Suara.com - Tim medis COVID-19 yang merawat Presiden Donald Trump sedang memantau kondisi paru-parunya usai diberikan oksigen tambahan pada Jumat, namun pada Minggu menolak memberikan informasi lebih lanjut.
Presiden berusia 74 tahun itu diterbangkan ke Pusat Medis Militer Nasional Walter Reed pada Jumat dan telah menerima dua dosis obat antivirus Remdesivir, serta obat steroid deksametason, yang digunakan untuk kasus parah.
Dr. Sean P. Conley mengakui bahwa kadar oksigen dalam darah Trump menurun dalam beberapa hari sebelumnya dan mengalami demam tinggi pada Jumat pagi, mengungkapkan bahwa kondisi presiden memburuk dari yang dilaporkan sebelumnya. Namun Conley menyebutkan bahwa kondisi Trump pada Minggu membaik.
Trump selama ini seringkali meremehkan risiko pandemi COVID-19, yang telah menginfeksi 7,4 juta warga Amerika, menelan lebih dari 209.000 korban jiwa dan menyebabkan ekonomi babak belur yang berujung pada hilangnya jutaan pekerjaan.
Dua anggota staf Gedung Putih terbukti positif COVID-19 beberapa pekan lalu dan ajudan pribadi Trump, Nicholas Luna, juga terinfeksi virus corona, menurut sumber yang mengetahui kondisi tersebut.
Ditanya mengenai pemeriksaan apa yang mengungkapkan kondisi paru-paru Trump, Conley menjawab: "Ada sejumlah temuan perkiraan, namun tidak ada masalah klinis yang berarti."
Tanggapan Conley menunjukkan bahwa sinar X mengungkapkan tanda-tanda pneumonia (radang paru-paru), kata Dr. Amesh Adalja, spesialis penyakit menular di Universitas Johns Hopkins.
"Temuan yang diprediksikan yaitu Trump terbukti mengalami pneumonia dalam sinar X. Jika itu normal mereka akan dikatakan normal," pungkas Adalja. (Antara/Reuters)
Baca Juga: Naik Mobil, Donald Trump Keluar dari Rumah Sakit untuk Sapa Pendukung
Berita Terkait
-
Naik Mobil, Donald Trump Keluar dari Rumah Sakit untuk Sapa Pendukung
-
Trump Terpapar Corona, Rupiah Menguat Rp 14.867 per Dolar AS
-
Sempat Demam, Dokter Beri Donald Trump Steroid untuk Lawan Covid-19
-
Kondisi Trump Berpengaruh ke Nilai Tukar Rupiah Terhadap Dolar AS
-
Trump Kena Corona, Bikin Harga Emas Dunia Turun
Terpopuler
- Media Belanda Heran Mauro Zijlstra Masuk Skuad Utama Timnas Indonesia: Padahal Cadangan di Volendam
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Anak Wali Kota Prabumulih Bawa Mobil ke Sekolah, Padahal di LHKPN Hanya Ada Truk dan Buldoser
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Harta Kekayaan Wali Kota Prabumulih, Disorot usai Viral Pencopotan Kepala Sekolah
Pilihan
-
Kemiskinan dan Ketimpangan Ekonomi RI Seperti Lingkaran Setan
-
Core Indonesia Sebut Kebijakan Menkeu Purbaya Suntik Rp200 Triliun Dinilai Salah Diagnosis
-
When Botanies Meets Buddies: Sporadies Meramban Bunga Jadi Cerita
-
Ternyata Ini Rahasia Kulit Cerah dan Sehat Gelia Linda
-
Kontras! Mulan Jameela Pede Tenteng Tas Ratusan Juta Saat Ahmad Dhani Usulkan UU Anti Flexing
Terkini
-
Kemendagri Batalkan Mutasi Kepala SMPN 1 Prabumulih, Wali Kota Arlan Terancam Sanksi
-
DPW dan DPC PPP dari 33 Provinsi Deklarasi Dukung M Mardiono Jadi Ketua Umum
-
Menteri HAM Natalius Pigai Sebut Orang Hilang 'Belum Terlihat', YLBHI Murka: Denial!
-
Dari Dirut Sampai Direktur, Jajaran BPR Jepara Artha Kini Kompak Pakai Rompi Oranye
-
Pemeriksaan Super Panjang, Hilman Latief Dicecar KPK Hampir 12 Jam soal Kuota Haji
-
Dikira Hilang saat Demo Ricuh, Polisi Ungkap Alasan Bima Permana Dagang Barongsai di Malang
-
Tito Karnavian: Satpol PP Harus Humanis, Bukan Jadi Sumber Ketakutan
-
Wamenkum Sebut Gegara Salah Istilah RUU Perampasan Aset Bisa Molor, 'Entah Kapan Selesainya'
-
'Abuse of Power?' Kemendagri Sebut Wali Kota Arlan Langgar Aturan Copot Kepala SMP 1 Prabumulih
-
Strategi Baru Senayan: Mau RUU Perampasan Aset Lolos? UU Polri Harus Direvisi Dulu