Suara.com - September telah berakhir. Seperti tahun-tahun sebelumnya, pada bulan itu selalu ada perdebatan tentang PKI dan tragedi 1965, baik di media sosial maupun media massa selama bulan September.
Sebenarnya bagaimana sih persepsi Generasi Z tentang topik perdebatan tersebut? Mereka ikut berdebatkah?
“Di balik riuh-rendah perdebatan tersebut, yang umumnya melibatkan generasi yang lebih tua, kami ingin melihat bagaimana generasi masa depan memandang topik ini. Untuk itu kami menggunakan mesin Socindex, yang dikembangkan Binokular Media Utama, untuk melihat bagaimana Generasi Z membicarakan PKI dan Komunisme,” kata peneliti Bino Media Lab, Arlian Buana, dalam pernyataan tertulis.
Untuk mengetahui persepsi Generasi Z, Bino Media Lab memindai percakapan tentang PKI di akun-akun mention confess, dimana user mengirimkankan pesan secara anonim melaui direct message akun tersebut dan kemudian akun menfess memublikasikannya.
User dan follower akun-akun menfess tersebut sebagian besar adalah Generasi Z. Untuk memulai percakapan, mereka memang anomim, namun di dalam interaksi mengenai topik yang dilontarkan sender, mereka menanggapi dengan akun sendiri.
Kenapa akun-akun menfess yang dipilih? Menurut Arlian, dibandingkan dengan percakapan konvensional di Twitter, percakapan di akun-akun menfess lebih mewakili Generasi Z. Mereka lebih suka memantengi percakapan dan berinteraksi di akun-akun tersebut, karena berasal dari sesama mereka. Dan dari hasil pindaian Socindex tentang percakapan dengan topik PKI di akun-akun menfess, sebagian besar memang Generasi Z.
Dari pemantauan yang dilakukan sejak 1 Agusutus sampai 28 September, Bino Media Lab menemukam 467 perbincangan dari 406 akun. Sebanyak 94 persen percakapan berasal dari Generasi Z, sedangkan dua persennya dari milenial, sisanya tidak diketahui (unclassified).
Mayoritas yang terlibat adalah laki-laki (59 persen), perempuan 40 persen, dan tidak diketahui satu persen.
Psikografi akun-akun yang terjaring menunjukkan karakter-karakter yang lekat dengan Generasi Z. Game kesukaan mereka adalah saat ini Among Us dan PUBG, musik yang mereka dengarkan adalah Kpop dan Folk, dan mereka menyukai anime dan drama Korea.
Baca Juga: Film G30S/PKI Terbukti Cacat Fakta yang Sudah Diakui Sutradaranya Sendiri
Sementara untuk urusan konsumsi informasi, media yang mereka sering baca dan rujuk adalah Narasi, Historia, Tirto, dan Vice.
Menariknya, sebagian dari mereka tidak mengikuti akun-akun tersebut secara langsung. Dan akun yang paling banyak disebut adalah @subtanyarl, @collegemenfess, @puspen_PKI, @squidwardfess, dan @alterthingy. Adapun akun menfess lokal yang cukup sering dimention, yaitu @kedirifess, @banjarfess, dan @jogmfs.
Percakapan soal PKI naik-turun pada bulan Agustus, tapi secara konsisten naik pada bulan September. Puncak permbicaraan terjadi pada 28 September. Beberapa hari sebelumnya, banyak tagar bikinan buzzer pro dan kontra pemerintah beredar, bahkan sampai masuk trending Top 10 Indonesia.
Beberapa di antaranya adalah #CintaDamaiNegeriku, #BubarkanPKIPerjuangan atau #GerakanNontonFilmG30S/PKI.
"Uniknya, percakapan Generasi Z tentang PKI tidak ada satu pun yang menyematkan tagar dari para buzzer tersebut,” kata Arlian.
"Percakapan mereka seolah terjadi di dalam bubble mereka sendiri. Selain membicarakan film propaganda Orde Baru Pengkhiatanan G30S/PKI yang menjadi polemik di media massa, Generasi Z juga antusias membicarakan film dokumenter alternatif besutan Joshua Oppenheimer, seperti Jagal (The Act of Killing) dan Senyap (The Look of Silence)."
Berita Terkait
-
In This Economy: Banyolan Gen Z Hadapi Anomali Biaya Hidup di Sepanjang 2025
-
Tren Stay at Home Holiday: Kenapa Liburan di Rumah Jadi Pilihan Gen Z?
-
Generasi Z: Tanggung Jawab Etika Digital di Era Media Sosial dan Konten Viral
-
Fenomena Gen Z Rela Kerja Lembur Demi Bisa Berlibur, Tren yang Sepadan?
-
Belajar dari Pesisir, Gen Z Urban dan Ujian Kesadaran Lingkungan
Terpopuler
- 3 Mobil Bekas 60 Jutaan Kapasitas Penumpang di Atas Innova, Keluarga Pasti Suka!
- 5 Sepatu Lokal Senyaman Skechers, Tanpa Tali untuk Jalan Kaki Lansia
- 9 Sepatu Puma yang Diskon di Sports Station, Harga Mulai Rp300 Ribuan
- Cek Fakta: Viral Ferdy Sambo Ditemukan Meninggal di Penjara, Benarkah?
- 5 Sepatu New Balance yang Diskon 50% di Foot Locker Sambut Akhir Tahun
Pilihan
-
In This Economy: Banyolan Gen Z Hadapi Anomali Biaya Hidup di Sepanjang 2025
-
Ramalan Menkeu Purbaya soal IHSG Tembus 9.000 di Akhir Tahun Gagal Total
-
Tor Monitor! Ini Daftar Saham IPO Paling Gacor di 2025
-
Daftar Saham IPO Paling Boncos di 2025
-
4 HP Snapdragon Paling Murah Terbaru 2025 Mulai Harga 2 Jutaan, Cocok untuk Daily Driver
Terkini
-
Kado Kemanusiaan dari Bundaran HI: Warga Jakarta Donasi Rp3,1 Miliar untuk Korban Bencana di Sumatra
-
Wali Kota Hasto Pasang Target Jam 2 Dini Hari Sampah Malam Tahun Baru di Kota Jogja Sudah Bersih
-
Bundaran HI Jadi Lautan Manusia, Pesta Kembang Api Tetap Hiasi Langit Penghujung Tahun Ibu Kota
-
Polisi Berkuda Polri Jaga Monas di Malam Tahun Baru, Warga Antusias hingga Antre Foto
-
Ogah Terjebak Macet, Wali Kota Jogja Pilih Naik Motor Pantau Keramaian Malam Tahun Baru
-
Malam Tahun Baru di Bundaran HI Dijaga Ketat, 10 K-9 Diterjunkan Amankan Keramaian
-
Kapolri: Warga Patuh Tanpa Kembang Api, Doa Bersama Dominasi Malam Tahun Baru
-
8 Anak Terpisah dengan Keluarga di Malioboro, Wali Kota Jogja: Bisa Ditemukan Kurang dari 15 Menit
-
Menko Polkam Pastikan Malam Tahun Baru Aman: Tak Ada Kejadian Menonjol dari Papua hingga Lampung
-
Gus Ipul Pastikan BLTS Rp900 Ribu Jangkau Warga Terdampak Bencana di Sumatra