Suara.com - Harga untuk pemeriksaan corona melalui tes usap atau swab test telah ditetapkan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) sebesar Rp 900 ribu. Nyatanya, kebijakan ini tidak langsung dilaksanakan pelaku layanan kesehatan karena masih ada yang memberikan tarif di atasnya.
Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) DKI Jakarta Widyastuti mengatakn pihaknya masih memaklumi jika sejumlah Rumah Sakit atau laboratorium dan layanan kesehatan lainnya belum mengikuti aturan itu. Sebab banyak komponen yang diperlukan untuk swab test berasal dari berbagai tempat dengan harga variatif.
Ia mencontohkan seperti komponen VTM dan reagen. Jika beda merk, produsen hingga kapasitasnya maka harga juga akan berbeda.
"Beberapa produsen reagen itu juga berbagai negara, sehingga waktu itu teman-teman mana yang ada yang barangnya ready karena dibutuhkan itu dibeli dulu sehingga harganya yang tepenting terstandar," ujar Widyastuti di gedung DPRD DKI Jakarta, Selasa (6/10/2020).
Kendati demikian, ia mengaku sudah merekomendasikan harga komponen swab test sesuai dengan standar Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO dan Kemenkes. Namun dengan adanya keputusan harga minimal, maka ia akan mengevaluasinya.
"Jadi yang kami rekomendasikan adalah yang terstandar secara WHO, Kemenkes, atau satgas dan memang ada protap yang sesuai ini tentunya kalau sudah ada regulasi tekrait harga itu akan nanti kita evaluasi," jelasnya.
Nantinya Dinkes DKI kata Widyastuti, akan mengumpulkan berbagai pelaku penyedia layanan swab test untuk membicarakan hal ini.
Menurutnya penyesuaian harga ini sudah berapa kali terjadi selama masa pandemi ini.
"Kami akan menyesuaikan mengumpulkan teman-teman lab semua untuk kita evaluasi," pungkasnya.
Baca Juga: Melonjak! Pasien Corona di Jakarta Tembus 1.000 Orang Dalam Sehari!
Berita Terkait
-
Melonjak! Pasien Corona di Jakarta Tembus 1.000 Orang Dalam Sehari!
-
Pesan Penggali Kubur Pekanbaru untuk Warga yang Tak Percaya Covid-19
-
Awas, Ruam Kulit akibat Virus Corona Bisa Bertahan Berminggu-minggu!
-
Harga Tes Swab Maksimal Rp900 Ribu, Pemda DKI Akan Menyesuaikan
-
Update 6 Oktober: Tambah 4.056, Positif Corona Indonesia Jadi 311.176 Orang
Terpopuler
- Pandji Pragiwaksono Dihukum Adat Toraja: 48 Kerbau, 48 Babi, dan Denda 2 Miliar
- 6 HP Snapdragon dengan RAM 8 GB Paling Murah, Lancar untuk Gaming dan Multitasking Intens
- 8 Mobil Kecil Bekas Terkenal Irit BBM dan Nyaman, Terbaik buat Harian
- 7 Rekomendasi Parfum Lokal Aroma Citrus yang Segar, Tahan Lama dan Anti Bau Keringat
- 5 Rekomendasi Moisturizer Korea untuk Mencerahkan Wajah, Bisa Bantu Atasi Flek Hitam
Pilihan
-
Berapa Gaji Zinedine Zidane Jika Latih Timnas Indonesia?
-
Breaking News! Bahrain Batalkan Uji Coba Hadapi Timnas Indonesia U-22
-
James Riady Tegaskan Tanah Jusuf Kalla Bukan Milik Lippo, Tapi..
-
6 Tablet Memori 128 GB Paling Murah, Pilihan Terbaik Pelajar dan Pekerja Multitasking
-
Heboh Merger GrabGoTo, Begini Tanggapan Resmi Danantara dan Pemerintah!
Terkini
-
Babak Baru PPHN: Ahmad Muzani Minta Waktu Presiden Prabowo, Nasib 'GBHN' Ditentukan di Istana
-
KPK Digugat Praperadilan! Ada Apa dengan Penghentian Kasus Korupsi Kuota Haji Pejabat Kemenag?
-
Tiga Hari ke Depan, Para Pemimpin Dunia Rumuskan Masa Depan Pariwisata di Riyadh
-
Terkuak! Siswa SMAN 72 Jakarta Siapkan 7 Peledak, Termasuk Bom Sumbu Berwadah Kaleng Coca-Cola
-
Drama 6 Jam KPK di Ponorogo: Tiga Koper Misterius Diangkut dari Ruang Kerja Bupati Sugiri Sancoko
-
Bukan Terorisme Jaringan, Bom SMAN 72 Ternyata Aksi 'Memetic Violence' Terinspirasi Dunia Maya
-
Revolusi Digital Korlantas: Urus SIM, STNK, BPKB Kini Full Online dan Transparan, Pungli Lenyap
-
Babak Baru Horor Nuklir Cikande: 40 Saksi Diperiksa, Jejak DNA Diburu di Lapak Barang Bekas
-
Dua Menko Ikut ke Sydney, Apa Saja Agenda Lawatan Prabowo di Australia?
-
Tak Hanya Game! Politisi PKB Desak Pemerintah Batasi Medsos Anak Usai Insiden Ledakan SMA 72 Jakarta