Suara.com - Aksi perusakan di Musala Darussalam Tangerang oleh seorang pemuda bernama Satrio menuai kecaman dari berbagai kalangan.
Tak sedikit pihak bertanya-tanya apakah ada dalang dibalik perusakan masjid yang terjadi pada Selasa (29/9/2020) sekira pukul 15.30 WIB tersebut.
Pasalnya, kejadian ini beriringan dengan ramainya kabar soal Gerakan 30 September dan tak lama berselang dari kasus penusukan Syekh Ali Jaber.
Politisi PDIP Kapitra Ampera dan Wakil Sekretaris Jenderal MUI Tengku Zulkarnain ikut angkat bicara soal kasus ini. Mereka membawa opini masing-masing soal dalang di balik perusakan Musala tersebut.
Keduanya mengutarakan pendapat dalam acara berita Kabar Petang yang disiarkan oleh Tv One pada Rabu (30/9/2020). Pada acara tersebut, terdapat tiga pembicara yakni Kapitra Ampera, Tengku Zulkarnain, dan Musni Umar.
Politisi PDIP Kapitra Ampera mengaku marah dan prihatin dengan tindakan tersebut. Sebab, tempat ibadah dinilai sakral dan tidak boleh tersentuh dengan hal yang bersifat politis.
"Saya sebagai umat Islam marah dan prihatin dengan kejadian tersebut karena tempat itu sakral, tidak boleh disentuh dengan politik dan kontra politik," ujarnya.
Kapitra Ampera meminta agar pihak yang berwenang mengusut tuntas kasus ini hingga ke dalam. Saat ditanya apakah ia mencurigai adanya nuansa politik dibalik kejadian ini, Politisi PDIP tersebut menegaskan bahwa polisi yang harus menyelidiki semua.
Ia juga mengimbau kepada masyarakat agar jangan sampai termakan dengan adu domba dengan opini yang banyak beredar akan kebangkitan paham-paham tertentu. Pasalnya, belakangan tengah mencuat kabar kebangkitan paham komunisme di Indonesia. Padahal, menurutnya opini tersebut sukar untuk dibuktikan.
Baca Juga: 4 Fakta Aksi Vandalisme Satrio Tulis "Saya Kafir" di Musala Darussalam
"Banyak kelompok-kelompok yang membangun opini PKI bangkit. Sementara kita sulit membuktikan kebenaran itu baik secara politik maupun hukum. Bahkan ada yang mengatakan PKI seperti hantu di siang bolong," ujar Kapitra Ampera seperti dikutip Suara.com.
Menurut Politisi PDIP tersebut, kejadian perusakan Musala ini bisa saja digunakan untuk membuktikan opini tersebut menjadi seolah-olah benar. Sebab, opini yang beredar perlu mendapat legitimasi dari masyarakat.
"Itu terjadi agar ada legitimasi dr masyarakat," imbuhnya.
Lebih lanjut lagi, Kapitra Ampera mengatakan bahwa belakangan ini situasi politik sedang berbeda. Menurutnya belakangan terlihat kecenderungan memaksakan opini dengan tujuan menyudutkan pemerintah yang dianggap tidak pro Umat Islam dan memberi ruang kepada PKI.
"Ini yang mereka akan tuduh. Oleh sebab itu saya minta kepolisian mengusut tuntas ada atau tidak korelasi ini. Ada tidak orang yang selama ini bermain dengan opini tersebut atau tidak," ungkap Kapitra Ampera.
"Ini harus dilihat dengan sungguh-sungguh karena politik belakangan panas," lanjutnya.
Berita Terkait
Terpopuler
- 10 Sunscreen untuk Flek Hitam Terlaris di Shopee yang Bisa Kamu Coba
- Penyerang Klub Belanda Siap Susul Miliano Bela Timnas Indonesia: Ibu Senang Tiap Pulang ke Depok
- Lebih Murah dari Innova Zenix: 5 Mobil 7 Seater Kabin Lega Cocok untuk Liburan Keluarga Akhir Tahun
- 27 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 26 Oktober: Raih 18.500 Gems dan Pemain 111-113
- 7 Mobil 8 Seater Termurah untuk Keluarga, MPV hingga SUV Super Nyaman
Pilihan
-
4 HP Memori 256 GB Paling Murah, Cocok untuk Gamer yang Ingin Install Banyak Game
-
Disebut Menteri Berbahaya, Menkeu Purbaya Langsung Skakmat Hasan Nasbi
-
Hasan Nasbi Sebut Menkeu Purbaya Berbahaya, Bisa Lemahkan Pemerintah
-
5 Fakta Kemenangan 2-1 Real Madrid Atas Barcelona: 16 Gol Kylian Mbappe
-
Harga Emas Hari Ini: Galeri 24 dan UBS Sentuh Rp 2,4 Juta di Pegadaian, Antam Nihil!
Terkini
-
Kewenangannya Dicabut, Karen Agustiawan Klaim Tak Tahu Soal Penyewaan Tangki BBM Anak Riza Chalid
-
Babak Baru Skandal Whoosh: Pakar Hukum Desak KPK 'Seret' Jokowi ke Meja Pemeriksaan
-
Karen Agustiawan Ungkap Fakta TBBM Merak: Kunci Ketahanan Energi Nasional atau Ladang Korupsi?
-
Blok M Bangkit Lagi! Gubernur DKI Janjikan Sistem Parkir Satu Pintu, Minta Warga Naik Transum
-
KCIC Siap Bekerja Sama dengan KPK soal Dugaan Mark Up Anggaran Proyek Kereta Cepat Whoosh
-
Mendagri Tito Karnavian Buka-bukaan, Ini Biang Kerok Ekonomi 2 Daerah Amblas!
-
Sidang Kasus Korupsi Pertamina, Karen Agustiawan Ungkap Tekanan 2 Pejabat Soal Tangki Merak
-
Ultimatum Gubernur Pramono: Bongkar Tiang Monorel Mangkrak atau Pemprov DKI Turun Tangan!
-
Drama Grup WA 'Mas Menteri': Najelaa Shihab dan Kubu Nadiem Kompak Bantah, tapi Temuan Jaksa Beda
-
Karen Agustiawan Ungkap Pertemuan Pertama dengan Anak Riza Chalid di Kasus Korupsi Pertamina