Suara.com - Dentuman dahsyat tiba-tiba terdengar. Debu dan asap pekat seketika menerobos masuk, memenuhi ruangan. Pria ini tergagap sejenak, memikirkan apa yang terjadi barusan.
Ia adalah Mohamed Khalifeh, mantan Menteri Kesehatan Lebanon yang turut prihatin atas bencana di tanah kelahirannya.
Menyadur Al Jazeera pada Kamis (06/08/2020), pria ini segara ke rumah sakit Beirut setelah ledakan.
Ia membantu merawat korban ledakan dan menempatkan keluarga pada prioritas kedua.
Khalifeh sempat memberi pesan pada keluarganya bahwa ledakan baru saja terjadi dan segalanya menjadi bencana dalam sekejap mata.
"Saya berada di rumah saat terjadi ledakan. Saya berteriak pada keluarga saya untuk berhati-hati, ada gempa. Dan segera, segalanya runtuh. Saya meninggalkan keluarga dan bergegas ke rumah sakit untuk menyelamatkan nyawa."
Mohamed Khalifeh mengatakan, negaranya sudah mengalami banyak hal belakangan ini, termasuk merosotnya perekonomian juga pandemi. Ia prihatin atas apa yang terjadi dengan Lebanon akhir-akhir ini.
"Kami berada dalam situasi yang sangat buruk secara ekonomi, (kekurangan) pasokan medis, kekurangan segalanya, kami berhasil mengatasinya, tetapi kehancuran ini tidak bisa dijelaskan."
Sementara itu, seorang mantan jenderal angkatan darat Khaled Hamade mengatakan posisinya sangat dekat dengan lokasi ledakan ketika bencana itu terjadi.
Baca Juga: Bantu Pencarian Korban Ledakan Lebanon, Uni Eropa Terjunkan Tim SAR
"Itu bencana," katanya.
"Ada pecahan kaca di seluruh jalan dan Anda melihat banyak, banyak yang terluka di seluruh jalan," tambah Hamade. "Semuanya (membuat saya ingat) hari terakhir perang saudara di Beirut."
Surga untuk Ayah
Di dalam lobi rumah sakit, seorang wanita muda tertunduk lesu. Ia membungkuk dalam kesedihan dan berkata pada bayinya, "Youssef, ayah ada di surga."
Tak jauh dari wanita muda itu, seorang pria tua memukul tanah berulang kali sambil terisak, tak tahu harus menyalahkan siapa atas bencana yang terjadi. Mereka adalah keluarga korban ledakan Beirut.
Al Jazeera sempat mewawancarai Habib Battah, seorang jurnalis dan pendiri situs berita beirutreport.com. Ia mengatakan negaranya tidak siap menghadapi bencana ini.
Berita Terkait
Terpopuler
- 31 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 18 Desember: Ada Gems dan Paket Penutup 112-115
- Kebutuhan Mendesak? Atasi Saja dengan BRI Multiguna, Proses Cepat dan Mudah
- 5 Skincare untuk Usia 60 Tahun ke Atas, Lembut dan Efektif Rawat Kulit Matang
- 5 Mobil Keluarga Bekas Senyaman Innova, Pas untuk Perjalanan Liburan Panjang
- Kuasa Hukum Eks Bupati Sleman: Dana Hibah Pariwisata Terserap, Bukan Uang Negara Hilang
Pilihan
-
UMP Sumsel 2026 Hampir Rp 4 Juta, Pasar Tenaga Kerja Masuk Fase Penyesuaian
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
-
Samsung PD Pasar Tablet 2026 Tetap Tumbuh, Harga Dipastikan Aman
Terkini
-
Si Jago Merah Mengamuk di Kemanggisan, Warung Gado-Gado Ludes Terbakar
-
ODGJ Iseng Main Korek Gas, Panti Sosial di Cengkareng Terbakar
-
Diplomasi Tanpa Sekat 2025: Bagaimana Dasco Jadi 'Jembatan' Megawati hingga Abu Bakar Baasyir
-
Bobby Nasution Berikan Pelayanan ke Masyarakat Korban Bencana Hingga Dini Hari
-
Pramono Anung Beberkan PR Jakarta: Monorel Rasuna, Kali Jodo, hingga RS Sumber Waras
-
Hujan Ringan Guyur Hampir Seluruh Jakarta Akhir Pekan Ini
-
Jelang Nataru, Penumpang Terminal Pulo Gebang Diprediksi Naik Hingga 100 Persen
-
KPK Beberkan Peran Ayah Bupati Bekasi dalam Kasus Suap Ijon Proyek
-
Usai Jadi Tersangka Kasus Suap Ijon Proyek, Bupati Bekasi Minta Maaf kepada Warganya
-
KPK Tahan Bupati Bekasi dan Ayahnya, Suap Ijon Proyek Tembus Rp 14,2 Miliar