Suara.com - Apa itu lintang kemukus menjadi perbincangan hangat netizen Tanah Air sejak Sabtu (10/20/2020). Perbincangan bermula dari beredarnya foto-foto fenomena langit di beberapa daerah yang diklaim sebagai lintang kemukus.
Sebelum adanya fenomena ini, beberapa waktu terakhir juga terjadi fenomena langit berupa hujan meteor Draconid. Lantas, apakah lintang kemukus berkaitan dengan hujan meteor tersebut? Atau adakah mitos dibalik lintang kemukus ini? Berikut ulasan selengkapnya.
Serba-Serbi Lintang Kemukus
Lintang kemukus yang jadi perbincangan hangat netizen berbentuk garis sinar oranye. Kemunculan fenomena ini dilihat oleh netizen di beberapa daerah di Pulau Jawa. Beberapa wilayah tersebut meliputi Bojonegoro, Tuban, Yogyakarta, Jawa Tengah, dan Karawang. Fenomena ini juga sempat terjadi di Yogyakarta pada April 2020 lalu dan dikait-kaitkan dengan kemunculan pandemi Covid-19. Lantas apa itu Lintang Kemukus?
Guru Besar Antropologi Sastra, Prof. Dr. Suwardi Endraswara, M. Hum, mengungkapkan bahwa istilah lintang kemukus berasal dari bahasa Jawa, yakni kukus yang artinya asap. Dalam kosmologi Jawa, lintang kemukus adalah tetenger atau penanda akan datangnya zaman jungkir balik. Istilah ini muncul dari pengalaman fenomenologis masyarakat Jawa yang telah berulang kali dialami.
Lintang Kemukus pernah dibahas oleh Ni Nyoman Dhitasari yang menyebut fenomena ini sebagai Komet Van Java dari buku Sejarah Kutha Sala: Kraton Sala, Bengawan Sala, Gunung Lawu karya R.M. Ng. Tiknopranoto dan R. Mardisuwignya. Di dalam buku tersebut, terdapat sejumlah mitos terkait lintang kemukus.
Mitos Lintang Kemukus
Dalam buku sejarah Kutha Sala: Kraton Sala, Bengawan Sala, Gunung Lawu, makna kemunculan Lintang Kemukus didasari pada arah datangnya komet tersebut. Namun, sebagian besar mitos kemunculan lintang kemukus sendiri dipercaya sebagai sebuah pertanda buruk.
Misalnya, saat lintang kemukus datang dari arah Tenggara, komet ini dipercaya merupakan pertanda ada raja meninggal dan akan muncul wabah penyakit. Sedangkan, jika datang dari arah utara, lintang kemukus dianggap sebagai pertanda akan munculnya perselisihan yang berkembang menjadi peperangan.
Baca Juga: Kepala LAPAN: Kiamat Bisa Terjadi di Bumi Jika Satelit Terganggu
Mitos lintang kemukus lainnya adalah bahwa komet ini merupakan hantu pembawa maut yang berwujud bola arwah. Terkadang, lintang kemukus muncul sebagai rombongan prajurit ganas yang bisa membunuh manusia saat tidur. Tidak hanya itu, hantu pembawa maut bernama Lampor ini juga kerap menimbulkan suara gaduh yang terdengar seperti iringan kereta kuda dan derap kaki pasukan.
Di Yogyakarta, rombongan tersebut dipercaya sebagai pasukan Nyi Roro Kidul yang tengah bergerak dari laut Selatan ke Gunung Merapi atau Keraton Yogyakarta. Sementara itu, di daerah Jawa Timur, kemunculan Lampor dipercaya sebagai pertanda kemunculan wabah penyakit.
Fakta Lintang Kemukus
Walaupun netizen mengaitkan penampakan hujan meteor yang viral di media sosial dengan mitos lintang kemukus, secara astronomis fenomena ini tak ada kaitannya dengan mitos tersebut. Peneliti dari Pusat Sains Antariksa (Pussainsa) Lembaga Antariksa dan Penerbangan Nasional (Lapan), Emanuel Sungging Mumpuni, menjelaskan lintang kemukus yang diperbincangkan tersebut adalah jenis fireball atau meteor yang agak besar.
