Suara.com - Pihak istana meminta FPI, GNPF dan PA 212 untuk bergabung membantu pemerintah mengawasi pelanggaran protokol kesehatan ketimbang menyerukan untuk memboikot pelaksanaan Pilkada Serentak 2020.
Menanggapi hal itu, Ketua Umum PA 212, Slamet Ma'arif mengatakan, pihaknya tetap pada pendiriannya meminta pelaksanaan Pilkada 2020 ditunda.
Ia mengatakan, pemerintah tak boleh keras kepala memaksakan penyelenggaraan pesta demokrasi di tengah pandemi.
"Pemerintah jangan budeg dan tuli serta keras kepala elemen masyarakat sudah banyak yang minta ditunda termasuk NU, Muhammadiyah dan ormas lainnya," kata Slamet saat dihubungi Suara.com, Kamis (24/9/2020).
Ia menegaskan, jika pelaksanaan Pilkada tahun ini tak ditunda maka akan mengancam keselamatan masyarakat.
"Kita tetap pada tuntutan kita untuk batalkan Pilkada 2020, jika tidak dibatalkan kita tidak akan terlibat dalam seluruh rangkaian proses Pilkada 2020 demi keselamatan nyawa anak bangsa," ungkapnya.
Terkait seruan pihak istana meminta FPI, GNPF dan PA 212 membentuk Satgas untuk mengawasi pelanggaran protokol kesehatan yang dilakukan peserta Pilkada, Slamet mengatakan, sejak awal pihaknya sudah melakukan hal tersebut tanpa adanya instruksi dari istana.
"Sejak awal pandemi kita sudah turun ke lapangan tanpa diajak pemerintah juga, karena ini masalah kemanusiaan seperti Program peduli tenaga medis, program penyemprotan disinfektan, bagi bagi masker, tebar sembako dan lain-lain," tuturnya.
Bahkan menurutnya, pihaknya sampai meniadakan acara-acara seperti tabligh guna mencegah penyebaran virus corona.
Baca Juga: 48 Negara Tunda Pemilu, Said Didu: Mungkin Tidak Ada Anak - Mantu yang Ikut
"Tapi penanganan pemerintah yang miss management, amburadul sehingga kenaikan terus bertambah tak terkendali," tandasnya.
Berita Terkait
Terpopuler
- Belajar dari Tragedi Bulan Madu Berujung Maut, Kenali 6 Penyebab Water Heater Rusak dan Bocor
- Penampakan Rumah Denada yang Mau Dijual, Lokasi Strategis tapi Kondisinya Jadi Perbincangan
- Prabowo Disebut Ogah Pasang Badan untuk Jokowi Soal Ijazah Palsu, Benarkah?
- 3 Shio Paling Beruntung Pekan Ketiga 13-19 Oktober 2025
- Reaksi Kocak Amanda Manopo Ditanya Malam Pertama Usai Menikah: Kita Coba Hari Ini
Pilihan
-
Warisan Utang Proyek Jokowi Bikin Menkeu Purbaya Pusing: Untungnya ke Mereka, Susahnya ke Kita!
-
Tokoh Nasional dan Kader Partai Lain Dikabarkan Gabung PSI, Jokowi: Melihat Masa Depan
-
Proyek Rp65 Triliun Aguan Mendadak Kehilangan Status Strategis, Saham PANI Anjlok 1.100 Poin
-
Pundit Belanda: Patrick Kluivert, Alex Pastoor Cs Gagal Total
-
Tekstil RI Suram, Pengusaha Minta Tolong ke Menkeu Purbaya
Terkini
-
Kabinet Prabowo Copy Paste Era Bung Karno, Ikrar Nusa Bhakti: Pemborosan di Tengah Ekonomi Sulit
-
Seleksi Pejabat BPJS Tak Sekadar Rotasi Jabatan, Pansel Cari Pemimpin yang Bisa Reformasi JKN
-
Ikon Baru Jakarta! 'Jembatan Donat' Dukuh Atas Dibangun Tanpa Duit APBD, Kapan Jadinya?
-
Proyek Galian Bikin Koridor 13 'Lumpuh', Transjakarta Kerahkan Puluhan Bus Tambahan
-
Larang Perdagangan Daging Anjing dan Kucing, Gubernur Pramono Siapkan Pergub dalam Sebulan
-
BNI Dukung BPJS Ketenagakerjaan Tingkatkan Layanan Jaminan Sosial lewat BNIdirect Cash
-
'Auditnya Menyusul Belakangan,' Serangan Balik Kubu Nadiem Usai Kalah di Praperadilan
-
Percepat Pembangunan Papua, Mendagri Tekankan Pentingnya Sinkronisasi Program Pusat dan Daerah
-
KPK Ungkap Korupsi JTTS Direncanakan Bintang Perbowo Jauh Sebelum Jadi Bos Hutama Karya
-
Kepala SMAN 1 Cimarga Tampar Murid Gegara Merokok, Ratusan Siswa Mogok Belajar