Suara.com - Dalam situasi extraordinary (seperti kata Presiden Jokowi), penanganan masalah ekonomi yang diambil pemerintah dinilai belum luar biasa.
Peneliti dari Institute for Development of Economics and Finance Enny Sri Hartati menyebut langkah yang ditempuh pemerintah untuk menangani problem ekonomi sifatnya masih as usual. Padahal, kata Enny, pemerintah punya peran besar dengan berbagai diskresi yang dimiliki.
Menurut Enny yang perlu diperhatikan adalah pemerintah tidak boleh intervensi independensi Bank Indonesia, misalnya terkait beberapa kebijakan cetak uang yang justru melanggar UU.
Enny menilai di triwulan ketiga, pertumbuhan ekonomi Indonesia tetap negatif, bahkan lebih buruk.
Ditambahkan, pemerintah seharusnya lebih fokus untuk membantu meningkatkan ekonomi sektor konsumsi rumah tangga yang memiliki persentase 56-an persen daripada di bidang investasi yang hanya 35 persen. Yang menjadi kunci adalah back up daya beli masyarakat.
"Tetapi, sorry to say, pemerintah kelihatan belum ada keseriusan untuk berubah. Program yang ada lebih banyak retorika, tata kelola dalam manajemen krisis tidak ada. Kita sedang menghadapi persoalan yang serius. Justru di tengah situasi ini, kita dihadirkan oleh omnibus law, yang menurut saya adalah 100 persen oligarki," kata Enny dalam webinar yang diselenggarakan lembaga Political and Public Policy Studies dengan tema Indonesia di Jurang Krisis Ekonomi pada Sabtu (22/8/2020).
Menanggap hal itu, mantan Menteri Koordinator Perekonomian era Gus Dur, Rizal Ramli, mengatakan sejauh ini memang tidak ada manajemen kasus yang memadai. Padahal, kata dia, itu the core of public discussion.
Sedangkan Direktur Political Economy & Policy Studies Anthony Budiawan menyebut pemerintah Indonesia sok-sokan menjadi yang terbaik, menunjukkan pertumbuhan ekonomi aman, padahal kapasitas kurang.
Krisis ekonomi karena pandemi Covid-19, kata Anthony, akan terjadi sepanjang tahun karena dipengaruhi oleh faktor eksternal, yaitu resesi global. Kemudian, kata dia, saat ini BI tidak mempunyai independensi. Kebijakan moneter dari BI dinilai salah kaprah. "Kita harus prepare the worst."
Baca Juga: Plt Bupati Sidoarjo Meninggal karena Corona, Ini Penggantinya
Sementara Wakil Ketua Komisi XI DPR Amir Uskara mengatakan dalam kondisi pandemi Covid-19 sekarang, pemerintah bersama DPR telah melakukan dua penanganan, yaitu penanganan atas peningkatan kasus Covid-19 dan penanganan ekonomi.
Salah satu cara untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi adalah dengan mendorong belanja pemerintah baik di pusat maupun di daerah. Belanja pemerintahan bisa merangsang pertumbuhan ekonomi.
Saat ini, kata dia, masih ada Rp2.400 triliun anggaran yang tersisa bisa dipakai untuk belanja pemerintah sehingga bisa menggerakkan pertumbuhan ekonomi.
Berita Terkait
-
Jabar Incar PDRB Rp4.000 Triliun dan Pertumbuhan Ekonomi 8 Persen
-
Ariana Grande Idap Salah Satu Virus Mematikan, Mendadak Batal Hadiri Acara
-
Purbaya: Pertumbuhan Ekonomi Indonesia 5,04% Q3 2025, Belanja Pemerintah Ikut Ngegas
-
Menko Airlangga: Ekonomi Digital Indonesia Bakal Melejit 6 Kali Lipat, Tembus Rp9.000 Triliun!
-
KemenPPPA Dukung Arahan Prabowo Setop Kerahkan Siswa Sambut Pejabat
Terpopuler
- Breaking News! PSSI Resmi Umumkan Pelatih Timnas Indonesia
- 5 HP Murah RAM 8 GB Memori 256 GB untuk Mahasiswa, Cuma Rp1 Jutaan
- Timnas Indonesia: U-17 Dilatih Timur Kapadze, Nova Arianto Tukangi U-20, Bojan Hodak Pegang Senior?
- 5 Sunscreen Terbaik Mengandung Kolagen untuk Usia 50 Tahun ke Atas
- 8 Lipstik yang Bikin Wajah Cerah untuk Ibu Rumah Tangga Produktif
Pilihan
-
Vinfast Limo Green Sudah Bisa Dipesan di GJAW 2025, Ini Harganya
-
Timnas Indonesia: U-17 Dilatih Timur Kapadze, Nova Arianto Tukangi U-20, Bojan Hodak Pegang Senior?
-
Harga Minyak Dunia Melemah, di Tengah Upaya Trump Tekan Ukraina Terima Damai dengan Rusia
-
Indonesia jadi Raja Sasaran Penipuan Lowongan Kerja di Asia Pasifik
-
Kisah Kematian Dosen Untag yang Penuh Misteri: Hubungan Gelap dengan Polisi Jadi Sorotan
Terkini
-
KPK Tancap Gas Sidik Korupsi Bansos, Meski Rudi Tanoe Terus Ajukan Praperadilan
-
Malam Penganugerahan Pegadaian Media Awards 2025 Sukses Digelar, Ini Daftar Para Jawaranya
-
Sekjen PBNU Minta Pengurus Tenang di Tengah Isu Pelengseran Gus Yahya dari Kursi Ketua Umum
-
Kader Muda PDIP Ditantang Teladani Pahlawan: Berjuang Tanpa Tanya Jabatan
-
Kementerian PU Tingkatkan Kapasitas Petugas Pelayanan Publik
-
Bukan Cuma Guru Ngaji, Ketua Kelompok Pengajian di Jember Kini Dapat Uang Insentif
-
Siswa Mengadu soal Perundungan di Sekolah, Wagub Rano Karno Janji Usut Tuntas
-
Mendagri Harap Karang Taruna Jadi Motor Penggerak Perubahan Desa
-
Tak Terima Jadi Tersangka, Kakak Hary Tanoe Kembali Ajukan Praperadilan Lawan KPK
-
Hadiri Acara 50 Tahun Kemerdekaan Republik Angola, Mendagri: Kehormatan Besar bagi Rakyat Indonesia