Suara.com - Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto telah beberapa kali diundang oleh Najwa Shihab untuk menghadiri acara Mata Najwa namun tidak kunjung hadir. Undangan Najwa Shihab tersebut adalah untuk membahas penanganan COVID-19 di Indonesia. Menkes Terawan selaku orang yang berwenang dalam kebijakan dalam penanganan COVID-19 ini diharapkan dapat mampu menjelaskan kepada publik mengenai penanganan yang telah dilakukan selama ini.
Pada hari Senin, 28 September 2020 melalui kanal YouTube Najwa Shihab, Najwa Shihab melakukan wawancara dengan kursi kosong dan viral di media sosial Twitter dengan #MataNajwaMenantiTerawan. Najwa Shihab melontarkan 10 pertanyaan kepada Menkes Terawan terkait dengan penanganan COVID-19 ini. Berikut adalah 10 pertanyaan Najwa Shihab untuk Menkes Terawan Agus Putranto:
- Mengapa Menkes Terawan menghilang, Anda minim sekali muncul di depan publik memberi penjelasan selama pandemi? Rasanya menetri kesehatan yang paling low profile di seluruh dunia hanya meteri kesehaan Republik Indonesia
- Atau kehadiran Menteri Kesehatan di muka publik dianggap tidak terlalu penting bagi Menkes Terawan?
- Sejak awal pandemi Anda terkesan menganggap virus ini bukan ancaman besar, apakah kini Anda mengakui bahwa kita kecolongan dalam melakukan penanganan di awal yang seharusnya bisa lebih tanggap?
- Apakah betul pada awal pandemi dulu Menkes Terawan yang mengusulkan bahwa kita tidak perlu melakukan karantina wilayah?
- Kondisi pandemi saat ini belum juga terkendali, padahal negara-negara lain sudah berangsur-angsur bisa memperlonggar situasi. Kenapa bisa tertinggal seperti ini?
- Presiden Jokowi secara terbuka berulangkali menegur kinerja Menkes Terawan di depan publik. berangkat dari penilaian atasan anda itu, apa penjelasan Anda mengenai teguran tersebut satu per satu? (a) Kenapa tes kita belum juga mencapai target? (b) Kenapa resapan anggaran kementerian masih rendah? (c) Kenapa berbagai peraturan dan birokrasi masih berbelit di Kementerian Kesehatan? (d) Kenapa perlindungan tenaga kesehatan kita belum maksimal (e) Spesifik tentang tenaga kesehatan, angka kematian nakes di Indonesia sangat tinggi dan terus naik, bukankah Menkes seharusnya menjadi pelindung dan pembela utama nakes?
- Masih ada disparitas antara data pusat dan data daerah, padahal hal tersebut saat pandemi masih sangat krusial untuk menentukan kebijakan, mengapa tidak juga beres?
- Bagaimana dengan data bahwa gedung Kemenkes menjadi klaster perkantoran terbesar di Jakarta? Kenapa tidak terbuka dan transparan lalu menutup kantor?
- Banyak Menteri Kesehatan yang mundur karena penanganan covid-19, misalnya menteri kesehatan New Zealand, Cheko, Polandia, Brazil, Chile, Pakistan, Public Health Directur Israel, Public Health Agensi Canada. apakah penanganan kita lebih baik daripada negara-negara yang 'Menkes'nya mundur tersebut?
- Selain desakan presiden, publik juga meminta kebesaran hati Menkes Terawan untuk mundur melalui petisi. Apakah Menteri Terawan sudah siap untuk mundur?
Itulah daftar pertanyaan Najwa Shihab untuk Menkes Terawan.
Kontributor : Muhammad Zuhdi Hidayat
Berita Terkait
-
Momen Haru Najwa Shihab Dihampiri Bocah saat Kunjungi Lokasi Bencana: Kakak Kaya Ya?
-
Momen Haru Bocah Pengungsi di Aceh Tanya Ini, Najwa Shihab Sampai Kaget
-
Di Balik Penyesalan Menkes, Ada PR Besar Layanan Kesehatan Papua
-
Menkes Sesalkan Kematian Ibu Hamil di Papua, Janji Perbaikan Layanan Kesehatan Agar Tak Terulang
-
KPK Buka Peluang Periksa Menkes Budi Gunadi Terkait Kasus RSUD Koltim, Ada Aliran Dana?
Terpopuler
- Naksir Avanza Tahun 2015? Harga Tinggal Segini, Intip Pajak dan Spesifikasi Lengkap
- 5 Krim Kolagen Terbaik yang Bikin Wajah Kencang, Cocok untuk Usia 30 Tahun ke Atas
- 7 Rekomendasi Ban Motor Anti Slip dan Tidak Cepat Botak, Cocok Buat Ojol
- 5 Mobil Bekas Senyaman Karimun Budget Rp60 Jutaan untuk Anak Kuliah
- 5 Rekomendasi Bedak Waterproof Terbaik, Anti Luntur Saat Musim Hujan
Pilihan
-
Google Year in Search 2025: Dari Budaya Timur hingga AI, Purbaya dan Ahmad Sahroni Ikut Jadi Sorotan
-
Seberapa Kaya Haji Halim? Crazy Rich dengan Kerajaan Kekayaan tapi Didakwa Rp127 Miliar
-
Toba Pulp Lestari Dituding Biang Kerok Bencana, Ini Fakta Perusahaan, Pemilik dan Reaksi Luhut
-
Viral Bupati Bireuen Sebut Tanah Banjir Cocok Ditanami Sawit, Tuai Kecaman Publik
-
6 HP Tahan Air Paling Murah Desember 2025: Cocok untuk Pekerja Lapangan dan Petualang
Terkini
-
Menhut Raja Juli Rahasiakan 12 Perusahaan 'Biang Kerok' Banjir Sumatra, Alasannya?
-
ICW Soroti Pemulihan Korupsi yang Seret: Rp 330 Triliun Bocor, Hanya 4,84 Persen yang Kembali
-
Boni Hargens Kritik Keras Komite Reformasi Polri, Terjebak dalam Paralisis Analisis
-
Heboh 250 Warga Satu Desa Tewas Saat Banjir Aceh, Bupati Armia: Itu Informasi Sesat!
-
SLHS Belum Beres, BGN Ancam Suspend Dapur MBG di Banyumas
-
DPR Sentil Pejabat Panggul Beras Bantuan: Gak Perlu Pencitraan, Serahkan Langsung!
-
Investigasi Banjir Sumatra: Bahlil Fokus Telusuri Tambang di Aceh dan Sumut
-
Catatan AJI: Masih Banyak Jurnalis Digaji Pas-pasan, Tanpa Jaminan Kesehatan dan Keselamatan Kerja
-
Geram Titiek Soeharto Truk Angkut Kayu Saat Bencana: Tindak Tegas, Bintang Berapa pun Belakangnya
-
Aplikasi AI Sebut Jokowi Bukan Alumnus UGM, Kampus Buka Suara