Di bulan Oktober ini, fenomena hujan meteor draconid memang beberapa kali terjadi. Draconid sendiri merupakan hujan meteor tahunan yang muncul setiap bulan Oktober, tepatnya sekitar tanggal 6 – 10 Oktober. Draconid dapat dilihat dengan mata telanjang saat langit sedang cerah. Hujan meteor ini pun dinilai para ahli sebagai fenomena yang normal terjadi dan tidak membahayakan.
Demikian ulasan terkait apa itu lintang kemukus.
Berita Terkait
-
7 Mitos Feng Shui yang Ternyata Salah Kaprah, Masih Banyak Orang yang Percaya
-
Yuk Lebih Aware: Mitos vs Fakta Kanker Payudara yang Perlu Kamu Tahu
-
Katanya Mimpi Jatuh Artinya Mau Mati? Bongkar 8 Mitos Sesat Soal Mimpi Ini Yuk
-
Viral! Pemancing Dapat Ikan Mas Jumbo di Danau Toba Tapi Tak Boleh Dibawa Pulang, Ada Apa?
-
Lari Itu Bukan soal Pace, tapi soal Progress! 4 Mitos Sesat yang Bikin Kamu Takut Mulai Lari
Terpopuler
- 5 Mobil Bekas Punya Sunroof Mulai 30 Jutaan, Gaya Sultan Budget Kos-kosan
- 3 Pilihan Cruiser Ganteng ala Harley-Davidson: Lebih Murah dari Yamaha NMAX, Cocok untuk Pemula
- 5 HP Murah Terbaik dengan Baterai 7000 mAh, Buat Streaming dan Multitasking
- 4 Mobil Bekas 7 Seater Harga 70 Jutaan, Tangguh dan Nyaman untuk Jalan Jauh
- 5 Rekomendasi Mobil Keluarga Bekas Tahan Banjir, Mesin Gagah Bertenaga
Pilihan
-
7 Mobil Sedan Bekas Mulai 15 Jutaan, Performa Legenda untuk Harian
-
Nova Arianto Ungkap Biang Kerok Kekalahan Timnas Indonesia U-17 dari Zambia
-
Tragedi Pilu dari Kendal: Ibu Meninggal, Dua Gadis Bertahan Hidup dalam Kelaparan
-
Menko Airlangga Ungkap Rekor Kenaikan Harga Emas Dunia Karena Ulah Freeport
-
Emas Hari Ini Anjlok! Harganya Turun Drastis di Pegadaian, Antam Masih Kosong
Terkini
-
OTT KPK di Riau! Gubernur dan Kepala Dinas Ditangkap, Siapa Saja Tersangkanya?
-
KPK Sebut OTT di Riau Terkait dengan Korupsi Anggaran Dinas PUPR
-
Polisi Berhasil Tangkap Sindikat Penambangan Ilegal di Taman Nasional Gunung Merapi
-
600 Ribu Penerima Bansos Dipakai Judi Online! Yusril Ungkap Fakta Mencengangkan
-
Pemerintah Segera Putihkan Tunggakan Iuran BPJS Kesehatan, Catat Waktunya!
-
Pengemudi Ojol Jadi Buron Usai Penumpangnya Tewas, Asosiasi Desak Pelaku Serahkan Diri
-
Sempat Kabur Saat Kena OTT, Gubernur Riau Ditangkap KPK di Kafe
-
Targetkan 400 Juta Penumpang Tahun 2025, Dirut Transjakarta: Bismillah Doain
-
Sejarah Terukir di Samarkand: Bahasa Indonesia Disahkan sebagai Bahasa Resmi UNESCO
-
Tolak Gelar Pahlawan Soeharto, Koalisi Sipil Ungkap 9 Dosa Pelanggaran HAM Berat Orde Baru