Suara.com - Seorang pria di India tetap memilih untuk menjadi petugas kremasi jenazah pasien Covid-19 meski ia dijauhi oleh sekelilingnya dan dilarang bertemu dengan keluarga.
Menyadur India Times, Minggu (4/10/2020), Ramananda Sarkar mengaku tak punya pilihan lain. Alasan yang paling kuat untuk membuatnya bertahan menggeluti profesi ini adalah kondisi ekonomi keluarga.
Pria berusia 43 tahun ini terlilit utang. Belum lagi ia harus menghidupi tiga anak dan istrinya yang tinggal di sebuah desa terpencil di negara bagian Assam.
Berawal dari usaha untuk mencari penghasilan lebih guna membayar pinjaman modal berdagang jus tebu dengan gerobak kayu yang tak berjalan lancar, Sarkar kini menjadi petugas kremasi khusus pasien Covid-19 yang berada di bawah naungan pemerintah kota.
Meski kini mendapatkan sumber penghasilan tetap, namun hal tersebut tak serta merta membuat hidup Sarkar lebih mudah, terutama soal bersosialisasi dengan lingkungan sekitar.
Warga di kampungnya belakangan menjauhi pria ini lantaran ia bekerja mengurus jasad orang yang terinfeksi virus corona. Acapkali ia dihina.
Di awal-awal, ayah tiga anak ini bahkan diminta untuk melakukan karantina ketat di bawah pemerintah negara bagian. Namun, akhirnya diizinkan kembali lantaran tak ada orang lain yang bersedia menggantikan pekerjaannya.
"Saya tidak mengerti mengapa orang membenci saya. Hanya karena saya membakar mayat? Jika saya tidak melakukan ini, lalu siapa lagi," ujar Sarkar.
Berbekal masker yang selalu menutup mulutnya yang senantiasa melantunkan doa, pria ini sehari-hari mengkremasi jenazah yang dibawa oleh segelintir kerabat yang memakai setelan alat pelindung diri.
Baca Juga: Dituding Dukun Ilmu Hitam, Dua Orang Dipenggal dan Dibakar Massa
Proses ini digambarkan sebagai tergesa-gesa, dilakukan dengan ritual minimal di bawah pedoman pemerintah negara bagian.
Sarkar mengatakan telah mengkremasi lebih dari 450 jenazah pasien virus corona. Terlepas dari perannya yang sangat vital, kehidupan pria ini disebutkan tak kunjung membaik, malah semakin buruk.
Pemilik rumah yang ia sewa, langsung menyuruh Sarkar untuk angkat kaki setelah mengetahui profesinya. Beruntung, ada seorang pejabat distrik yang mau memberikan tumpangan.
Tak sampai di sini, Sarkar juga dilarang kembali ke desa untuk bertemu keluarganya. Awalnya larangan hanya berasal dari kepala desa, tapi belakangan para warga juga menunjukkan sikap penolakan.
Satu setengah bulan tak bersua dengan istri dan anak, Sarkar baru-baru ini lantas nekat menyelinap ke desanya. Saat itu tengah malam dan hujan, ia meminta keluarganya untuk menemuinya di luar rumah.
Keluarga kecil ini akhirnya bertemu, hanya 15 menit. Sebelum pulang, ia tak lupa memberikan sejumlah uang untuk istri dan anak-anaknya.
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Serum Vitamin C yang Bisa Hilangkan Flek Hitam, Cocok untuk Usia 40 Tahun
- Sunscreen untuk Usia 50-an Sebaiknya SPF Berapa? Cek 5 Rekomendasi yang Layak Dicoba
- 5 Mobil Diesel Bekas Mulai 50 Jutaan Selain Isuzu Panther, Keren dan Tangguh!
- Harta Kekayaan Abdul Wahid, Gubernur Riau yang Ikut Ditangkap KPK
- 5 Mobil Eropa Bekas Mulai 50 Jutaan, Warisan Mewah dan Berkelas
Pilihan
-
Jusuf Kalla Peringatkan Lippo: Jangan Main-Main di Makassar!
-
Korban PHK Masih Sumbang Ratusan Ribu Pengangguran! Industri Pengolahan Paling Parah
-
Cuma Mampu Kurangi Pengangguran 4.000 Orang, BPS Rilis Data yang Bikin Kening Prabowo Berkerut
-
Rugi Triliunan! Emiten Grup Djarum, Blibli PHK 270 Karyawan
-
Angka Pengangguran Indonesia Tembus 7,46 Juta, Cuma Turun 4.000 Orang Setahun!
Terkini
-
Wamenkomdigi: Pemerintah Harus Hadir untuk Memastikan AI Jadi Teknologi yang Bertanggung Jawab
-
Gubernur Riau Jadi Tersangka KPK! Kemendagri Siapkan Pengganti Sementara
-
Pramono Anung Rombak Birokrasi DKI: 1.842 Pejabat Baru, Janji Pelayanan Publik Lebih Baik
-
Gubernur Riau Jadi Tersangka, PKB Proses Status Kader Abdul Wahid Secara Internal
-
Raperda KTR DKI Disahkan! Ini Titik-Titik yang Dilarang untuk Merokok dan Jual Rokok
-
BNN Gerebek Kampung Bahari, 18 Orang Ditangkap di Tengah Perlawanan Sengit Jaringan Narkoba
-
KPK Kejar Korupsi Whoosh! Prabowo Tanggung Utang, Penyelidikan Jalan Terus?
-
Ahli Hukum Nilai Hak Terdakwa Dilanggar dalam Sidang Sengketa Tambang Nikel Halmahera Timur
-
Cak Imin Instruksikan BGN Gunakan Alat dan Bahan Pangan Lokal untuk MBG
-
MRT Siapkan TOD Medan Satria, Bakal Ubah Wajah Timur Jakarta