauro Zijlstra Masuk Skuad Utama Timnas Indonesia: Padahal Cadangan di Volendam
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Anak Wali Kota Prabumulih Bawa Mobil ke Sekolah, Padahal di LHKPN Hanya Ada Truk dan Buldoser
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Harta Kekayaan Wali Kota Prabumulih, Disorot usai Viral Pencopotan Kepala Sekolah
Pilihan
-
Gelombang Keracunan MBG, Negara ke Mana?
-
BUMN Tekstil SBAT Pasrah Menuju Kebangkrutan, Padahal Baru IPO 4 Tahun Lalu
-
Kemiskinan dan Ketimpangan Ekonomi RI Seperti Lingkaran Setan
-
Core Indonesia Sebut Kebijakan Menkeu Purbaya Suntik Rp200 Triliun Dinilai Salah Diagnosis
-
When Botanies Meets Buddies: Sporadies Meramban Bunga Jadi Cerita
Terkini
-
Pajak Kendaraan di RI Lebih Mahal dari Malaysia, DPRD DKI Janji Evaluasi Aturan Progresif di Jakarta
-
Jalan Berlubang di Flyover Pancoran Makan Korban: ASN Terjatuh, Gigi Patah-Dahi Sobek
-
DPR Ingatkan Program Revitalisasi Sekolah Jangan Hanya Buat Gedung Mewah: Guru Juga Harus Sejahtera
-
Gibran Tak Lulus SMA? Said Didu Bongkar UTS Insearch Cuma 'Bimbel', Surat Kemendikbud Disorot
-
Ditinggal Jaksa di Tengah Gugatan Rp125 Triliun, Gibran Hadapi Sendiri Kasus Ijazah SMA-nya?
-
Geger Dugaan Skandal Terlarang Irjen KM, Terkuak Panggilan 'Papapz-Mamamz' Kompol Anggraini
-
Jadi Buron Kasus Pencemaran Nama Baik JK, Kejagung Buru Silfester Matutina
-
Inikah Wajah Kompol Anggraini Diduga Jadi Orang Ketiga di Rumah Tangga Irjen Krishna Murti?
-
Bukan Septic Tank! Ternyata Ini Sumber Ledakan di Pamulang yang Rusak 20 Rumah
-
Nama PBNU Terseret Kasus Haji, KPK Buka Suara: Benarkah Hanya Incar Orangnya, Bukan Organisasinya?