Suara.com - Ucapan Menteri Koordinator Bidang Hukum dan Keamanan, Mahfud MD soal nepotisme dalam Pilkada menuai reaksi eks Komisioner Komnas HAM, Natalius Pigai.
Natalius mengecan pernyataan Mahfud yang dinilai berbahaya bagi negara dan memicu timbulnya nepotisme
"Mahfud MD itu Menkopolhukam. Kata-kata ini berbahaya dan buka pintu nepotisme dan ngara makin hancur," kritik Natalius lewat cuitan Twitter-nya, Selasa (8/9/2020).
Natalius lantas menyarankan agar Mahfud MD meminta nasihat kepada Ketua Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia yang pertama, Jimly Asshiddiqie.
"Saya minta Anda untuk menghadap Prof Jimly minta nasihat tentang tata urutan landas pijak suatu negara. 1. Moral, 2. Etika, 3. Konstitusi, 4. Budaya/norma. Konstitusi itu no 3 sesudah Moral dan Etika," lanjut Natalius.
Pernyataan Mahfud saat menanggapi banyaknya kritik terhadap Pilkada 2020 yang dinilai banyak diikuti tokoh berdasarkan nepotisme.
"Ada kritik sekarang ini bahwa Pilkada kita mengandung nepotisme. Tapi begini, saudara mungkin sebagian besar dari kita tidak suka dengan nepotisme itu. Ya bagus lah," kata Mahfud MD dalam webinar bertema Pilkada dan Konsolidasi Demokrasi Lokal, Sabtu (5/9/2020).
Mahfud lalu menjelaskan bahwa nepotisme tidak diatur dalam konstitusi sehingga tidak bisa menghalangi seseorang dalam satu keluarga untuk mencalonkan diri sebagai kepala daerah.
"Tetapi harus kita jabarkan tidak ada jalan hukum dan jalan konstitusi yang bisa menghalangi orang itu mencalonkan diri itu berdasarkan nepotisme atau sistem kekeluargaan sekalipun. Tidak ada. Di mana-mana, di seluruh dunia ini mana ada orang melarang mencalonkan diri hanya karena kakaknya," jelas Mahfud.
Baca Juga: Anak dan Mantu Jokowi Ikut Pilkada, Mahfud MD: Hukum Tak Halangi Nepotisme
Mantan ketua Mahkamah Konstitusi (MK) itu mengatakan, nepotisme bisa saja dilarang. Akan tetapi, itu hanya bisa dilakukan di bidang ekonomi seperti apa yang dicontohkan Belanda. Dalam bidang politik nepotisme sulit dibendung baik secara hukum dan konstitusi
"Kalau di bidang politik seperti itu dimana mana saya kira tidak bisa dihalang-halangi oleh hukum dan konstitusi. Di sekuruh dunia begitu kita mau melarangnya bagaimana? Tidak bisa akan terjadi pelanggatan ham kalau itu dilakukan," tuturnya.
Berita Terkait
-
Spanduk PKI Perjuangan di Depok, PDIP Dirugikan dan Lawan-lawannya Untung
-
Eks Mendiknas Abdul Malik Fadjar Meninggal, Mahfud: Semoga Husnul Khotimah
-
Ternyata, Ada Tiga Bakal Cabup di Pilkada Sumbar Positif Covid-19
-
Profil Rahayu Saraswati Lengkap, dari Pendidikan hingga Karier
-
Bahaya! Ada Satu Paslon di Jatim Sudah Tahu Positif Tetap Datang ke KPU
Terpopuler
- Erick Thohir Umumkan Calon Pelatih Baru Timnas Indonesia
- 4 Daftar Mobil Kecil Toyota Bekas Dikenal Ekonomis dan Bandel buat Harian
- Bobibos Bikin Geger, Kapan Dijual dan Berapa Harga per Liter? Ini Jawabannya
- 6 Rekomendasi Cushion Lokal yang Awet untuk Pekerja Kantoran, Makeup Anti Luntur!
- 5 Lipstik Transferproof untuk Kondangan, Tidak Luntur Dipakai Makan dan Minum
Pilihan
-
Pakai Bahasa Pesantren! BP BUMN Sindir Perusahaan Pelat Merah Rugi Terus: La Yamutu Wala Yahya
-
Curacao dan 10 Negara Terkecil yang Lolos ke Piala Dunia, Indonesia Jauh Tertinggal
-
Danantara Soroti Timpangnya Setoran Dividen BUMN, Banyak yang Sakit dan Rugi
-
Mengapa Pertamina Beres-beres Anak Usaha? Tak Urus Lagi Bisnis Rumah Sakit Hingga Hotel
-
Pandu Sjahrir Blak-blakan: Danantara Tak Bisa Jauh dari Politik!
Terkini
-
BPJS Kesehatan Angkat Duta Muda: Perkuat Literasi JKN di Kalangan Generasi Penerus
-
Kondisi Gunung Semeru Meningkat ke Level Awas, 300 Warga Dievakuasi
-
Soal Pelimpahan Kasus Petral: Kejagung Belum Ungkap Alasan, KPK Bantah Isu Tukar Guling Perkara
-
Semeru Status Awas! Jalur Krusial Malang-Lumajang Ditutup Total, Polisi Siapkan Rute Alternatif
-
Babak Baru Korupsi Petral: Kejagung Resmi Limpahkan Kasus ke Tangan KPK, Ada Apa?
-
DPR-Kemdiktisaintek Kolaborasi Ciptakan Kampus Aman, Beradab dan Bebas Kekerasan di Sulteng
-
Fakta Baru Sengketa Tambang Nikel: Hutan Perawan Dibabat, IUP Ternyata Tak Berdempetan
-
Survei RPI Sebut Tingkat Kepuasan Publik Terhadap Polri Tinggi, Ini Penjelasannya
-
Momen Roy Suryo Walk Out dari Audiensi Reformasi Polri, Sentil Otto Hasibuan: Harusnya Tahu Diri
-
Deteksi Dini Bahaya Tersembunyi, Cek Kesehatan Gratis Tekan Ledakan Kasus Gagal Ginjal