Suara.com - Presenter sekaligus jurnalis Najwa Shihab mendapat teguran Menteri Koordinator Bidang Maritim dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan.
Momen tersebut terekam kala Menteri Luhut menjadi narasumber dalam acara Mata Najwa pada Rabu (23/9/2020).
Kala itu Najwa Shihab mengkritik pelaksanaan Pilkada yang tetap akan dilaksanakan di tengah pandemi.
Najwa menyoroti beberapa pelanggaran protokol kesehatan yang terjadi dalam beberapa pelaksanaan rangkaian Pilkada.
Ia menunjukkan berbagai video dan foto yang memuat berita tentang pelanggaran protokol kesehatan tersebut.
Menyimak kritikan tersebut, Luhut mengakui ada beberapa pelaksanaan yang belum ketat pemberlakuan protokol kesehatannya.
"Ya kemarin belum, setuju. Makanya kita lihat sekarang saya imbau semua pemimpin politik, semua yang punya keinginan politik, kita duduk tenang. Kita punya tanggung jawab sekecilnya apa tanggung jawab itu untuk keamanan republik ini," jawab Luhut.
Tim Mata Najwa kemudian menayangkan kembali gambar-gambar mengenai pelanggaran protokol kesehatan saat Pilkada.
Begitu melihat layar menunjukkan kembali gambar tersebut, Menteri Luhut protes kepada Najwa Shihab.
Baca Juga: Bukan Menteri Terawan, Tapi Hal Ini yang Dicemaskan Najwa Shihab
"Maaf ini jangan marah Najwa kayak begini, ngapain kamu provokasi gambar beginian?" tegur Luhut.
Najwa kemudian membela diri dan menjelaskan alasannya menampilkan video tersebut.
"Ini fakta Pak Luhut, saya tidak memprovokasi. Saya menunjukkan apa yang terjadi di lapangan. Inilah yang terjadi di lapangan. Saya yakin Pak Luhut juga sudah tahu fakta di lapangan seperti ini," jelas Najwa.
Menteri Luhut lantas merespons jawaban Najwa dengan mengingatkan untuk tidak membuat topik yang provokatif.
"Iya tahu, tapi enggak perlu dianukan begini, kita cari lah sekarang topik-topik yang membuat seperti ini. Ini yan membuat kita ini tanpa kita sadari turut membuat kacau. Ini tanggung jawab kita pada kemanusiaan," tukas Luhut.
Sindiran Luhut pada Tokoh Bintang Empat
Berita Terkait
-
Bukan Menteri Terawan, Tapi Hal Ini yang Dicemaskan Najwa Shihab
-
Interview Kursi Kosong Terawan, Dosen UGM: Momen Terbaik Selama Pandemi
-
Kampanye Blusukan Online ala Gibran, Temui Warga dengan Virtual Box
-
Machfud Pasang Foto Bareng Emil Salam 2 Jari di IG, Begini Respon Bawaslu..
-
Foto Risma Boleh Dipasang di APK, Bawaslu: Melanggar kalau Pakai Baju Dinas
Terpopuler
- 4 Link DANA Kaget Khusus Jumat Berkah: Klaim Saldo Gratis Langsung Cuan Rp 345 Ribu
- 7 Rekomendasi Parfum Terbaik untuk Pelari, Semakin Berkeringat Semakin Wangi
- Unggahan Putri Anne di Tengah Momen Pernikahan Amanda Manopo-Kenny Austin Curi Perhatian
- 8 Moisturizer Lokal Terbaik untuk Usia 50 Tahun ke Atas, Solusi Flek Hitam
- 15 Kode Redeem FC Mobile Aktif 10 Oktober 2025: Segera Dapatkan Golden Goals & Asian Qualifier!
Pilihan
-
Grand Mall Bekasi Tutup, Netizen Cerita Kenangan Lawas: dari Beli Mainan Sampai Main di Aladdin
-
Jay Idzes Ngeluh, Kok Bisa-bisanya Diajak Podcast Jelang Timnas Indonesia vs Irak?
-
278 Hari Berlalu, Peringatan Media Asing Soal Borok Patrick Kluivert Mulai Jadi Kenyataan
-
10 HP dengan Kamera Terbaik Oktober 2025, Nomor Satu Bukan iPhone 17 Pro
-
Timnas Indonesia 57 Tahun Tanpa Kemenangan Lawan Irak, Saatnya Garuda Patahkan Kutukan?
Terkini
-
Tiga Notaris Jadi Saksi Kunci, KPK 'Kuliti' Skema Mafia Tanah Tol Sumatera
-
Tragedi Ponpes Al Khoziny: Identifikasi Korban Terus Berlanjut, 53 Jenazah Teridentifikasi!
-
Nobel Perdamaian 2025 Penuh Duri: Jejak Digital Pro-Israel Penerima Penghargaan Jadi Bumerang
-
Birokrasi Jadi Penghambat Ambisi Ekonomi Hijau Indonesia? MPR Usul Langkah Berani
-
Jejak Korupsi SPBU Ditelusuri, KPK dan BPK Periksa Eks Petinggi Pertamina
-
'Tsunami' Darat di Meksiko: 42 Tewas, Puluhan Hilang Ditelan Banjir Bandang Mengerikan
-
Prajurit TNI Gagalkan Aksi Begal dan Tabrak Lari di Tol Kebon Jeruk, 3 Motor Curian Diamankan
-
Di The Top Tourism Leaders Forum, Wamendagri Bima Bicara Pentingnya Diferensiasi Ekonomi Kreatif
-
KPK Bongkar Akal Bulus Korupsi Tol Trans Sumatera: Lahan 'Digoreng' Dulu, Negara Tekor Rp205 M
-
Buntut Tragedi Ponpes Al Khoziny, Golkar Desak Pesantren Dapat Jatah 20 Persen APBN