Suara.com - Presiden Venezuela Nicolas Maduro mengatakan dia akan menjadi orang pertama yang mendapatkan vaksinasi ketika jab Covid-19 Rusia tiba di negaranya.
"Saya senang Rusia akan menjadi negara pertama di dunia yang memvaksinasi penduduknya secara besar-besaran," kata Maduro dalam pidato yang disiarkan televisi pada hari Minggu, disadur dari Anadolu Agency, Selasa (18/8/2020).
"Akan ada saatnya kita semua divaksinasi, dan yang pertama divaksinasi adalah saya. Saya akan mendapatkan vaksin, saya akan memberi contoh," tambahnya.
Maduro mengatakan pemerintah Venezuela pertama-tama akan memvaksinasi petugas kesehatan, orang tua, dan mereka yang memiliki masalah kesehatan serius.
Pejabat Rusia telah mengkonfirmasi bahwa vaksinasi massal dapat dimulai paling cepat pada bulan Oktober, yang menimbulkan kekhawatiran luas di seluruh dunia karena vaksin tersebut belum lolos uji klinis.
Presiden Venezuela itu menuduh Presiden Amerika Serikat Donald Trump tidak mengizinkan pengiriman obat-obatan ke Venezuela.
"Mereka menganiaya kami; kami akan membeli obat-obatan untuk melawan virus corona dan mereka mengatakan kepada perusahaan untuk tidak membawa vaksin ke Venezuela". jelas Maduro.
Maduro mengumumkan bahwa Venezuela akan menjalani karantina tujuh hari untuk menghentikan penyebaran virus Covid-19.
Langkah tersebut merupakan bagian dari metode 7+7, yang terdiri dari tujuh hari karantina ketat, diikuti oleh tujuh hari kegiatan ekonomi terbuka.
Baca Juga: Krisis Ganda Venezuela: Langka BBM di Tengah Wabah Covid-19
Menurut data Worldometer.info, Venezuela hingga Selasa (18/8) mencatatkan 34.802 kasus Covid-19. Sebanyak 288 pasien tercatat meninggal dunia.
Venezuela merupakan salah satu negara di Amerika Latin yang memberlakukan karantina hingga berbulan-bulan. Pertama kali diberlakukan pada 17 Maret dan masih berjalan hingga kini, sudah lebih dari lima bulan.
Kebijakan tersebut berdampak pada kesehatan mental anak-anak. Organisasi non-pemerintah yang berfokus pada hak-hak anak dan remaja, Cecodap, mengatakan telah melayani 1.458 konseling dalam enam bulan pertama tahun ini.
Angka tersebut menunjukkan adanya peningkatan yang signifikan, mengingat organisasi ini memberikan 1.115 layanan konsultasi sepanjang 2019.
Seorang psikolog Cecodap, Abel Saraiba, mengatakan kemarahan, kesedihan, dan ketidakpastian merupakan emosi umum lainnya yang diungkapkan ana-anak.
"Kami memiliki permasalahan kemanusiaan yang kompleks di atas pandemi, kombinasi dari faktor-faktor ini mengakibatkan penurunan kualitas hidup," ungkap Saraiba.
Berita Terkait
Terpopuler
- Sunscreen untuk Usia 50-an Sebaiknya SPF Berapa? Cek 5 Rekomendasi yang Layak Dicoba
- Jusuf Kalla Peringatkan Lippo: Jangan Main-Main di Makassar!
- 5 Sunscreen Terbaik Harga di Bawah Rp30 Ribu agar Wajah Cerah Terlindungi
- 7 Mobil Sedan Bekas Mulai 15 Jutaan, Performa Legenda untuk Harian
- 24 Kode Redeem FC Mobile 4 November: Segera Klaim Hadiah Parallel Pitches, Gems, dan Emote Eksklusif
Pilihan
-
Comeback Dramatis! Persib Bandung Jungkalkan Selangor FC di Malaysia
-
Bisnis Pizza Hut di Ujung Tanduk, Pemilik 'Pusing' Berat Sampai Berniat Melego Saham!
-
Bos Pajak Cium Manipulasi Ekspor Sawit Senilai Rp45,9 Triliun
-
6 Kasus Sengketa Tanah Paling Menyita Perhatian di Makassar Sepanjang 2025
-
6 HP Memori 128 GB Paling Murah Terbaru 2025 yang Cocok untuk Segala Kebutuhan
Terkini
-
Konflik Lahan di Lebak Memanas, DPR Panggil Perusahaan dan KLHK
-
Di Hadapan Buruh, Aher Usul Kontrak Kerja Cukup Setahun dan Outsourcing Dibatasi
-
Aher Terima Curhat Buruh: RUU Ketenagakerjaan Jadi Sorotan, PHK Sepihak Jadi Ancaman
-
Tips Akhir Tahun Ga Bikin Boncos: Maksimalkan Aplikasi ShopeePay 11.11 Serba Hemat
-
Deolipa Tegaskan Adam Damiri Tidak Perkaya Diri Sendiri dalam Kasus Korupsi Asabri
-
Tak Hadir Lagi di Sidang Sengketa Tambang Nikel Haltim, Dirut PT WKS Pura-pura Sakit?
-
Gubernur Pramono Lanjutkan Uji Coba RDF Rorotan Meski Diprotes: Tidak Kapasitas Maksimum
-
Hasto: PDIP Dorong Rote Ndao Jadi Pusat Riset Komoditas Rakyat, Kagum pada Tradisi Kuda Hus
-
Di Rote Ndao, Hasto PDIP Soroti Potensi Wilayah Terluar RI
-
Gelar Pahlawan untuk Soeharto, KontraS: Upaya Cuci Dosa Pemerintah