Suara.com - Koalisi Bersihkan Indonesia dan Fraksi Rakyat Indonesia mengungkapkan, proyek pembangunan ibu kota negara atau IKN baru di Kalimantan Timur tidak melibatkan masyarakat adat yang tinggal di sana. Dengan adanya proyek pembangunan IKN, keberadaan mereka dikhawatirkan akan semakin terpinggirkan oleh masyarakat pendatang.
Juru Bicara Koalisi Bersihkan Indonesia dan Fraksi Rakyat Indonesia, Ahmad Ashov Birry menjelaskan, di Kabupaten Penajam Paser Utara kawasan IKN itu terdapat masyarakat asli, yakni Suku Balik. Mereka tinggal persis di kawasan ring satu proyek IKN.
Namun, komunitas Suku Balik tidak pernah diajak berkomunikasi oleh pemerintah terkait proyek tersebut.
"Kita temukan bahwa mereka tidak diajak konsultasi sama sekali bahwa kampung mereka, tanah mereka akan jadi lahan mega proyek IKN," kata Ahmad dalam diskusi virtual bertajuk Di Balik Mega Proyek Ibu Kota Baru, Selasa (27/10/2020).
Menurut informasi dari situs ibukotauntuksiapa.id, setidaknya saat ini terdapat 150 keluarga Suku Balik yang tinggal di Kelurahan Pemaluan. Dahulu mereka bisa hidup makmur dengan sumber makanan yang berlimpah.
Namun, Suku Balik pernah terpinggirkan karena adanya perusahaan kayu yang masuk ke Kalimantan Timur sekitar tahun 1960. Hal itu menjadi permulaan Suku Balik mulai kesulitan dalam kehidupan dan eksistensinya, bahkan sebagian dari mereka memilih untuk pindah.
Saat ini pun kehidupan mereka kembali terancam dengan adanya proyek IKN. Pasalnya dampak dari pembangunan tersebut tentu harga tanah yang akan naik serta banyaknya penduduk luar Kalimantan Timur yang sudah berminat untuk pindah ke sana.
"Dalam artian penduduk aslinya bisa tersingkir seperti apa yang terjadi di Jakarta dulu," tuturnya.
Baca Juga: Berada di Lahan Konsesi, Proyek Ibu Kota Baru Berpotensi Tukar Guling
Berita Terkait
-
15 Tahanan Kabur dari Polsek Samarinda Kota Akhirnya Tertangkap
-
Pembakaran Mahkota Cenderawasih Picu Kemarahan, Desak Aturan Khusus Meski Menhut Sudah Minta Maaf
-
Ketua DPD RI Apresiasi MK Kabulkan Permohonan JR Terhadap UU Cipta Kerja
-
Satgas Sikat Tambang Ilegal di IKN, Ribuan Hektare Lahan Rusak Dipulihkan
-
Ekosida! Spanduk Protes Warnai Aksi Tolak PSN Papua di Jakarta, Ancam Demo Lebih Besar di Istana
Terpopuler
- 5 Mobil Bekas Punya Sunroof Mulai 30 Jutaan, Gaya Sultan Budget Kos-kosan
- 3 Pilihan Cruiser Ganteng ala Harley-Davidson: Lebih Murah dari Yamaha NMAX, Cocok untuk Pemula
- 5 HP Murah Terbaik dengan Baterai 7000 mAh, Buat Streaming dan Multitasking
- 4 Mobil Bekas 7 Seater Harga 70 Jutaan, Tangguh dan Nyaman untuk Jalan Jauh
- 5 Rekomendasi Mobil Keluarga Bekas Tahan Banjir, Mesin Gagah Bertenaga
Pilihan
-
Tragedi Pilu dari Kendal: Ibu Meninggal, Dua Gadis Bertahan Hidup dalam Kelaparan
-
Menko Airlangga Ungkap Rekor Kenaikan Harga Emas Dunia Karena Ulah Freeport
-
Emas Hari Ini Anjlok! Harganya Turun Drastis di Pegadaian, Antam Masih Kosong
-
Pemilik Tabungan 'Sultan' di Atas Rp5 Miliar Makin Gendut
-
Media Inggris Sebut IKN Bakal Jadi Kota Hantu, Menkeu Purbaya: Tidak Perlu Takut!
Terkini
-
Targetkan 400 Juta Penumpang Tahun 2025, Dirut Transjakarta: Bismillah Doain
-
Sejarah Terukir di Samarkand: Bahasa Indonesia Disahkan sebagai Bahasa Resmi UNESCO
-
Tolak Gelar Pahlawan Soeharto, Koalisi Sipil Ungkap 9 Dosa Pelanggaran HAM Berat Orde Baru
-
Judi Online Lebih Ganas dari Korupsi? Menteri Yusril Beberkan Fakta Mengejutkan
-
Bangunan Hijau Jadi Masa Depan Real Estate Indonesia: Apa Saja Keuntungannya?
-
KPK Tangkap Gubernur Riau, PKB 'Gantung' Status Abdul Wahid: Dipecat atau Dibela?
-
Sandiaga Uno Ajak Masyarakat Atasi Food Waste dengan Cara Sehat dan Bermakna
-
Mensos Gus Ipul Tegaskan: Bansos Tunai Harus Utuh, Tak Ada Potongan atau Biaya Admin!
-
Tenaga Ahli Gubernur Riau Serahkan Diri, KPK Periksa 10 Orang Terkait OTT
-
Stop Impor Pakaian Bekas, Prabowo Perintahkan Menteri UMKM Cari Solusi bagi Pedagang Thrifting