Suara.com - Sidang kasus peretasan akun Twitter orang-orang top dunia pada bulan Juli terganggu dan harus diinterupsi dengan adanya kejadian berbau pornografi.
Menyadur BBC News, Kamis (6/8/2020), sidang tersebut berlangsung melalui aplikasi obrolan video Zoom, tetapi harus ditangguhkan setelah interupsi berulang.
Pemuda berusia 17 tahun itu meminta jumlah jaminan yang lebih rendah, setelah mengaku tidak bersalah atas tuduhan pada hari Selasa.
Saat sidang berlangsung, salah satu pengguna Zoom yang menyebut mereka dengan nama karyawan CNN dan BBC News datang ke pertemuan tanpa diundang dan membuat keributan.
Saat pembahasan, peserta sidang yang menyebut mereka dengan 'CNN' membunyikan rekaman suara dari sebuah video porno. Selain itu pengguna dengan nama 'BBC News' juga melakukan hal yang sama.
Surat kabar Florida, Tampa Bay Times melaporkan bahwa "interupsi semakin sering terjadi ... Hakim Hillsborough Christopher C Nash mengakhiri sidang Zoom sementara".
Bukan hanya itu, salah satu pengguna Zoom di persidangan tersebut menggunakan fitur layar-berbagi Zoom untuk menampilkan sebuah video porno.
Ryan Hughes, seorang reporter untuk WFLA News di Florida, mengatakan Hakim Christopher Nash telah mengatakan bahwa "lain kali dia akan menggunakan kata sandi" untuk sidang selanjutnya.
Rapat zoom tanpa kata sandi dapat diikuti oleh siapa pun yang memiliki nomor ID rapat. Pakar keamanan cyber Brian Krebs menulis bahwa apa yang disebut "Zoombombing" dapat diprediksi.
Baca Juga: Keluhan Pemilik Rumah Gede, Ambil Paket Saja Bisa Buat Cerita Perjalanan
"Bagaimana hakim yang bertanggung jawab atas persidangan tidak berpikir untuk mengaktifkan pengaturan yang akan mencegah orang mengambil alih layar berada di luar jangkauannya. Dugaan saya dia tidak tahu jika dia bisa," tulis Krebs.
Krebs mencatat bahwa untungnya klip pornografi itu cukup jinak. "Hakim yang mengadakan persidangan atas Zoom perlu mendapat petunjuk," katanya.
Setelah melanjutkan persidangan, hakim memutuskan untuk tidak menurunkan jumlah uang jaminan, yang ditetapkan sebesar 750.000 dolar (Rp 10,9 miliar).
Pengacara remaja itu berpendapat jumlah itu tidak masuk akal, karena ia dituduh mencuri hanya sebagian kecil dari jumlah tersebut.
Dia dituduh melakukan 30 tuduhan penipuan setelah melakukan peretasan di Twitter, yang menggunakan alat internal perusahaan media sosial untuk mengakses akun selebriti untuk penipuan Bitcoin.
Twitter mengatakan 130 akun ditargetkan dalam serangan peretasan tersebut.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Mobil Keluarga 7 Seater Mulai Rp30 Jutaan, Irit dan Mudah Perawatan
- Lupakan Louis van Gaal, Akira Nishino Calon Kuat Jadi Pelatih Timnas Indonesia
- Mengintip Rekam Jejak Akira Nishino, Calon Kuat Pelatih Timnas Indonesia
- 21 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 19 Oktober: Klaim 19 Ribu Gems dan Player 111-113
- Bukan Main-Main! Ini 3 Alasan Nusakambangan, Penjara Ammar Zoni Dijuluki Alcatraz Versi Indonesia
Pilihan
-
Suara.com Raih Penghargaan Media Brand Awards 2025 dari SPS
-
Uang Bansos Dipakai untuk Judi Online, Sengaja atau Penyalahgunaan NIK?
-
Dedi Mulyadi Tantang Purbaya Soal Dana APBD Rp4,17 Triliun Parkir di Bank
-
Pembelaan Memalukan Alex Pastoor, Pandai Bersilat Lidah Tutupi Kebobrokan
-
China Sindir Menkeu Purbaya Soal Emoh Bayar Utang Whoosh: Untung Tak Cuma Soal Angka!
Terkini
-
Disentil Mahfud MD Gegara Ditantang Lapor Kasus Kereta Whoosh, KPK Mendadak Bilang Begini
-
Rumah Staf Digeledah Terkait Kasus CSR BI-OJK, Mobil Diduga Hadiah dari Heri Gunawan Disita KPK
-
DPR Ikut Awasi Pemilihan Bacalon Dekan UI: Harus Bebas dari Intervensi Politik
-
KPK Periksa Biro Travel Haji di Yogyakarta, Dalami Dugaan Korupsi Kuota Haji Kemenag
-
Rocky Gerung Kritik Lembaga Survei: Yang Harus Dievaluasi Bukan Presiden, Tapi Metodologinya!
-
KPK Dalami Penganggaran dan Pengadaan Asam Formiat dalam Kasus Korupsi Pengolahan Karet Kementan
-
Jabodetabek Darurat Lingkungan, Menteri LH: Semua Sungai Tercemar!
-
Fadli Zon Umumkan Buku Penulisan Ulang Sejarah Indonesia, Rilis Tanggal 14 Desember!
-
Murid SMP Kena Bully Gegara Salah Kirim Stiker, Menteri PPPA Soroti Kondisi Korban
-
Suara.com Raih Penghargaan Media Brand Awards 2025 dari SPS