Suara.com - Aksi nekat dilakukan warga di sebuah desa di negara bagian Uttar Pardesh, India. Mereka menyandera seekor buaya demi mendapat uang tebusan.
Menyadur Gulf News, Minggu (12/9/2020), buaya malang itu sampai di kolam desa karena terbawa arus saat banjir besar terjadi akibat badai monsun, Selasa (8/9/2020).
Pada awalnya, kehadiran reptil itu membuat warga desa takut. Namun, lama kelamaan pikiran jahat justru muncul dibenak para masyarakat setempat.
Mereka nekat menangkap buaya tersebut dan menjadikannya sebagai tahanan. Keputusan itu dilakukan demi bisa meminta uang tebusan kepada pemerintah.
Untungnya, petugas di zona penyangga di sekitar Cagar Harimau Dudhwa bergerak cepat untuk menyelamatkan sang buaya.
Menurut laporan kantor berita, Agence France-Presse (AFP), Anil Patel, seorang pejabat yang bertanggung jawab di sekitar Cagar Harimau Dudhwa, menyebut penduduk desa minta uang tebusan 50 ribu rupee atau sekitar Rp10 juta.
Butuh waktu berjam-jam bagi petugas untuk meyakinkan penduduk desa bahwa menyandera buaya itu ilegal.
"Mereka harus mengambil bantuan dari polisi dan pihak berwenang setempat untuk melepaskan buaya," menurut Patel.
Penduduk desa, kata Patel, tidak tahu bahwa buaya adalah hewan yang dilindungi di bawah Undang-Undang Perlindungan Margasatwa India.
Baca Juga: Bohongi dan Tawarkan Tumpangan, Tukang Ledeng Menggagahi Wanita 86 Tahun
Petugas menjelaskan kepada mereka bahwa mereka mengambil risiko mengambil tindakan hukum, dan bisa dipenjara hingga tujuh tahun, karena menahan reptil di penangkaran.
Patel mengatakan buaya malang itu kini telah dibebaskan ke alam liar. Sungai Ghagra menjadi lokasi pelepasan reptil besar tersebut.
"Kami melepaskannya ke sungai Ghagra pada hari yang sama," kata Patel.
“Penting bagi kami untuk mendidik lebih banyak orang tentang satwa liar," tambahnya.
Berita Terkait
-
Sebelum Satroni Toko Perhiasan, Tiga Perampok Ini Pakai Hand Sanitizer
-
Viral Video Tangga Ekstrem, Bikin Anak Teknil Sipil Menangis Melihat Ini
-
Akhiri Konflik, Menlu China dan India Sepakat Tarik Pasukan dari Perbatasan
-
Waria Jadi Dokter, Beyonce Ikut Tangani Pasien Positif Covid-19
-
Pria Siarkan Momen Terakhirnya Lewat Medsos Sebelum Bunuh Diri
Terpopuler
- Sunscreen untuk Usia 50-an Sebaiknya SPF Berapa? Cek 5 Rekomendasi yang Layak Dicoba
- Jusuf Kalla Peringatkan Lippo: Jangan Main-Main di Makassar!
- 5 Sunscreen Terbaik Harga di Bawah Rp30 Ribu agar Wajah Cerah Terlindungi
- Siapa Shio yang Paling Hoki di 5 November 2025? Ini Daftar 6 yang Beruntung
- 24 Kode Redeem FC Mobile 4 November: Segera Klaim Hadiah Parallel Pitches, Gems, dan Emote Eksklusif
Pilihan
-
6 Kasus Sengketa Tanah Paling Menyita Perhatian di Makassar Sepanjang 2025
-
6 HP Memori 128 GB Paling Murah Terbaru 2025 yang Cocok untuk Segala Kebutuhan
-
4 Rekomendasi Tablet RAM 8 GB Paling Murah, Multitasking Lancar Bisa Gantikan Laptop
-
Jusuf Kalla Peringatkan Lippo: Jangan Main-Main di Makassar!
-
Korban PHK Masih Sumbang Ratusan Ribu Pengangguran! Industri Pengolahan Paling Parah
Terkini
-
Lolos Hukuman MKD, Uya Kuya dan Adies Kadir Baru Bisa Aktif Lagi di DPR Tergantung Ini!
-
Viral! Pasangan Pembuangan Bayi di Ciamis Dinikahkan di Kantor Polisi: Biar Bisa Rawat Anak Bersama?
-
Ditugasi Prabowo Berkantor di Papua, Gibran Tak Merasa Diasingkan: Itu Tidak Benar!
-
Sumpah SF Hariyanto: Saya Bukan Pelapor Kasus Gubernur Riau, Kami Sedang Ngopi Saat KPK Datang
-
DPR Batasi Delegasi Buruh, Komisi IX Absen: Ada Apa di Balik Audiensi Kenaika
-
Jusuf Kalla Ngamuk di Makassar: Tanah Saya Dirampok Mafia, Ini Ciri Khas Lippo!
-
'Acak-acak' Sarang Narkoba di Kampung Bahari Jakut, Kos-kosan Oranye jadi Target BNN, Mengapa?
-
Media Asing Soroti Progres IKN, Kekhawatiran soal Lingkungan dan Demokrasi Jadi Perhatian Utama
-
Sandi 'Tujuh Batang' dan Titah 'Satu Matahari' yang Menjerat Gubernur Riau dalam OTT KPK
-
Rumah Hakim Kasus Korupsi Rp231 M Dibakar, Komisi III DPR: Ini Kejahatan Terencana