Suara.com - Seorang anggota parlemen perempuan di Korea Selatan mendapatkan kecaman setelah mengenakan mini dress atau gaun lengan pendek selutut saat menghadiri rapat.
Menyadur Independent, Senin (10/8/2020), Ryu Ho-Jeong dikritik oleh publik yang memandang pakaiannya tidak pantas digunakan saat berada di parlemen.
Melalui media sosial, sejumlah netizen melontarkan kritikan seperti, "sebentar lagi dia akan menggunakan bikini," hingga "apakah ini bar?"
Dalam suatu agenda rapat parlemen, anggota Partai Keadilan ini tampil dalam balutan gaun merah selutut dan berlengan pendek.
Perempuan berusia 28 tahun ini mengatakan sengaja memakai pakaian dengan gaya seperti itu untuk "menganggu" tradisi pria baruh baya memakai jas di majelis yang didominasi oleh lelaki. Di mana hanya ada 19 persen perempuan dari total 300 kursi parlemen.
"Dalam setiap sidang paripurna, sebagaian besar anggota parlemen, pria dan baruh baya muncul dengan setelan jas dan dasi, jadi saya menghancurkan tradisi itu," ujar Ryu menambahkan kewibawaan majelis nasional tidak dibentuk dari jas-jas itu.
Partai Keadilan mengecam perilaku publik yang mengkritik Ryu, menyebut orang-orang hanya menilainya berdasarkan penampilannya, alih-alih kinerjanya.
"Kami sama sekali tidak setuju dengan suara yang menggambarkan politisi perempuan kurang kualifikasi dengan menilai penampilan dan citranya dari pada kinerja legislatifnya," ujar pernyataan Partai Keadilan.
Partai Keadilan menilai anggota parlemen perempuan masih menjadi sasaran kecaman karena memakai celana atau memilih busana dengan warna cerah.
Baca Juga: Fotografer Abadikan Hunian Termurah di Korsel, Bagaimana Wujudnya?
"Kami mengungkapkan penyesalan atas kenyataan hari ini di Majelis Nasional di mana saling berteriak secara berlebihan menjadi hal wajar, sementara mengenakan gaun dianggap sebagai masalah. Kami bilang hari ini adalah 2020," sambung pernyataan.
Niki Kandirikirira dari LSM hak-hak perempuan, Equality Now, mengatakan apa yang dialami Ryu menunjukkan seksisme yang dialami perempuan di Korsel, negara yang mendapatkan peringkat buruk terkait representasi perempuan dalam pemerintahan menurut standar internasional.
"Politisi Korsel dari seluruh spektrum politik harus berupaya membalikkan sikap patriarkal berbahaya yang mendorong diskrimasi gender di mana pun itu, termasuk pemerintahan.
Kritik seksis terhadap Ryu muncul dalam konteks kampanye "melarikan diri dari korset", di mana perempuan merusak riasan dan memotong rambut mereka sebagai protes terhadap standar kecantikan negara yang tidak realistis, melihat kecantikan feminin tanpa cela sebagai bagian integral dari kesuksesan dalam karir dan hubungan.
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Mobil Bekas Terbaik untuk Anak Muda 2025: Irit Bensin, Stylish Dibawa Nongkrong
- 7 Rekomendasi Lipstik Mengandung SPF untuk Menutupi Bibir Hitam, Cocok Dipakai Sehari-hari
- Gibran Hadiri Acara Mancing Gratis di Bekasi, Netizen Heboh: Akhirnya Ketemu Jobdesk yang Pas!
- 7 Lipstik Halal dan Wudhu Friendly yang Aman Dipakai Sehari-hari, Harga Mulai Rp20 Ribuan
Pilihan
-
Jeje Koar-koar dan Bicara Omong Kosong, Eliano Reijnders Akhirnya Buka Suara
-
Saham TOBA Milik Opung Luhut Kebakaran, Aksi Jual Investor Marak
-
Isuzu Kenalkan Mesin yang Bisa Telan Beragam Bahan Bakar Terbarukan di JMS 2025
-
Pabrik Sepatu Merek Nike di Tangerang PHK 2.804 Karyawan
-
4 HP Baterai Jumbo Paling Murah mulai Rp 1 Jutaan, Cocok untuk Ojol!
Terkini
-
Mengapa Jakarta Selatan Kembali Terendam? Ini Penyebab 27 RT Alami Banjir Parah
-
Korupsi Pertamina Makin Panas: Pejabat Internal Hingga Direktur Perusahaan Jepang Diinterogasi
-
Mengapa Kemensos Gelontorkan Rp4 Miliar ke Semarang? Ini Penjelasan Gus Ipul soal Banjir Besar
-
Soal Progres Mobil Nasional, Istana: Sabar Dulu, Biar Ada Kejutan
-
Kenapa Pohon Tua di Jakarta Masih Jadi Ancaman Nyawa Saat Musim Hujan?
-
Tiba di Korea Selatan, Ini Agenda Presiden Prabowo di KTT APEC 2025
-
Wakapolri Ungkap Langkah Pembenahan Polri: Aktifkan Pamapta dan Modernisasi Pelayanan SPKT
-
Pernah Jadi Korban, Pramono Anung Desak Perbaikan Mesin Tap Transjakarta Bermasalah
-
Skandal Whoosh Memanas: KPK Konfirmasi Penyelidikan Korupsi, Petinggi KCIC akan Dipanggil
-
Formappi Nilai Proses Etik Lima Anggota DPR Nonaktif Jadi Ujian Independensi MKD