Suara.com - Australia akan ambil bagian dalam latihan militer skala besar di lepas pantai India bulan depan yang akan mempertemukan kelompok informal "Quad" negara yang khawatir dengan meningkatnya pengaruh China.
Menyadur Al Jazeera, Selasa (20/10/2020) India, Jepang, Amerika Serikat dan Australia akan ambil bagian dalam latihan angkatan laut Malabar bulan November.
Keputusan Australia tersebut merupakan pertama kalinya sejak 2007 dan diperkirakan akan memicu protes dari China.
Menteri Pertahanan Australia Linda Reynolds mengatakan pada Senin malam bahwa latihan militer tersebut untuk menunjukkan dukungannya pada Indo-Pasifik.
"Latihan militer tersebut menunjukkan tekad kolektif kami untuk mendukung Indo-Pasifik yang terbuka dan makmur," ujar Linda Reynolds.
Kementerian Pertahanan India mengatakan latihan angkatan laut akan berlangsung di Laut Arab dan Teluk Benggala, yang telah menjadi hotspot persaingan strategis Indo-China.
Selama beberapa dekade terakhir, China mencoba meningkatkan pengaruhnya secara signifikan di Myanmar, Sri Lanka, Pakistan, dan Bangladesh, yang memicu kekhawatiran pihak New Delhi.
Latihan itu dilakukan pada saat ketegangan diplomatik antara China dan Australia, ketegangan ekonomi antara China dan AS, dan ketegangan militer antara China dan India.
India dan China telah mengerahkan puluhan ribu pasukan ke zona perbatasan di pegunungan Himalaya sejak pertempuran sengit pada bulan Juni di mana 20 tentara India dan sejumlah tentara China tewas.
Baca Juga: Setengah Gugusan Terumbu Karang Terbesar di Dunia Lenyap Sejak 1995
Kelompok informal yang disebut "Quad" telah disebut-sebut sebagai alat untuk melawan pengaruh China, bahkan disebut mini NATO oleh pihak Beijing.
Tetapi pengelompokan tersebut sering kali tersendat di tengah ketidaksepakatan tentang seberapa banyak yang harus dihadapi, dibendung, atau dilibatkan Beijing.
Para menteri luar negeri kelompok tersebut, yang berkumpul di Tokyo bulan lalu, sepakat untuk membentuk "Quad" yang akan menjadi penyeimbang China.
Pada pertemuan itu, Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo meminta sekutu Asia untuk bersatu melawan "eksploitasi, korupsi, dan pemaksaan" China di wilayah tersebut.
Berita Terkait
Terpopuler
- 6 HP 5G Paling Murah di Bawah Rp 4 Juta, Investasi Terbaik untuk Gaming dan Streaming
- Bercak Darah di Pohon Jadi Saksi Bisu, Ini Kronologi Aktor Gary Iskak Tewas dalam Kecelakaan Maut
- 19 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 29 November: Ada Rivaldo, Ribuan Gems, dan Kartu 110-115
- 5 Shio Paling Beruntung Hari Ini Minggu 30 November 2025, Banjir Hoki di Akhir Bulan!
- Tewas Menabrak Pohon, Gary Iskak Diduga Tak Pakai Helm Saat Kecelakaan Tunggal
Pilihan
-
Jeritan Ojol di Uji Coba Malioboro: Jalan Kaki Demi Sesuap Nasi, Motor Terancam Hilang
-
OJK Selidiki Dugaan Mirae Asset Sekuritas Lenyapkan Dana Nasabah Rp71 Miliar
-
Pasaman: Dari Kota Suci ke Zona Rawan Bencana, Apa Kita Sudah Diperingatkan Sejak Lama?
-
Jejak Sunyi Menjaga Tradisi: Napas Panjang Para Perajin Blangkon di Godean Sleman
-
Sambut Ide Pramono, LRT Jakarta Bahas Wacana Penyambungan Rel ke PIK
Terkini
-
Terungkap! Ini Alasan Kejagung Cabut Status Cekal Bos Djarum Victor Hartono di Kasus Pajak
-
Kenapa Korban Banjir Sumatera Begitu Banyak? Kabasarnas Ungkap Fakta Mengejutkan
-
Kisah Hafitar: Bocah 7 Tahun Penakluk KRL dan Kesenjangan Pendidikan
-
Tinjau Banjir Sumatera, Prabowo Bicara Status Bencana hingga Fungsi Pemerintah Jaga Lingkungan
-
Nasib Praperadilan Buron E-KTP Paulus Tannos Ditentukan Besok, KPK Yakin Hakim Tolak Mentah-mentah
-
Ganti Kapolri Bukan Solusi, Pengamat Ungkap 'Penyakit' Polri: Butuh Reformasi Budaya
-
Helikopter Polri Terjunkan Bantuan Logistik untuk Korban Banjir di Sumut
-
Polda Metro Siaga Penuh Amankan Reuni Akbar 212 di Monas, Habib Rizieq Dijadwalkan Hadir
-
Curah Hujan Ekstrem Picu Banjir dan Longsor di Sumatera, BMKG Sebut Siklon Tropis Jadi Ancaman Baru
-
Mendagri Minta Pemda Perkuat Sinergi Hadapi Potensi Bencana dan Momentum Nataru 2025