Suara.com - Menteri BUMN Erick Thohir menceritakan kisahnya selama menjabat sebagai seorang pembantu presiden menjalankan roda pemerintahan.
Ia mengaku tidak bahagia mengemban jabatan sebagai seorang menteri BUMN.
Pengakuan itu ia ungkapkan ketika menjadi narasumber acara Kick Andy Metro TV yang tayang pada Selasa (29/9/2020).
Menteri Erick mengaku butuh waktu untuk bisa menyesuaikan diri dengan situasi pemerintahan. Pasalnya, ia menjelaskan jika background yang ia miliki sebagai pebisnis sangat berbeda dengan situasi politik yang ia jalani.
"Setelah ASEAN Games, setelah TKN (Tim Kampanye Nasional) balik lagi ke bisnis itu enggak gampang. Pola pikirnya enggak nyambung, saya perlu waktu sebulan buat adjust (menyesuaikan)," kata Erick dilansir Suara.com, Kamis (1/9/2020).
Erick menceritakan ia harus melepaskan banyak pekerjaan ketika menerima jabatan sebagai menteri.
Lalu ia memutuskan untuk bergabung dalam Kabinet Indonesia Maju membantu Presiden Joko Widodo yang terpilih kembali pada tahun 2019 lalu.
"Lagi asyik-asyiknya waktu itu, saya dipanggil. Saya jelaskan bagaimana bagusnya kalau Bapak Presiden punya tim ekonomi yang juga berbeda, bukan seperti KADIN atau HIPMI," kisah Erick menceritakan awal dirinya dipanggil Presiden.
Erick mengaku dirinya lebih memilih menjadi Komite Ekonomi Nasional (KEN) dibanding jadi menteri. Namun, Presiden saat itu langsung menunjuknya menjadi menteri tanpa menyediakan pilihan lain.
Baca Juga: Pilkada Dilanjut, Epidemiolog UI: Jokowi Cabut Dulu Status Bencana Nasional
"Untuk BUMN, beliau menyampaikan, 'Pak Erick, sudah waktunya BUMN ini dikelola secara transparan revisional, efisien, dan bisa menciptakan daya saing'" kata Erick menirukan arahan dari Presiden Jokowi.
Menyimak penjelasan Erick, Andy F Noya tergelitik melontarkan pertanyaan.
"Anda bahagia enggak jadi menteri?" tanya Andy.
"Bebannya sangat berat," jawab Erick.
"Tunggu dulu, itu artinya Anda enggak bahagia jadi menteri?" tanya Andy lagi.
"Kalau dibilang sih enggak, karena tekanan di sana-sini. Ini jujur lah," jelas Erick terang-terangan sambil terkekeh.
Berita Terkait
-
Pilkada Dilanjut, Epidemiolog UI: Jokowi Cabut Dulu Status Bencana Nasional
-
Erick Thohir Bubarkan 14 BUMN, Arya Sinulingga: Masih Lama
-
Erick Thohir Akan Bubarkan Sejumlah Perusahaan BUMN, Salah Satunya Merpati
-
14 Perusahaan BUMN akan Dibubarkan, PT Merpati Salah Satunya
-
Erick Thohir Bakal Bubarkan 14 BUMN, DPR: Seharusnya Lebih
Terpopuler
- 2 Cara Menyembunyikan Foto Profil WhatsApp dari Orang Lain
- Selamat Datang Mees Hilgers Akhirnya Kembali Jelang Timnas Indonesia vs Arab Saudi
- Omongan Menkeu Purbaya Terbukti? Kilang Pertamina di Dumai Langsung Terbakar
- Selamat Tinggal Timnas Indonesia Gagal Lolos Piala Dunia 2026, Itu Jadi Kenyataan Kalau Ini Terjadi
- Sampaikan Laporan Kinerja, Puan Maharani ke Masyarakat: Mohon Maaf atas Kinerja DPR Belum Sempurna
Pilihan
-
165 Kursi Komisaris BUMN Dikuasai Politisi, Anak Buah Prabowo Merajai
-
5 Rekomendasi HP 2 Jutaan Memori 256 GB, Pilihan Terbaik Oktober 2025
-
Geger Shutdown AS, Menko Airlangga: Perundingan Dagang RI Berhenti Dulu!
-
Seruan 'Cancel' Elon Musk Bikin Netflix Kehilangan Rp250 Triliun dalam Sehari!
-
Proyek Ponpes Al Khoziny dari Tahun 2015-2024 Terekam, Tiang Penyangga Terlalu Kecil?
Terkini
-
Dolar Diramal Tembus Rp20.000, Ekonom Blak-blakan Kritik Kebijakan 'Bakar Uang' Menkeu
-
'Spill' Sikap NasDem: Swasembada Pangan Harga Mati, Siap Kawal dari Parlemen
-
Rocky Gerung 'Spill' Agenda Tersembunyi di Balik Pertemuan Jokowi dengan Abu Bakar Ba'asyir
-
Kriminalisasi Masyarakat Adat Penentang Tambang Ilegal PT Position, Jatam Ajukan Amicus Curiae
-
Drama PPP Belum Usai: Jateng Tolak SK Mardiono, 'Spill' Fakta Sebenarnya di Muktamar X
-
Horor MBG Terulang Lagi! Dinas KPKP Bongkar 'Dosa' Dapur Umum: SOP Diabaikan!
-
Jalani Kebijakan 'Koplaknomics', Ekonom Prediksi Indonesia Hadapi Ancaman Resesi dan Gejolak Sosial
-
Mensos Gus Ipul Bebas Tugaskan Staf Ahli yang Jadi Tersangka Korupsi Bansos di KPK
-
Detik-detik Bus DAMRI Ludes Terbakar di Tol Cikampek, Semua Penumpang Selamat
-
Titik Didih Krisis Puncak! Penutupan Belasan Tempat Wisata KLH Picu PHK Massal, Mulyadi Geram