Suara.com - Anak-anak muda ternyata juga menjadi bagian politik dinasti pada Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Serentak 2020. Setidaknya ada enam orang dari bakal calon yang berstatus sebagai anak pejabat dan usianya merepresentasikan generasi milenial.
Manajer Riset dan Program The Indonesian Institute, Center for Public Policy Research (TII), Arfianto Purbolaksono mengatakan hal tersebut berdasarkan hasil pengamatan di media massa dari 10 hingga 14 Agustus 2020.
"Terdapat enam orang dari 23 orang bakal calon yang berstatus anak, berusia di bawah 30 tahun atau merepresentasikan kelompok milenial," kata Anto dalam keterangan tertulisnya, Jumat (28/8/2020).
Keikutsertaan anak muda sebagai bagian politik dinasti menurut Anto menjadi temuan yang menarik tengah gencarnya arus dorongan untuk anak muda diberikan kesempatan yang lebih luas dalam kancah politik.
Akan tetapi, stigma negatif pun tetap melekat terhadap anak-anak muda tersebut mengingat mereka masih memiliki hubungan dengan pejabat.
"Mereka dibayangi dengan stigma yang melekat bahwa mereka menjadi alat untuk tetap mengokohkan dinasti politiknya," ujarnya.
Anto menilai kalau anak mudanya tersebut memiliki kompetensi, maka akan dinilai layak untuk maju sebagai calon petarung di Pilkada. Dengan begitu ia berharap kalau munculnya pemimpin-pemimpin mudah bisa mengubah wajah politik tanah air.
"Jika partai politik mendorong pemimpin muda, seharusnya bukan karena si A anak siapa, atau si B menantu siapa, tetapi lebih kepada kompetensi para bakal calon," kata Anto.
Kemudian, menurutnya pemilih muda cenderung kritis terhadap kondisi negara hari ini, termasuk di dalamnya perilaku elit politik yang tengah berkompetisi saat ini.
Baca Juga: Merangkul Kaum Muda, Muhamad - Saraswati Gencar Komunikasi Dua Arah
"Karena memiliki kecenderungan evaluatif, maka orientasi pemilih anak muda tidak memiliki ikatan terhadap partai politik maupun kandidat," tuturnya.
Anto mengungkapkan tidak mengherankan kalau perilaku memilih anak muda merupakan bagian dari 'swing voters' dalam setiap pemilu.
Dengan begitu, ia mengingatkan kepada partai politik untuk membuka ruang yang lebih luas kepada anak muda yang memiliki kompetensi untuk berkiprah di dunia politik, tanpa melihat embel-embel kekerabatan, jika tidak ingin ditinggal pemilihnya di masa yang akan datang.
Berita Terkait
Terpopuler
- Pelatih Argentina Buka Suara Soal Sanksi Facundo Garces: Sindir FAM
- Kiper Keturunan Karawang Rp 2,61 Miliar Calon Pengganti Emil Audero Lawan Arab Saudi
- Usai Temui Jokowi di Solo, Abu Bakar Ba'asyir: Orang Kafir Harus Dinasehati!
- Ingatkan KDM Jangan 'Brengsek!' Prabowo Kantongi Nama Kepala Daerah Petantang-Petenteng
- Seret Nama Mantan Bupati Sleman, Dana Hibah Pariwisata Dikorupsi, Negara Rugi Rp10,9 Miliar
Pilihan
-
Puluhan Siswa SD di Agam Diduga Keracunan MBG, Sekda: Dapurnya Sama!
-
Bernardo Tavares Cabut! Krisis Finansial PSM Makassar Tak Kunjung Selesai
-
Ada Adrian Wibowo! Ini Daftar Pemain Timnas Indonesia U-23 Menuju TC SEA Games 2025
-
6 Fakta Demo Madagaskar: Bawa Bendera One Piece, Terinspirasi dari Indonesia?
-
5 Rekomendasi HP 1 Jutaan RAM 8 GB Terbaru, Pilihan Terbaik Oktober 2025
Terkini
-
Jadwal SIM Keliling di 5 Wilayah Jakarta Hari Ini: Lokasi, Syarat dan Biaya
-
Dana Bagi Hasil Jakarta dari Pemerintah Pusat Dipangkas Rp15 Triliun, Pramono Siapkan Skema Ini
-
KemenPPPA Dorong Evaluasi Program Makan Bergizi Gratis Pasca Kasus Keracunan
-
BGN Enggan Bicara Sanksi untuk Dapur MBG, Malah Sebut Mereka 'Pejuang Tanah Air'
-
Agus Suparmanto Sah Pimpin PPP, Mahkamah Partai Bantah Dualisme Usai Muktamar X Ancol
-
DPRD DKI Sidak 4 Lahan Parkir Ilegal, Pemprov Kehilangan Potensi Pendapatan Rp70 M per Tahun
-
Patok di Wilayah IUP PT WKM Jadi Perkara Pidana, Pengacara: Itu Dipasang di Belakang Police Line
-
Divonis 16 Tahun! Eks Dirut Asabri Siapkan PK, Singgung Kekeliruan Hakim
-
Eks Dirut PGN Ditahan KPK! Terima Suap SGD 500 Ribu, Sempat Beri 'Uang Perkenalan'
-
Ikutilah PLN Journalist Awards 2025, Apresiasi Bagi Pewarta Penggerak Literasi Energi Nasional