Lebih lanjut lagi, Tengku Zulkarnain mengatakan bahwa sikap rezim ini berbahaya. Sebab, PKI yang memberontak pada tahun 1965 tersebut diadili di pengadilan negara.
"Kenapa saya bilang berbahaya? Karena PKI yang memberontak tahun 1965 itu dihukum di pengadilan negara. Pengadilan NKRI," tegasnya.
"Kalau bilang PKI biar aja mau betul mau salah kan berarti menampar wajah sendiri. Mahfud MD dan Rezim sekarang menampar wajah sendiri karena keputusan pengadilannya dikangkanginya sendiri," tukasnya keras.
Menurut Tengku Zul, seharusnya pemerintah sekarang ini ketika ada di media sosial tulisan soal PKI rekayasa Soeharto, pemerintah langsung menangkapnya. Sebab hal itu menyalahi peraturan pengadilan sebelumnya.
"Harusnya pemerintah menangkap orang itu. Anda menentang pengadilan soal PKI. Tangkap dong jangan dibiarin. Banyak sekali ambigu di negeri ini sekarang," tegas Tengku.
Dalam kesempatan tersebut Tengku Zul juga menyinggung soal kemunculan khilafah yang dibawa oleh HTI. Ia menuturkan bahwa kemunculan khilafah bisa langsung dibubarkan sampai keluar Perpu larangan HTI.
Sementara ada partai PKI yang dituding akan mengubah pancasila tetapi tidak ditangkap. Tengku Zulkarnain mendesak agar pemerintah mengeluarkan Perpu sejenis.
"Hanya bilang pemerintah tak setuju. Sampai ke pengadilan dan keluar perpu dong. Kok PKI ini tidak," desaknya.
Terakhir, Wasekjend MUI ini juga menegaskan bahwa komunisme dimana-mana biadab. Sebab, mereka banyak membunuh orang.
Baca Juga: Surat Nikah Soekarno Dijual Secara Online, Ini Klarifikasi Ridwan Kamil
"Komunisme di mana-mana biadab. Di mana-mana membunuh banyak orang. Gak mungkin di Indonesia komunis culun, hanya korban saja, tidak ada niat apa-apa, tidak mungkin mereka pancasilais, mereka tidak punya agama" pungkasnya.
Lihat tayangan Indonesia Lawyers Club tersebut disini.
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- Nikmati Belanja Hemat F&B dan Home Living, Potongan Harga s/d Rp1,3 Juta Rayakan HUT ke-130 BRI
- 7 Mobil Bekas Keluarga 3 Baris Rp50 Jutaan Paling Dicari, Terbaik Sepanjang Masa
- JK Kritik Keras Hilirisasi Nikel: Keuntungan Dibawa Keluar, Lingkungan Rusak!
- 5 Sepatu Running Lokal Selevel Asics Original, Kualitas Juara Harga Aman di Dompet
- 7 HP Samsung Seri A Turun Harga hingga Rp 1 Jutaan, Mana yang Paling Worth It?
Pilihan
-
Jadwal dan Link Streaming Nonton Rizky Ridho Bakal Raih Puskas Award 2025 Malam Ini
-
5 HP RAM 6 GB Paling Murah untuk Multitasking Lancar bagi Pengguna Umum
-
Viral Atlet Indonesia Lagi Hamil 4 Bulan Tetap Bertanding di SEA Games 2025, Eh Dapat Emas
-
6 HP Snapdragon RAM 8 GB Termurah: Terbaik untuk Daily Driver Gaming dan Multitasking
-
Analisis: Taktik Jitu Andoni Iraola Obrak Abrik Jantung Pertahanan Manchester United
Terkini
-
Antrean Panjang di Stasiun, Kenapa Kereta Api Selalu Jadi Primadona di Periode Libur Panjang?
-
Kasus Deforestasi PT Mayawana, Kepala Adat Dayak Penjaga Hutan di Kalbar Dijadikan Tersangka
-
Eks Pejabat KPI Tepis Tudingan Jaksa Atur Penyewaan Kapal dan Ekspor Minyak
-
Diperiksa KPK Soal Korupsi Haji, Gus Yaqut Pilih Irit Bicara: Tanya Penyidik
-
Buka-bukaan Kerry Riza di Sidang: Terminal OTM Hentikan Ketergantungan Pasokan BBM dari Singapura
-
MBG Dinilai Efektif sebagai Instrumen Pengendali Harga
-
Ultimatum Keras Prabowo: Pejabat Tak Setia ke Rakyat Silakan Berhenti, Kita Copot!
-
Legislator DPR: YouTuber Ferry Irwandi Layak Diapresiasi Negara Lewat BPIP
-
Racun Sianida Akhiri Pertemanan, Mahasiswa di Jambi Divonis 17 Tahun Penjara
-
Ramai Narasi Perpol Lawan Putusan MK, Dinilai Tendensius dan Tak Berdasar